JAKARTA ( KONTAK BANTEN) - Satu abad usia Indonesia di tahun 2045. Pada era emas itu, Indonesia diyakini banyak pihak akan menjadi negara maju dengan memanfaatkan bonus demografi yang saat ini sedang berjalan. Penduduk Indonesia tahun 2045 diperkirakan mencapai 310 juta orang. Namun, untuk mempersiapkannya, Indonesia perlu menyiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul dan berkualitas. Penduduk indonesia yang saat ini minimal berusia 5 tahun hingga 24 tahun menjadi concern tersendiri.
Tentu banyak hambatan dari berbagai dimensi yang menyergap, bagaimana
Indonesia bisa memanfaatkan potensi anak muda, generasi milenial, gen Z
dan juga generasi Alpha nantinya.
Yang jelas, melalui visi dan mimpi Indonesia Emas 2045 pemerintah berharap bahwa manusia Indonesia nantinya akan tumbuh menjadi pribadi yang berpengetahuan luas, unggul di berbagai bidang, dan berbudaya. Indonesia Emas bukan pemberian (given) dari Tuhan, tapi harus diupayakan.
Selain mendominasi jumlah populasi, generasi Y dan Z diharapkan aktif bersuara mengenai perubahan iklim serta beragam dampaknya. Karenanya, aktivisme generasi muda ini diharapkan dapat terus ditingkatkan dan berdampak nyata. Salah satunya melalui kontribusi dalam pengembangan bioenergi dan energi bersih, sebagai upaya mitigasi terhadap dampak-dampak perubahan iklim yang kian nyata terjadi di berbagai belahan dunia.
Mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dalam setiap ceramah umumnya menyatakan generasi muda seringkali tidak aware dengan isu perubahan iklim. Generasi muda seringkali tidak tahu bahkan menyangkal bahwa perubahan iklim tidaklah memiliki urgensi dalam kehidupan mereka.
Ini tercermin dari jumlah followers selebriti ternama macam Kim Kardashian yang mempunyai 332 juta followers di Instagram, bandingkan dengan aktivis lingkungan seperti Greta Thunberg yang hanya memiliki 14 juta followers. Jumlah followers itu sangat berkorelasi dengan pandangan anak-anak muda soal isu yang mereka ikuti.
Bagaimanapun ketersediaan energi bersih guna menghambat dampak perubahan iklim akan selaras dan sebangun dengan upaya membangun dan menciptakan sumber daya manusia yang unggul, dua aspek itu menjadi kunci keberhasilan mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Untuk meningkatkan awareness generasi muda akan pentingnya mengurangi dampak perubahan iklim, SUN Energy perusahaan pengembang proyek tenaga surya melakukan edukasi kepada ribuan siswa sekolah menengah atas (SMA) di 4 sekolah di 5 kota, yaitu Malang, Surabaya, Bandung, dan Jakarta pada momentum Hari Bebas Emisi Karbon, 21 September 2022.
SUN Energy meluncurkan logo baru yang merepresentasikan semangat dalam mewujudkan Indonesia Bebas Emisi Karbon sekaligus menandakan kesiapan SUN Energy untuk terus mencetak pertumbuhan bisnis yang kuat di masa mendatang. Dilanjutkan dengan serangkaian kegiatan edukasi kepada masyarakat luas mengenai urgensi pemenuhan target bebas emisi karbon pada tahun 2060.
Sejatinya telah banyak upaya yang telah dilakukan SUN Energy untuk membangkitkan kesadaran anak-anak muda supaya mau bahu membahu menekan emisi karbon, menciptakan lingkungan yang nyaman untuk ditinggali bersama-sama. Generasi muda tentu tidak ingin tinggal dalam satu lingkungan yang penuh polusi, generasi mudalah yang akan membangun awareness public baru sehingga mencapai satu konsesus, bahwa transisi energi ini mutlak dilakukan.
Sejalan dengan hal tersebut, Pemerintah Indonesia melalui Kebijakan Energi Nasional (KEN) mengarahkan pengelolaan energi yang berwawasan lingkungan melalui transisi energi dari energi fosil ke energi terbarukan dalam rangka mewujudkan kemandirian energi. Sebagai salah satu sumber energi alternatif masa depan, riset untuk mengembangkan teknologi energi surya terus dilakukan guna menyediakan biaya yang lebih rendah sehingga dapat semakin terjangkau oleh masyarakat luas.
Melihat potensi energi surya dan penyerapannya yang semakin meningkat, SUN Energy secara konsisten menawarkan inovasi dan kerja sama dengan institusi pendidikan guna mempengaruhi generasi muda agar sadar akan pentingnya penggunaan energi baru terbarukan.
Sejak didirikan tahun 2016, hingga kini portofolio SUN Energy telah tersebar di lebih dari 25 kota di Indonesia dan mengantongi proyek sebesar 280 MWp di 3 negara. Termasuk di Universitas-universitas ternama di Indonesia, seperti Universitas Negeri Manado, Institut Teknologi Negeri Malang, Universitas Tanjungpura Kalimantan Barat, dan bahkan di tingkat Sekolah Dasar.
Perkembangan penggunaan solar panel dalam tiga tahun terakhir mulai menunjukan peningkatan berarti, angkanya mencapau 1.000%, ke depan lompatan kuantum per tahun bisa 2-3 kali lipat dan tidak akan berhenti. Dukungan pemerintah juga terlihat setelah Peraturan Menteri ESDM No. 49 tahun 2018 direvisi menjadi Permen ESDM Nomor 26 Tahun 2021.
Revisi Permen ini rupanya disambut baik kalangan usaha. Dalam draft revisi tersebut disebutkan beberapa poin yang membuat biaya investasi dan tingkat keekonomian penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya bisa semakin terjangkau oleh berbagai kalangan. Revisi aturan tersebut diupayakan agar target bauran energi baru terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025 yang tertuang dalam Perpres No. 22/2017 dapat terlaksana. Pengembangan PLTS atap pun menjadi salah satu program strategis nasional.
Namun, jalan transisi energi tidak boleh berhenti sampai di situ, dia harus diupayakan melalui proses yang cukup panjang yang diawali dari penyadaran diri sendiri akan masa depan dan lingkunganya. Artinya, untuk mencapai tujuan menjadi negara maju yang ungul di tahun 2045 yang diisi oleh generasi emas anak bangsa
0 comments:
Post a Comment