Perkembangan pandemi COVID-19 tunjukkan arah yang makin menggetirkan. Pandemi ini, jika terus berlarut, dapat jadi penyebab kemiskinan di Indonesia. Dengan lumpuhnya mobilitas masyarakat, masalah kemiskinan pun akan tereskalasi.
The SMERU Research Institute dalam laporan The Impact of Covid-19 Outbreak on Poverty: An Estimation for Indonesia tunjukkan pelemahan ekonomi saat ini berdampak pada peningkatan masalah kemiskinan di Indonesia.
Skenario terburuk dari pandemi ini meramalkan masalah kemiskinan ini. COVID-19 sebagai penyebab kemiskinan di Indonesia pada tahun ini akan menjadikan tingkat kemiskinan Indonesia mencapai 12,37%.
Angka ini meningkat dibandingkan laporan dari 2019 dengan tingkat kemiskinan 9,22%. Laporan pada 2019 ini menjelaskan kemajuan Indonesia dalam mengurangi angka kemiskinan selama satu dasawarsa terakhir.
Secara global, COVID-19 diramalkan akan jadi masalah kemiskinan, dan menjadikan 85 juta orang miskin
Dalam laporan The SMERU Research Institute, dipaparkan bahwa dua hal terjadi sebagai dampak lanjutan dari pandemi.
Pertama, pekerja terkena imbas pengaruh lantaran perusahaan mengurangi kapasitas produksi Ketika 10% populasi terkena imbas, maka infrastruktur keuangan dan ekonomi utama akan menghadapi kekurangan tenaga kerja.
Kedua, pembatasan aktivitas yang diterapkan melalui PSBB sebagai bagian dari upaya menekan penyebaran wabah akan berdampak besar juga pada ekonomi. Sebanyak 75% interaksi masyarakat akan terpangkas.
Akhirnya, ini akan memicu masalah kemiskinan. Guncangan permintaan akan mengakibatkan negara dan pasar berpacu dengan krisis lantaran pandemi. Yang jelas, di pasar akan terjadi guncangan penawaran awal dan ini akan berpengaruh pada guncangan permintaan yang semakin besar.
Pemodelan yang dilakukan oleh Eichenbaum, Rebelo, dan Trabandt sebagaimana dikutip dalam laporan, tunjukkan bahwa kebijakan yang berfokus pada kesehatan akan memperburuk urusan resesi ekonomi.
Resesi ekonomi sebagai masalah kemiskinan yang diakibatkan pandemi ini akan mendorong jutaan orang jatuh miskin.
Simulasi cepat dilakukan, meliputi 138 negara berkembang dan 26 negara berpendapatan tinggi. Hasil menunjukkan bahwa bahkan dalam skenario paling ringan sekalipun, COVID-19 dapat memiskinkan 85 juta orang.
Sekitar 8,5 juta orang terancam jadi “kaum miskin baru”, pemerintah Indonesia perlu terapkan perlindungan sosial
Secara global, COVID-19 telah menginfeksi lebih dari 1,5 juta orang pada April 2020. Dampak ekonomi pun diperkirakan akan besar. Penurunan signifikan dalam proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2020 pun tak terhindarkan.
Ekonomi global diramalkan akan memasuki fase resesi. Ini, tentu, akan timbulkan masalah kemiskinan bagi masyarakat dunia.
Di Indonesia, dalam satu bulan saja, jumlah orang yang terinfeksi telah mencapai hampir 3.000, dengan tingkat kematian 8 persen. Dengan proyeksi terbaru, 1,2 juta orang diramalkan akan terinfeksi COVID-19.
Dampak ekonomi COVID-19 di Indonesia pun diperkirakan akan parah. Mulanya, proyeksi dasar pertumbuhan ekonomi sebesar 5% pada 2020.
Akan tetapi, berbagai penelitian saat ini memperkirakan bahwa penyakit ini akan mengurangi tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia jadi antara 1-4 persen.
Untuk meramalkan dampaknya pada masalah kemiskinan di Indonesia, peneliti The Smeru Research Institute terapkan simulasi berdasarkan berbagai skenario pertumbuhan ekonomi.
Hasil menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan akan meningkat dari 9,2% pada September 2019 menjadi 9,7% pada akhir 2020. Ini menyiratkan bahwa 1,3 juta orang di Indonesia akan didorong ke masalah kemiskinan. Tingkat kemiskinan akan meningkat menjadi 12,4%, menyiratkan 8,5 juta orang akan jadi miskin.
Implikasinya, para peneliti mengusulkan bahwa Indonesia perlu menerapkan program perlindungan sosial untuk membantu kelompok miskin baru ini di samping kelompok miskin yang ada.
0 comments:
Post a Comment