SERANG ( Kontak Banten)– Ibu-ibu mengeluhkan harga gas elpiji atau LPG (liquified petroleum gas) di tingkat pengecer. Warga menuding Pemerintah menaikan harga LPG tanpa sosialisasi terlebih dahulu.
Jika sebelumnya, harga LPG non subsidi 5,5 kilogram di tingkat pengecer berkisar antara Rp88 ribu, kini ibu rumah tangga harus merogoh kocek hingga Rp95 ribu per tabung. “Iya harganya naik, taunya dari kasir di Indomaret tadi, sbeelumnya paling 80 ribuan,” kaat Minah, warga Puri Delta, Kasemen Kota Serang, Sabtu (4/6/2022).
Kenaikan harga tersebut menurut Minah sangat terasa oleh ibu rumah tangga sepertinya. Apalagi di tengah kenaikan dan kelangkaan bahan pokok yang kini masih terjadi.
“Sudah minyak langka, harganya mahal, ini elpiji naik lagi. Lama-lama bukan malah sejahtera, makin susah aja. Masa harus masak pakai kayu bakar. Nyari kayunya di mana zaman sekarang,” kata Minah menyampaikan keluh kesah.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) menaikkan harga gas Elpiji non subsidi ukuran 5,5 kilogram dan 12 kilogram pada Minggu 27 Februari 2022.
Harga di tingkat agen untuk wilayah Serang untuk elpiji 5,5 kg Rp 88.000, harga gas elpiji 12 kg Rp 187.000. Wilayah Tangerang gas elpiji 5,5 kg Rp 88.000, harga gas elpiji 12 kg Rp 187.000.
Hingga berita ini diturunkan, wartawan masih berupaya menghubungi Humas PT Pertamina terkait harga terakhir dari pemerintah.
0 comments:
Post a Comment