Monday, 19 July 2021

Bagi Mereka yang Nakal, Satgas Sebaiknya Menyita Asetnya Piutang BLBI Diharapkan Bantu Konsolidasi Fiskal

 

SATGAS BLBI I Menko Polhukam Mahfud MD didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani, Kabareskrim Komjen Pol Agus Andrianto dan Ketua Satgas Penanganan Hak Tagih Negara Dana BLBI Rionald Silaban seusai pelantikan satgas tersebut di Kemenkeu, Jakarta, beberapa waktu lalu.

JAKARTA - Satuan Tugas Penanganan Hak Tagih Negara Dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (Satgas BLBI) diimbau bekerja lebih cepat menagih piutang negara kepada para pengemplang. Hal itu dimaksudkan agar dana yang diperoleh bisa dimanfaatkan untuk melakukan konsolidasi fiskal, terutama membantu membiayai belanja negara yang semakin meningkat seiring dengan upaya memerangi dampak pandemi Covid-19.

Peneliti Ekonomi Core, Yusuf Rendy Manilet, mengatakan kalau Satgas telah menetapkan target waktu untuk penagihan maka akan menjadi babak baru dalam episode mengejar debitur BLBI yang hampir 23 tahun seolah sulit disentuh.

"Dengan total piutang mencapai 110 triiliun rupiah, saya kira akan sangat bermanfaat pada upaya pemerintah melakukan konsolidasi fiskal di tahun depan," kata Rendy, di Jakarta, Minggu (18/7).

Menurut dia, piutang tersebut bisa digunakan untuk mendorong belanja di masa transisi pemulihan ekonomi pada dua tahun mendatang.

Ia juga menyarankan Satgas menyiapkan perangkat bagi debitur yang nakal dan tidak punya niat membayar kewajibannya kepada negara melalui penyitaan aset.

"Perlu ada penilaian aset-aset yang berpotensi disita nantinya," katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan komitmen awal dibentuknya Satgas tersebut melalui Keppres. Satgas, jelasnya, diharapkan tidak hanya menjadi babak baru penagihan piutang BLBI, tetapi harus bisa mengemban amanah yang lebih besar dengan menyelesaikan obligasi rekap yang selama ini membelenggu keuangan negara.

"Saya kira momentumnya pas dan harus terselesaikan sesuai harapan publik supaya pada akhirnya APBN tidak terbebani lagi," pungkas Rendy.

Secara terpisah, Pengamat Ekonomi dari Universitas Surabaya (Ubaya), Wibisono Hardjopranoto, mengatakan bila tidak kunjung memberikan hasil, bisa dikatakan bahwa kinerja Satuan Tugas BLBI lambat.

Untuk itu, Presiden Joko Widodo diharapkan mendorong Satgas untuk menjalankan tugasnya, mengingat dana negara tersebut sangat dibutuhkan untuk pemulihan krisis akibat dari pandemi Covid-19.

"Lemot sekali, harus dicari apa penyebabnya. Ini kan langkah hukum, penyebabnya adalah tidak ada aparatur hukum yang berani pasang badan menghadapi hambatan ini. Karena skandal ini terkait uang besar, tentu hambatannya juga karena menyangkut para pengusaha kakap," kata Wibisono.

Harus Diganti

Menurut dia, jika aparat yang penegak hukum yang masuk dalam Satgas enggan menindak para pengemplang maka mereka harus ditarik dan diganti dengan aparat lainnya, yang lebih berani dan berintegritas.

"Sapunya harus dibersihkan dahulu. Presiden sebagai Kepala Negara perlu menekan Satgas menjalankan tugasnya, bahkan kalau perlu mengganti angggotanya dengan sosok-sosok aparat yang mampu menjalankan tugas tersebut," katanya.

Dia mengakui, upaya tersebut tidak mudah karena melihat dari sedemikian lama mereka mengemplang tanpa rasa berdosa menunjukkan para debitur tersebut merasa kebal dan mampu mengendalikan aparat penegak hukum.

"Tidak mungkin bisa berlarut sampai 20 tahun kalau mereka tidak ada yang back up," kata Wibisono.

Sebelumnya, Ketua Satuan Tugas Penanganan Hak Tagih Negara Dana BLBI, Rionald Silaban, menyampaikan pihaknya kini tengah menyusun peta jalan. Satgas, jelasnya, masih dalam tahap meneliti kesiapan dokumen yang dibutuhkan untuk menjadi dasar pada saat penagihan.

"Ini bagian dari proses. Tim meneliti kesiapan dokumen dari beberapa angle. Percayalah, kita bekerja secepat mungkin hingga Desember 2023," kata Rionald dalam keterangan persnya di Jakarta, pekan lalu.

Menurut dia, total aset piutang BLBI tercatat mencapai 110,45 triliun rupiah, Satgas BLBI menargetkan akan menagih piutang sebesar 70,45 triliun rupiah dari para debitur perampok dana BLBI.

Selain para debitur, Rio mengatakan piutang lainnya senilai 40 triliun rupiah berasal dari obligor BLBI yang terdiri dari 30 triliun rupiah merupakan piutang obligor bekas penanganan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), dan 10 triliun rupiah lainnya berasal dari Bank Dalam Likuidasi (BDL).

Adapun piutang yang tak kunjung dibayar tersebut berasal dari 22 pihak obligor, dan 12.000 berkas debitur. Data-data aset dari mereka akan dikumpulkan oleh Satgas BLBI, meskipun kasus tersebut terjadi sejak dua puluh tahun lalu.

Share:

0 comments:

Post a Comment

Pimpinan Anggota Beserta Sekretariat DPRD Kabupaten Serang

Pimpinan Anggota Beserta Sekretariat DPRD Kabupaten Serang

HARI ANTI KORUPSI MEMBUAT MASYARAKAT MISKIN

HARI ANTI KORUPSI MEMBUAT MASYARAKAT MISKIN

Selamat Hari Pahlawan Biro Umum Provinsi Banten

Selamat Hari Pahlawan Biro Umum Provinsi Banten

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI BANTEN

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI BANTEN

Energi Untuk Masa Depan Bangsa

Energi Untuk Masa Depan Bangsa

SELAMAT HARI JADI KOTA TANGSEL

SELAMAT HARI JADI KOTA  TANGSEL

KEMENTRIAN DALAM NEGERI RI

KEMENTRIAN DALAM NEGERI RI

DPRD KAB TANGERANG HUT TANGERANG

DPRD KAB TANGERANG HUT TANGERANG

BERBUAT BAIKLAH SESUNGUHNYA UNTUK DIRI KITA

BERBUAT BAIKLAH SESUNGUHNYA UNTUK DIRI KITA

Silakan Klik Kerja sama Publikasi

MOTO KAMI


Cermat Cerdas Tepat Dalam Informasi Menjadi Media Inpendent Berita Tanpa Intervensi

Unsur Pimpinan DPR RI 2024 2029

PT KONTAK MEDIA PERSADA GROUP KLIK

Aku Tahu Apa Yang Kau Suka ?

Aku Tahu Apa Yang Kau Suka ?

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

BUMN PEDULI BANGSA

BUMN PEDULI BANGSA

Penawaran Kerja Sama

TV KONTAK BANTEN

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI
Media yang kuat butuh rakyat yang terlibat, mengelola kebebasan dengan bertanggung jawab._ Najwa Shihab

SILAKAN PASANG IKLAN KLIK

SELAMAT ULANG TAHUN KAB TANGERANG

SELAMAT ULANG TAHUN KAB TANGERANG

KONTAK MEDIA GROUP

BACA BERITA BIKIN PAS DI HATI YA DI SINI !!

INFO CPNS DAN PPPK 2025 KLIK

PESAN MAKANAN ENGAK RIBET

MOTO KAMI


BERBUAT BAIK TERHADAP SESAMA SESUNGGUHNYA UNTUK KEBAIKAN DIRI KITA

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

INFO DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR) RI

KEMENTRIAN BUMN

KEMENTRIAN BUMN

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

ENERGI KOLOBORASI

ENERGI KOLOBORASI

Bergerak TAK TERBATAS

Bergerak TAK TERBATAS

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

SENYUM ADALAH IBADAH

SENYUM ADALAH IBADAH

SELAMAT DAN SUKSES

SELAMAT DAN SUKSES

Bergerak Tumbuh Bersama

Bergerak Tumbuh Bersama

SELALU BERBUAT UNTUK BANGSA

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Mau Kirim Tulisan Artikel Klik aja

MOTO KAMI


Sekecil APAPUN Yang Anda Perbuat Akan Menjadikan Cermin Kami untuk Maju

BARCODE INFO KERJA KLIK

Silakan Pesan Buku Catatan Kehidupan Ali

Berita Populer

INFO KPK

INFO KEJAKSAAN RI

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

BANGKIT LEBIH KUAT

BANGKIT LEBIH KUAT

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

BERGERAK DAN BERGERAK

Seputar Parlemen

INFO KPK JAKARTA

INFO ICW NASIONAL KLIK

Salam Damai Untuk Indonesia

Layanan Kota Tangerang Selatan BPHTB

Kementrian

Susunan Redaksi

Kementrian PU

Support