JAKARTA - Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi,
mendorong sistem multilateral untuk memperkuat tata kelola kesehatan
global, salah satunya melalui dukungan penuh kepada Organisasi Kesehatan
Dunia (World Health Organization/WHO) dalam menghadapi wabah Covid-19.
"Pada masa kritis menghadapi pandemi Covid-19 ini, saya meminta
seluruh negara untuk tetap mendukung WHO melalui sistem
multilateralisme,” kata Menlu Retno saat memberikan pernyataan pada
Pertemuan Tingkat Menteri Kelompok Alliance for Multilateralism (AoM),
Kamis (16/4), yang berlangsung melalui konferensi video, seperti
disampaikan keterangan tertulis Kemlu RI, Jumat (17/4).
AoM merupakan merupakan forum negara-negara yang bersifat lepas untuk
meningkatkan kerja sama untuk mengatasi berbagai permasalahan global.
Dalam pertemuan virtual AoM yang diikuti 30 negara dan diprakarsai
oleh Jerman untuk membahas pandemi Covid-19, Menlu RI menyampaikan dua
poin utama yang dapat dilakukan negara untuk merespons krisis
kemanusiaan yang terjadi, serta memperkuat upaya kerja sama
internasional selama pandemi berlangsung.
Pertama, dalam menghadapi pandemi Covid-19 tidak ada opsi lain bagi
masyarakat internasional selain memanfaatkan WHO sebagai wadah kerja
sama bagi seluruh negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Kedua, Menlu RI menegaskan pentingnya masyarakat internasional untuk
menjamin agar sistem multilateral dapat memenuhi kebutuhan mendesak
masyarakat luas, yaitu persediaan alat medis yang esensial, alat
perlindungan diri, obat, dan vaksin.
“Untuk itu, sistem multilateral harus dapat bersifat lebih fleksibel
terhadap isu terkait hak paten dan hak kekayaan intelektual dalam
memproduksi alat medis, obat, dan vaksin kepada negara ketiga," tutur
Retno.
Deklarasi AoM
Selain itu, Menlu Retno juga menekankan bahwa sistem multilateral
harus dapat memfasilitasi pergerakan dan alur barang agar dapat terus
menopang perdagangan dan rantai pasokan global.
Pertemuan virtual AoM ini menghasilkan deklarasi berjudul “We need strong global cooperation and solidarity to fight Covid-19".
Deklarasi itu memuat berbagai elemen terkait tantangan kesehatan,
ekonomi, finansial, dan pencegahan pandemi Covid-19, termasuk dimensi
disinformasi yang kerap kali meningkatkan risiko penyebaran penyakit dan
berpotensi menghambat respons kesehatan global yang efektif dan
efisien.
0 comments:
Post a Comment