![]() |
| Staf Khusus Menteri Dalam Negeri, Kastorius Sinaga. |
JAKARTA - Staf Khusus Menteri Dalam Negeri, Kastorius Sinaga,
mengatakan ada dua indikator sukses pemilihan kepala daerah (Pilkada)
serentak 2020. Dua indikator ini berdasarkan rangkuman diskusi dengan
berbagai pihak dan mengacu pada pengalaman negara-negara yang berhasil
melaksanakan pemilu di tengah pandemi Covid-19.
“Indikator pertama adalah antusiasme masyarakat untuk memberikan
suara yang ditunjukkan oleh partisipasi pemilih yang meningkat.
Sedangkan indikator kedua adalah terlaksananya Pilkada dengan aman
Covid-19 dalam arti penyelenggaraan Pilkada tidak menjadi pemicu
merebaknya wabah Covid-19," kata Kastorius Sinaga, di Jakarta, Kamis
(18/6).
Menurut Kastorius, indikator sukses tersebut merupakan rangkuman dari
berbagai pendapat yang dihimpun oleh pemerintah dan para stakeholder
dalam rentang waktu lima bulan terakhir dalam rangka mempersiapkan
penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020. Indikator itu juga merupakan
hasil pengkajian atas pengalaman beberapa negara yang melaksanakan
Pilkada di masa pandemi Covid-19-19, khususnya Korea Selatan.
"Dalam lima bulan terakhir, berbagai rapat dan di Kemendagri, untuk
membicarakan, kemudian memutuskan, memilih skenario optimistis untuk
melanjutkan tahapan Pilkada serentak yang akan diadakan pada bulan
Desember," kata Kastorius.
Ia menekankan, penyelenggaraan Pilkada serentak 2020 dengan
partisipasi masyarakat yang tinggi dengan dibarengi protokol kesehatan
yang ketat sehingga tidak memicu penularan Covid-19, akan menjadi
reputasi yang baik bagi bangsa Indonesia di mata dunia. Oleh karena itu,
Kemendagri akan mengerahkan seluruh sumber daya untuk mensukseskan
Pilkada serentak 2020 bersama dengan elemen-elemen pemangku kepentingan
lainnya.
"Minggu lalu kami mengadakan webinar dengan PB Ikatan Dokter
Indonesia (IDI), dan memyampaikan pegalaman ini. Pihak IDI mengatakan
siap mendukung. Bukan hanya pasif tetapi juga ikut dalam supervisi dan
mentoring ketika protokol kesehatan itu diterapkan. Harapan kami rumah
sakit yang tergabung dalam Asosiasi Rumah Sakit Daerah Seluruh Indonesia
(Arsada) dan Perhimpunan Rumah Sakit seluruh Indonesia (Persi) juga
akan bergerak dalam arah yang sama. Rumah sakit memiliki peran vital
dan unik dalam pilkada ini," kata Kastorius.
Kastorius menambah, Pilkada serentak 2020 menjadi unik karena adanya
keharusan penerapan protokol kesehatan dengan disiplin yang tinggi. Hal
itu telah dirumuskan secara detail oleh seluruh elemen yang turut pada
proses penyelengaraan yang pada akhirnya diputuskan oleh KPU.
Dalam kaitan ini, kata Kastorius, keterlibatan nara sumber yang
kredibel untuk berbicara tentang kesehatan, yang dimotori oleh para
dokter dan rumah sakit, sangat diperlukan.
Ia mengatakan peran para profesional kesehatan dan rumah sakit dapat
membantu masyarakat memperoleh keyakinan bahwa penyelenggaraan Pilkada
yang dipersiapkan secara matang akan dapat terlaksana dengan aman,
dengan perlindungan dan pencegahan yang tepat terhadap risiko tertular
Covid-19.







0 comments:
Post a Comment