Dalam upaya menangani wabah virus Corona yang semakin meluas, pemerintah menganjurkan masyarakat untuk menerapkan social distancing atau pembatasan sosial. Mari kenali apa itu social distancing dan cara melakukannya.
Penyakit COVID-19
yang disebabkan coronavirus jenis baru semakin menjadi-jadi. Menurut
data terakhir yang dipublikasikan oleh Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, pada hari Jumat, 20 Maret 2020 sudah lebih dari 350 orang
yang positif terinfeksi virus Corona di Indonesia.
Ada
17 pasien yang berhasil sembuh, namun 32 di antaranya tak
terselamatkan. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara
yang terjangkit virus Corona dengan persentase kematian tertinggi.
Memburuknya wabah virus Corona mengharuskan pemerintah mengambil
sikap. Baru-baru ini, presiden Republik Indonesia, Joko Widodo,
menyarankan setiap individu untuk menerapkan social distancing guna menghadapi pandemi COVID-19. Lalu, apa yang dimaksud social distancing?
Apa Itu Social Distancing?
Social distancing merupakan salah satu langkah pencegahan
dan pengendalian infeksi virus Corona dengan menganjurkan orang sehat
untuk membatasi kunjungan ke tempat ramai dan kontak langsung dengan
orang lain. Kini, istilah social distancing sudah diganti dengan physical distancing oleh pemerintah.
Ketika menerapkan social distancing, seseorang tidak
diperkenankan untuk berjabat tangan serta menjaga jarak setidaknya 1
meter saat berinteraksi dengan orang lain, terutama dengan orang yang
sedang sakit atau berisiko tinggi menderita COVID-19.
Selain itu, ada beberapa contoh penerapan social distancing yang umum dilakukan, yaitu:
- Bekerja dari rumah (work from home)
- Belajar di rumah secara online bagi siswa sekolah dan mahasiswa
- Menunda pertemuan atau acara yang dihadiri orang banyak, seperti konferensi, seminar, dan rapat, atau melakukannya secara online lewat konferensi video atau teleconference
- Tidak mengunjungi orang yang sedang sakit, melainkan cukup melalui telepon atau video call
Social Distancing Berbeda dengan Self-Quarantine dan Self-Isolation
Selain social distancing, ada pula istilah lain yang berkaitan dengan upaya pencegahan infeksi COVID-19, yaitu self-quarantine dan self-isolation. Berikut adalah penjelasannya:
Self-quarantine
Self-quarantine ditujukan kepada orang yang berisiko tinggi
terinfeksi virus Corona, misalnya pernah kontak dengan penderita
COVID-19, tetapi belum menunjukkan gejala.
Orang yang menjalani self-quarantine harus mengarantinakan diri sendiri dengan tetap berada di rumah selama 14 hari.
Dalam masa ini, orang yang menjalani self-quarantine diminta
untuk tidak menerima tamu, tidak berbagi penggunaan alat makan dan
alat-alat pribadi dengan orang lain, menjaga jarak setidaknya 1 meter
dengan orang yang tinggal serumah, mengenakan masker saat berinteraksi
dengan orang lain, serta selalu menjaga kebersihan diri dan sering
mencuci tangan.
Self-isolation
Self-isolation diberlakukan pada orang yang sudah terbukti positif menderita penyakit COVID-19. Biasanya, self-isolation merupakan upaya penanganan alternatif ketika rumah sakit tidak mampu lagi menampung pasien COVID-19. Menerapkan self-isolation tidak bisa sembarangan dan harus dengan arahan dokter.
Dalam prosesnya, penderita COVID-19 harus mengisolasi dirinya sendiri
di ruangan atau kamar khusus di rumah dan tidak diperkenankan keluar
agar tidak menularkan virus Corona kepada orang lain.
Siapa pun yang ingin berinteraksi langsung dengan penderita hanya
diperkenankan selama 15 menit dan harus mengenakan masker atau alat
pelindung diri, serta menjaga jarak sejauh 1 meter.
Barang yang digunakan penderita, mulai dari sikat gigi hingga tempat
makan, harus dibedakan dengan barang yang digunakan oleh orang lain yang
tinggal serumah dengannya. Penderita pun wajib untuk selalu mengenakan masker, terutama saat berinteraksi dengan orang lain.
Persiapan untuk Melakukan Social Distancing
Ada beberapa hal yang perlu Anda persiapkan sebelum menjalani social distancing atau pembatasan sosial, yaitu:
1. Merencanakan kegiatan
Anda mungkin sudah terbiasa beraktivitas, misalnya belanja, tanpa
perlu khawatir ramai atau tidaknya tempat yang Anda kunjungi. Namun, di
masa pembatasan sosial ini, hal tersebut harus direncanakan ulang.
Pasalnya, berkunjung ke tempat ramai akan meningkatkan risiko Anda
terjangkit virus Corona.
Jika Anda memang harus datang ke tempat umum, pilihlah waktu
berkunjung di luar jam sibuk. Misalnya, ketika Anda ingin membeli
kebutuhan rumah di pusat perbelanjaan, datanglah di siang hari pada hari
biasa dan bukan di akhir pekan.
2. Menyediakan obat-obatan yang diperlukan
Jika Anda menderita penyakit tertentu dan sedang menjalani
pengobatan, pastikan Anda memiliki persediaan obat yang biasa Anda
gunakan. Bila perlu, pasok obat-obatan lain juga, misalnya paracetamol
untuk meredakan nyeri dan demam. Hal ini perlu dilakukan agar Anda tidak
perlu pergi ke rumah sakit atau ke apotik jika obat tersebut habis.
3. Memenuhi kebutuhan harian
Persiapkan stok makanan, sabun, disinfektan, dan kebutuhan sehari-hari lainnya dalam jumlah yang secukupnya. Hindari punic buying atau membeli barang secara berlebihan. Jika Anda dan anggota keluarga Anda sehat, tidak perlu menyiapkan stok masker.
Saat membeli makanan, pilih dan konsumsilah makanan bergizi seimbang
yang dapat memperkuat daya tahan tubuh, seperti buah-buahan dan
sayuran, kemudian simpan makanan yang sudah Anda beli di dalam wadah
yang bersih dan letakkan di kulkas.
4. Mempersiapkan akses internet
Selama social distancing, internet merupakan salah satu
penghubung Anda ke dunia luar. Oleh karena itu, penting bagi Anda
menyiapakan akses internet dengan jaringan yang luas dan memiliki
kecepatan stabil saat akan menjalani pembatasan sosial.
Dengan akses internet yang berkualitas, Anda yang harus belajar atau
bekerja di rumah bisa tetap terus produktif. Anda pun dapat dengan
cepatnya update perkembangan situasi wabah yang sedang terjadi, lalu membagikannya ke orang-orang yang Anda kasihi.
Berselancar di dunia maya untuk menghibur diri ketika dilanda
kebosanan, juga lebih mudah dilakukan apabila akses internet yang Anda
miliki terjaga kecepatannya. Pada intinya, akses internet akan membantu
Anda menuntaskan tanggung jawab dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Social distancing mungkin akan menyebabkan aktivitas Anda
terganggu. Namun, cara ini cukup efektif untuk mencegah penyebaran virus
Corona yang kini sedang mewabah.
Jika Anda berisiko tinggi tertular virus Corona dan mengalami demam
yang disertai gejala pernapasan, seperti batuk, pilek, sakit
tenggorokan, dan sesak napas, segeralah temui dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Untuk mengetahui seberapa besar kemungkinan Anda telah terinfeksi virus corona, cobalah fitur cek risiko virus Corona yang disediakan secara gratis oleh Alodokter. Bila masih ragu, Anda bisa chat
langsung dengan dokter di aplikasi Alodokter, sekaligus membuat janji
konsultasi dengan dokter di rumah sakit bila memang diperlukan.
Kesadaran Anda dalam menjaga kebersihan dan menjalankan upaya
pencegahan virus Corona memiliki peran yang sangat besar dalam mengatasi
wabah COVID-19. Mulailah menerapkan social distancing dari sekarang demi melindungi diri Anda, keluarga, dan orang lain.
0 comments:
Post a Comment