KUPANG - Pemerintah kekurangan tenaga medis, khususnya dokter, untuk menangani korban terdampak bencana banjir dan tanah longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo, menjelaskan pemerintah telah menyediakan fasilitas dan layanan kesehatan di tempat-tempat pengungsian.
"Namun, ada persoalan keterbatasan dokter dan tenaga kesehatan," kata Doni melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (6/4).
Untuk mengatasi hal itu, kata Doni, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah berkoordinasi untuk mendatangkan dokter dari beberapa provinsi, mulai dari Sulawesi Selatan hingga Jawa Timur.
Koordinasi juga dilakukan untuk mendatangkan alat-alat perawatan bagi pengungsi yang patah tulang. Alat tersebut akan didatangkan dari Jakarta, Surabaya, dan Makassar. "Adapun obat-obatan sementara masih terpenuhi," ujar Doni.
Bersamaan dengan itu, lanjut Doni, pihaknya bersama Kemenkes menyalurkan alat rapid antigen ke seluruh daerah. Alat itu nantinya akan digunakan untuk screening pengungsi hingga jajaran TNI, Polri, dan para relawan, demi mencegah penyebaran Covid-19.
Doni menyebut tim gabungan dari Kementerian Sosial dan TNI-Polri telah membangun dapur lapangan di hampir semua titik pengungsian.
Korban Jiwa Bertambah
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), korban jiwa akibat bencana di Provinsi NTT dan NTB mencapai 119 orang.
"Korban meninggal total 119 orang, (termasuk) dengan yang di NTB," ujar Doni Monardo, saat memberikan keterangan pers, Selasa malam.
Doni merinci, sebanyak 60 korban meninggal tercatat di Flores Timur. Kemudian, 21 korban meninggal di Alor, dan tiga korban di Kabupaten Belu.
Sementara di Kabupaten Kupang dan Kota Kupang masing-masing terdapat satu korban jiwa. Selanjutnya, 28 korban meninggal dunia di Kabupaten Lembata, dua korban jiwa di Kabupaten Sabu Raijua dan satu korban jiwa di Ende.
Sedangkan bencana banjir di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, mengakibatkan dua warga meninggal dunia.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo memerintahkan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menyiapkan rumah sakit dan pelayanan kesehatan di lapangan untuk menangani korban banjir bandang di NTT.
"Saya minta Menteri Kesehatan juga perbanyak tempat pelayanan kesehatan di lapangan dan siapkan rumah sakit untuk menangani para korban," kata Jokowi saat membuka Rapat Terbatas Penanganan Bencana di Provinsi NTT dan NTB yang disiarkan langsung melalui YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (6/4).
Bukan hanya menyiapkan rumah sakit, Jokowi meminta Budi memastikan ketersediaan tenaga medis dan obat-obatan pada pelayanan kesehatan untuk korban banjir bandang.
Menurutnya, pelayanan kesehatan dan penanganan korban banjir bandang dan longsor membutuhkan pertolongan medis harus dipastikan tersedia.
0 comments:
Post a Comment