Jakarta - Pemerintah daerah diminta
untuk secepatnya mengirimkan data penerima Bantuan Sosial Tunai (BST)
karena saat ini Kementerian Sosial baru menerima 7,8 juta Kepala
Keluarga (KK) dari target sembilan juta KK.
Diutarakan oleh Menteri Sosial Juliari P Batubara, Jumat (8/5/2020),
pemerintah terus mendorong pemerintah daerah untuk segera melaporkan
data penerima bansos tunai tersebut.
"Dari target sembilan juta KK, hari ini kami belum mendapat 100
persen. Data baru yang kami terima ada 7,8 juta KK. Masih ada daerah
yang belum mengirimkan data. Kami sudah minta untuk dikirim
kekurangannya yang 1,2 juta KK," kata Mensos melalui keterangan tertulis
yang diterima di Jakarta, Jumat.
Kelengkapan data tersebut terkait dengan upaya mengejar tenggat
distribusi bansos tunai sebelum Hari Raya Idul Fitri, sesuai dengan
perintah Presiden Joko Widodo.
"Perintah Presiden agar penyaluran bansos tunai dan sembako selesai sebelum Idul Fitri," katanya.
Lebih lanjut Mensos mengatakan, terkait data penerima bansos, tidak
bisa dilepaskan dari peran daerah. Salah satu alasannya karena daerah
yang paling memahami kondisi warganya yang terdampak pandemi Covid-19. Kemensos sudah memberikan keleluasaan kepada daerah untuk memenuhi kebutuhan data.
Sebelum distribusi bantuan dilakukan, Mensos sudah menggelar
pertemuan melalui video konferensi dengan pimpinan daerah, baik itu
gubernur, wali kota, dan juga bupati secara maraton selama dua hari.
Melalui komunikasi tersebut, Kemensos pada intinya memberikan
keleluasaan kepada pemda untuk mengusulkan penerima bantuan sosial.
Pemda dipersilakan menyalurkan bansos kepada penerima di luar Data
Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang dikelola Kementerian Sosial.
"Jadi sebenarnya prosedurnya tidak sulit. Tidak benar kalau dikatakan
prosesnya njllimet (rumit). Kami tidak 'mengunci' daftar penerima
bansos hanya dari DTKS kami. Karena kami memahami yang menjadi kebutuhan
daerah," kata Mensos.
Kemensos sudah memberikan kemudahan kepada kepala daerah untuk
menggunakan data warga miskin dari DTKS yang belum mendapatkan bantuan
baik dari Desil 2, Desil 3, Desil 4 dan non desil.
"DTKS kami hanya jadi referensi. Tidak harus menjadikan DTKS sebagai
satu-satunya data untuk penerima bansos tunai. Kami berharap pemkab dan
pemkot datanya akurat sehingga bansos tepat sasaran," kata dia.
Mensos menyatakan, penyaluran bansos tunai senilai Rp 600.000 sudah
menjangkau 1,8 juta KK melalui Kantor Pos dan distribusi melalui
Bank-Bank Himbara dengan mekanisme transfer sebesar 785.000 KK. Sehingga
total distribusi BST ditargetkan 2,6 juta KK pada 9 Mei 2020.
0 comments:
Post a Comment