JAKARTA – Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia tidak sendiri
menghadapi wabah korona jenis baru atau Covid-19. Untuk itu, Presiden
meminta warga tetap sabar dan optimistis serta mematuhi berbagai
anjuran agar tetap disiplin di rumah, menjaga jarak dalam berinteraksi
dengan orang lain, menghindari kerumunan, rajin mencuci tangan, dan
memakai masker saat keluar rumah.
Jokowi meyakini jika anjuran itu dilakukan dengan disiplin maka
situasi akan segera kembali normal. “Ketika kedisiplinan kuat itu kita
lakukan, insya Allah kita akan kembali pada situasi dan kondisi normal
dan dapat bertemu saudara, teman, kerabat, dan tetangga dalam situasi
yang normal, tapi untuk saat ini marilah kita tetap berada di rumah
saja,” katanya melalui video, Jumat (10/4).
Diketahui, Covid-19 telah menginfeksi 34 provinsi di Indonesia
setelah Gorontalo mencatat satu kasus sehigga total kasus positif
sebanyak 3.512 kasus per Jumat, 10 April 2020. Kemudian, sebanyak 282
pasien sembuh dan 306 orang meninggal dunia.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto,
mengatakan DKI Jakarta masih menjadi episentrum wabah di Indonesia
dengan catatan kasus sekitar 50 persen dari jumlah nasional, yakni
sebanyak 1.753 kasus infeksi dan 154 kasus kematian.
“Dalam kurun waktu 24 jam, dilaporkan sebanyak 47 orang terinfeksi
dan 12 pasien meninggal dunia di Jakarta, mengingat angkanya per hari
kemarin masing-masing 1.706 kasus positif Covid-19 dan 142 kasus
kematian,” katanya.
Yurianto menyatakan masa inkubasi Covid-19 di Indonesia diperkirakan
antara lima hingga enam hari. Artinya, gejala-gejala Covid-19 mulai
muncul di hari ke lima atau enam setelah terinfeksi virus korona.
“Covid-19 ini memiliki masa inkubasi yang terlama secara ilmiah yaitu
14 hari. Namun, data yang kita miliki bahwa rata-rata inkubasi yang
terjadi di negara kita adalah di kisaran 5–6 hari,” katanya.
Yurianto mengatakan dengan adanya penambahan kasus positif tiap hari, artinya physical distancing belum berjalan dengan baik.
“Kita sudah memiliki kesepakatan sebagai bagian dari upaya menghentikan penyebaran ini, di antaranya melaksanakan physical distancing, mengatur jarak. Artinya, kegiatan physical distancing yang diwujudkan dengan tetap di rumah, bekerja dari rumah, belajar di rumah, dan beribadah di rumah,” ucap Yurianto.
Senin Mulai Tegas
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan,
mengatakan pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hari
pertama berjalan baik yang terlihat dari jalan-jalan yang sepi dari
kendaraan.
Anies juga memastikan pembagian kebutuhan pokok sebagai kompensasi
dari penerapan PSBB untuk masyarakat prasejahtera juga berjalan dengan
baik. “Pembagian kebutuhan pokok untuk masyarakat prasejahtera juga
berjalan dengan baik,” katanya.
Sedangkan Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Sambodo Purnomo
Yuga, mengatakan aparat Polda Metro Jaya mulai Senin (13/4) secara
efektif akan menindak secara tegas masyarakat yang melanggar ketentuan
PSBB.
Sambodo menjelaskan aturan dalam PSBB tersebut di antaranya mengatur
pembatasan jumlah penumpang dalam kendaraan pribadi dan pembatasan
penumpang angkutan umum hanya 50 persen. Kemudian, jarak antara
penumpang juga harus mengacu physical distancing.
Pengendara kendaraan pribadi seperti mobil walau hanya berdua orang
tetap harus menerapkan pembatasan fisik. Penumpang harus duduk di
belakang, sedangkan pengemudi tetap di depan sendirian. “Kemudian juga
kewajiban menggunakan masker dan sarung tangan bagi pengendara sepeda
motor,” kata Sambodo.
Untuk memudahkan pemantauan dan pengawasan penerapan PSBB, Dit lantas Polda Metro Jaya membangun 33 titik pemeriksaan atau check point di seluruh wilayah DKI Jakarta Selatan.
Titik pemeriksaan tersebut dibangun di pintu-pintu masuk DKI Jakarta,
seperti stasiun kereta api, terminal, dan gerbang-gerbang tol. “Intinya
adalah untuk memastikan warga DKI Jakarta mematuhi aturan-aturan di
dalam PSBB tersebut,” kata Sambodo. n
0 comments:
Post a Comment