Saudaraku, hari-hari ini kita sedang menghadapi suatu musibah berupa
wabah Virus Corona atau Covid-19, hari demi hari korban sudah berjatuhan
dan ini adalah cobaan kita bersama, dalam menghadapi cobaan ini marilah
kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, bersabar bahwa
semua ini adalah kehendak Allah SWT.
Untuk dapat mengimplementasikan rasa sabar dalam menghadapi musibah ini, maka tulisan sederhana ini semoga mampu menjadi refleksi untuk diri saya sendiri, agar senantiasa bersabar dalam menghadapi musibah wabah Virus Corona atau Covid-19 yang bisa saja menimpa kita semua.
1. Mengenal Sifat Sabar.
Antara sabar dan syukur memiliki keterkaitan satu sama lain sama halnya dengan keterkaitan antara nikmat dan cobaan, dimana manusia dalam menjalani kehidupan di dunia tidak dapat terlepas dari keduanya (nikmat dan cobaan).
Sabar dibagi menjadi tiga macam: pertama, sabar dalam ketaatan kepada Allah. Kedua, sabar dari kemaksiatan. Dan ketiga, sabar ketika mendapat cobaan. Semua itu (ketaatan, kemaksiatan dan cobaan) merupakan gambaran dari separuh kehidupan.
Lawan dari sabar adalah keluh kesah (jaza') yang merupakan perbuatan tercela, atau kufur yang akan membawa kepada kehancuran. Tidak ada pilihan bagi seorang muslim dalam menjalani kehidupan ini kecuali harus bersabar. Oleh karena itu, hal yang tak dapat dipisahkan dari sifat sabar adalah taslim (berserah diri) dan ridha kepada takdir (qadha) yang telah ditentukan Allah.
Bentuk sabar terbagi menjadi dua, yaitu sabar yang berkaitan dengan tubuh atau jasad dan sabar yang berkaitan dengan ruhani atau ruh. Sabar yang berkaitan dengan tubuh yaitu menanggung beban yang berat dengan anggota tubuh, sedangkan sabar yang berkaitan dengan ruhani atau ruh adalah dalam menghadapi keinginan syahwat dan hawa nafsu, yang kedua ini merupakan kesabaran yang paling sempurna.
✓ Sabar dalam menghadapi syahwat perut dan kemaluan disebut dengan iffah (menjaga diri).
✓ Sabar dalam menghadapi musibah disebut dengan shabr (sabar), dan lawan dari itu disebut jaza' dan hala' (keluh kesah), yaitu melampiaskan keinginan hawa nafsu dengan berteriak, memukul muka dan merobek baju.
✓ Sabar dalam menghadapi kelapangan rezeki disebut dengan dhabt an-nafs (mengendalikan diri), lawannya adalah bathar (sombong).
✓ Sabar dalam peperangan disebut dengan syu-ja'ah (keberanian), lawannya adalah jubn (pengecut).
✓ Sabar ketika marah disebut dengan hilm (kasih sayang), lawannya adalah tadzammur (menggerutu).
✓ Sabar dalam menghadapi problema kehidupan disebut dengan si'at as-shadr (lapang dada), lawannya dhajr, tabarrum dan dhiiq as-shadr (sempit hati).
✓ Sabar dalam menyimpan omongan orang lain disebut dengan kitman as-sir (menjaga rahasia), orangnya disebut katuum (pemegang rahasia).
✓ Sabar dalam mengatur kelebihan rezeki disebut dengan zuhud, lawannya hirsh (tamak).
✓ Sabar ketika memperoleh rezeki yang sedikit disebut dengan qona'ah (puas hati)
Masih banyak lagi akhlak-akhlak yang merupakan cabang iman yang berkaitan dengan sifat sabar.
2. Pembagian Sabar dari Segi Kualitas.
Didalam menjalani setiap aktivitas kehidupan, kita selalu mendapatkan dorongan atau motivasi baik motivasi bersifat positif (agama) atau negatif (hawa nafsu), dalam impelentasinya terbagi menjadi tiga keadaan:
1. Motivasi yang positif mengalahkan motivasi negatif (hawa nafsu), hal ini menjadikan seseorang akan konsisten dalam sifat sabarnya. Maka ia akan memperoleh apa yang dikatakan dalam untaian hikmah, "Barang siapa yang bersabar dia akan beruntung." Orang yang telah sampai kepada tingkatan ini sangat sedikit diantaranya para shiddiqun (orang yang memiliki keimanan yang benar) dan muqarrabun (orang yang sudah dekat dengan Allah)
Orang yang meneguhkan (istiqomah) didalam menundukkan hawa nafsu dalam diri mereka akan konsisten berjalan pada jalan yang lurus dan benar, serta hati mereka merasa tenang dengan keimanannya kepada Allah. Merekalah yang akan disambut oleh Allah, "Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha' lagi diridhai-Nya." (Qs. Al-Fajr: 27-28).
2. Motivasi negatif mengalahkan motivasi positif, sehingga hatinya dikuasai oleh tentara-tentara setan dan tidak ada keinginan untuk melawannya (mujahaddah). Mereka adalah orang-orang yang lali (ghafilin) dan orang yang seperti ini cukup banyak. Mereka adalah orang yang lebih mengedepankan syahwatnya daripada pikiran sehatnya, mereka adalah orang yang hatinya telah dipenuhi kecintaan kepada musuh-musuh Allah, sedangkan hati merupakan rahasia Allah tempat bersemayamnya hidayah dari-Nya.
3. Antara motivasi negatif dan positif seimbang, terkadang motivasi positif mengalahkan motivasi negatif dan terkadang sebaliknya. Mereka dikategorikan mujahid (orang yang melakukan mujahadah melawan hawa nafsu) tetapi bukan golongan orang-orang yang beruntung.
Mereka digambarkan dalam Al Qur'an sebagai, "Dan (ada pula) orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampur baurkan pekerjaan yang baik dengan pekerjaan lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha penyayang." (QS. At-Taubah:102)
Dalam menjalani kehidupan di dunia ini, seseorang tidak akan pernah lepas dari dua hal: pertama, mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Kedua mendapatkan sesuatu yang tidak diinginkan atau disenangi.
Fenomena yang sedang kita hadapi saat ini yaitu merebaknya wabah virus Corona atau Covid-19 merupakan sesuatu yang tidak kita inginkan. Namun, kita tetap harus memiliki motivasi yang positif sehingga kita bisa memperoleh apa yang dikatakan dalam untaian hikmah:
"Barang siapa yang bersabar dia akan beruntung."
"Dan bersabarlah sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
(QS. al-Anfal: 46)
Semoga kita semua senantiasa dalam lindungan Allah SWT dan sabar dalam menghadapi setiap ujian kehidupan. Aamiin.
Untuk dapat mengimplementasikan rasa sabar dalam menghadapi musibah ini, maka tulisan sederhana ini semoga mampu menjadi refleksi untuk diri saya sendiri, agar senantiasa bersabar dalam menghadapi musibah wabah Virus Corona atau Covid-19 yang bisa saja menimpa kita semua.
1. Mengenal Sifat Sabar.
Antara sabar dan syukur memiliki keterkaitan satu sama lain sama halnya dengan keterkaitan antara nikmat dan cobaan, dimana manusia dalam menjalani kehidupan di dunia tidak dapat terlepas dari keduanya (nikmat dan cobaan).
Sabar dibagi menjadi tiga macam: pertama, sabar dalam ketaatan kepada Allah. Kedua, sabar dari kemaksiatan. Dan ketiga, sabar ketika mendapat cobaan. Semua itu (ketaatan, kemaksiatan dan cobaan) merupakan gambaran dari separuh kehidupan.
Lawan dari sabar adalah keluh kesah (jaza') yang merupakan perbuatan tercela, atau kufur yang akan membawa kepada kehancuran. Tidak ada pilihan bagi seorang muslim dalam menjalani kehidupan ini kecuali harus bersabar. Oleh karena itu, hal yang tak dapat dipisahkan dari sifat sabar adalah taslim (berserah diri) dan ridha kepada takdir (qadha) yang telah ditentukan Allah.
Bentuk sabar terbagi menjadi dua, yaitu sabar yang berkaitan dengan tubuh atau jasad dan sabar yang berkaitan dengan ruhani atau ruh. Sabar yang berkaitan dengan tubuh yaitu menanggung beban yang berat dengan anggota tubuh, sedangkan sabar yang berkaitan dengan ruhani atau ruh adalah dalam menghadapi keinginan syahwat dan hawa nafsu, yang kedua ini merupakan kesabaran yang paling sempurna.
✓ Sabar dalam menghadapi syahwat perut dan kemaluan disebut dengan iffah (menjaga diri).
✓ Sabar dalam menghadapi musibah disebut dengan shabr (sabar), dan lawan dari itu disebut jaza' dan hala' (keluh kesah), yaitu melampiaskan keinginan hawa nafsu dengan berteriak, memukul muka dan merobek baju.
✓ Sabar dalam menghadapi kelapangan rezeki disebut dengan dhabt an-nafs (mengendalikan diri), lawannya adalah bathar (sombong).
✓ Sabar dalam peperangan disebut dengan syu-ja'ah (keberanian), lawannya adalah jubn (pengecut).
✓ Sabar ketika marah disebut dengan hilm (kasih sayang), lawannya adalah tadzammur (menggerutu).
✓ Sabar dalam menghadapi problema kehidupan disebut dengan si'at as-shadr (lapang dada), lawannya dhajr, tabarrum dan dhiiq as-shadr (sempit hati).
✓ Sabar dalam menyimpan omongan orang lain disebut dengan kitman as-sir (menjaga rahasia), orangnya disebut katuum (pemegang rahasia).
✓ Sabar dalam mengatur kelebihan rezeki disebut dengan zuhud, lawannya hirsh (tamak).
✓ Sabar ketika memperoleh rezeki yang sedikit disebut dengan qona'ah (puas hati)
Masih banyak lagi akhlak-akhlak yang merupakan cabang iman yang berkaitan dengan sifat sabar.
2. Pembagian Sabar dari Segi Kualitas.
Didalam menjalani setiap aktivitas kehidupan, kita selalu mendapatkan dorongan atau motivasi baik motivasi bersifat positif (agama) atau negatif (hawa nafsu), dalam impelentasinya terbagi menjadi tiga keadaan:
1. Motivasi yang positif mengalahkan motivasi negatif (hawa nafsu), hal ini menjadikan seseorang akan konsisten dalam sifat sabarnya. Maka ia akan memperoleh apa yang dikatakan dalam untaian hikmah, "Barang siapa yang bersabar dia akan beruntung." Orang yang telah sampai kepada tingkatan ini sangat sedikit diantaranya para shiddiqun (orang yang memiliki keimanan yang benar) dan muqarrabun (orang yang sudah dekat dengan Allah)
Orang yang meneguhkan (istiqomah) didalam menundukkan hawa nafsu dalam diri mereka akan konsisten berjalan pada jalan yang lurus dan benar, serta hati mereka merasa tenang dengan keimanannya kepada Allah. Merekalah yang akan disambut oleh Allah, "Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha' lagi diridhai-Nya." (Qs. Al-Fajr: 27-28).
2. Motivasi negatif mengalahkan motivasi positif, sehingga hatinya dikuasai oleh tentara-tentara setan dan tidak ada keinginan untuk melawannya (mujahaddah). Mereka adalah orang-orang yang lali (ghafilin) dan orang yang seperti ini cukup banyak. Mereka adalah orang yang lebih mengedepankan syahwatnya daripada pikiran sehatnya, mereka adalah orang yang hatinya telah dipenuhi kecintaan kepada musuh-musuh Allah, sedangkan hati merupakan rahasia Allah tempat bersemayamnya hidayah dari-Nya.
3. Antara motivasi negatif dan positif seimbang, terkadang motivasi positif mengalahkan motivasi negatif dan terkadang sebaliknya. Mereka dikategorikan mujahid (orang yang melakukan mujahadah melawan hawa nafsu) tetapi bukan golongan orang-orang yang beruntung.
Mereka digambarkan dalam Al Qur'an sebagai, "Dan (ada pula) orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampur baurkan pekerjaan yang baik dengan pekerjaan lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha penyayang." (QS. At-Taubah:102)
Dalam menjalani kehidupan di dunia ini, seseorang tidak akan pernah lepas dari dua hal: pertama, mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Kedua mendapatkan sesuatu yang tidak diinginkan atau disenangi.
Fenomena yang sedang kita hadapi saat ini yaitu merebaknya wabah virus Corona atau Covid-19 merupakan sesuatu yang tidak kita inginkan. Namun, kita tetap harus memiliki motivasi yang positif sehingga kita bisa memperoleh apa yang dikatakan dalam untaian hikmah:
"Barang siapa yang bersabar dia akan beruntung."
"Dan bersabarlah sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
(QS. al-Anfal: 46)
Semoga kita semua senantiasa dalam lindungan Allah SWT dan sabar dalam menghadapi setiap ujian kehidupan. Aamiin.
0 comments:
Post a Comment