TANGERANG TIGARAKSA-Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar memastikan akan menyiapkan 10
ribu rapid test gratis untuk para santri di Kabupaten Tangerang.
Dukungan itu disampaikan saat mensimulasikan penerapan protokol
kesehatan Covid-19 di Pondok Pesantren (Ponpes) Tarbiyatul Mubdtadiin,
Desa Pasir Nangka, Kecamatan Tigaraksa, Rabu (8/7). Hasil simulasi ini
juga akan disosialisasikan dan menjadi rujukan bagi pesantren lainnya.
“Jadi pada saat mau pembukaan pesantren, koordinasi dengan kita
(Pemerintah Kabupaten Tangerang), kita siapkan, ada berapa santrinya,
nanti kita siapkan semua peralatan rapid tes dan tim medisnya,” ungkap
Zaki, yang disambut rasa syukur warga pondok pesantren.
Perlu diketahui, bahwa biaya rapid tes cukup mahal di sejumlah
fasilitas kesehatan. Langkah Bupati Zaki inipun menjadi kebijakan yang
pro terhadap keberlangsungan kegiatan belajar mengajar di pesanten.
Bahkan, Zaki akan mempertimbangkan untuk memfasilitasi rapid tes bagi
seluruh warga pesantren, termasuk ustadznya. Artinya, tidak hanya para
santri saja.
“Seluruh pondok tadi (boleh buka), dengan (harus membuat surat)
pernyataan orang tua wali murid, santri dan juga pernyataan dari Ponpes,
untuk benar-benar mengikuti (protokol kesehatan). Jadi apabila
ditemukan ada (santri) yang reaktif, maka kita akan mengisolasi
santri-santri yang mungkin diduga reaktif atau positif nantinya,”
jelasnya.
Saat proses simulasi di Ponpes Tarbiyatul Mubdtadiin (Tarmub), Bupati
Zaki didampingi Asda 1 Bidang Pemerintahan dan Kesra Hery Heryanto,
Kepala Badan Penangulangan Bencana Daerah Bambang Sapti, Kepala Dinas
Pendidikan Syaifullah, Kepala Dinas Sosial Ujat Sudrajat, Kepala Dinas
Kominfo Tini Wartini, serta Camat Tigaraksa Rahyuni.
Bupati tampak antuias memantau langsung bersama Mudir Ponpes Tarmub
KH. Ues Nawawi. Penerapan protokol kesehatan pesantren dimulai dari
santri masuk ke pesantren, hingga mengecek suhu tubuh, surat-surat
kelengkapan, hasil rapid tes, serta peralatan makan dan mandi yang akan
digunakan santriwan dan satriwati.
“Ahamdulilah, hari ini Pemkab Tangerang bekerjasama dengan MUI
Kabupaten Tangerang dan Ponpes Tarmub, melakukan simulasi untuk
pengoperasionalan Ponpes di Kabupaten Tangerang. Hasil kajian dan
simulasi nanti akan kami bawa sebagai bahan diskusi ke Pak Gubernur dan
Kemenag Provinsi Banten, untuk dijadikan pertimbangan apabila bisa mulai
dibuka Ponpes di wilayah Kabupaten Tangerang,” tegasnya.
Zaki mengungkapkan, protokol kesehatan ini merupakan upaya untuk
melindungi para santri dan ustadz, hingga pengajar di pesantren,
termasuk pengurus yayasan dalam melakukan aktifitas di pesantren.
Menurutnya, semua ini merupakan jihad dalam memutus mata rantai
penyebaran virus corona, dalam proses belajar mengajar di Ponpes.
“Juga hasil simulasi ini akan disosialisasikan kepada seluruh Ponpes
yang ada di wilayah Kabupaten Tangerang, untuk mereka menerapkan
protokol Covid-19, yang berlaku pada saat ini,” tandasnya.
Asda 1 Bidang Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Tangerang, Hery
Heryanto menambahkan, untuk rapid tes santri dan pengajar Ponpes, Pemkab
Tangerang akan siapkan 10 ribu rapid tes. “Kita siapkan 10 ribu rapid
tes untuk santri Ponpes. Rapid tesnya gratis untuk santri yang akan
masuk Ponpes,” imbuh Hery saat mendampingi upati.
Sementara itu, Mudir Ma’had Ponpes Tarbiyatul Mubtadiin KH. Ues
Nawawi Gofar mengatakan, untuk kedatangan para santri, pihaknya
menerapkan sistem per dua minggu agar tidak menumpuk. Dimulai dari kelas
6 (3 SMA) dan dua pekan kemudian kelas lima hingga kelas 1. Selain itu
juga ada persyaratan yang harus dibawa para santri. Kata dia,
persyaratan itu yakni pernyataan orang tua, santri sudah diisolasi
mandiri selama 14 hari di rumah, serta keterangan sehat dan dianjurkan
keterangan sudah di rapid tes.
“Jika belum (rapid tes), alhamdulillah Pak Bupati akan memfasilitasi
rapid untuk para santri. Semua santri wajib melakukan protokol kesehatan
di pesantren, dan setibanya di pesantren langsung mengikuti pemeriksaan
dan transit selama tiga hari tiga malam di ruangan yang sudah disiapkan
Ponpes,” jelas KH. Ues, didampingi Katib Ma’had Tarmub Ustadz Sefudin
dan jajaran pengurus lainnya.
Ues juga berpesan kepada seluruh para wali santri untuk ikhlas
menitipkan anak-anaknya, serta mendorong untuk semangat belajar.
Pihaknya juga meyakinkan bahwa pihak Ponpes juga sudah menyiapkan
fasilitas dan kurikulum darurat untuk mendukung penerapan protokol
kesehatan di pesantren.
“Kami sudah disiapkan lebih dari 30 tempat cuci tangan, tempat wudhu
di tempat-tempat lain juga disiapkan sabun untuk cuci tangan. Insya
Allah, usaha dan upaya kita terkait dengan protokol kesehatan sudah kita
siapkan sesuai kemampuan kita. Perlu diketahui juga bahwa santri tidak
diperkenankan untuk menerima kunjungan atau kontak langsung, agar fokus
belajar. Nanti di semester pertama bulan Desember, wali santri dapat
berkomunikasi kembali,” jelasnya.
Selain itu, kata KH. Ues yang juga Ketua MUI Kabupaten Tangerang ini,
dalam prosesnya jika ada santri yang terpapar virus corona atau reaktif
santrinya, akan dilakukan penanganan kesehatan di Rumah Sakit Rujukan
menggunakan protokol kesehatan. Sehingga penanganan langsung tanggap
oleh gugus tugas Pemerintah Kabupaten Tangerang.







0 comments:
Post a Comment