![]() |
Petugas Masjid Al-Musyariin mengamati posisi hilal menggunakan teropong saat Rukyatul Hilal di Jakarta Barat, Selasa (21/7/2020). |
Hasil rukyatul hilal yang dilakukan selanjutnya dilaporkan sebagai bahan pertimbangan Sidang Isbat Awal Ramadan 1444 H.
JAKARTA (KONTAK BANTEN) - Kementerian Agama akan menggelar pemantauan (rukyatul)
hilal awal Ramadhan 1444 Hijriah/2023 Masehi di 124 titik lokasi yang
tersebar di seluruh Indonesia pada Rabu (22/3).
Direktur Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin
mengatakan rukyatul hilal tersebut akan dilaksanakan oleh Kanwil
Kementerian Agama dan Kemenag Kabupaten/Kota, bekerja sama dengan
Peradilan Agama dan Ormas Islam serta instansi lain di daerah setempat.
"Hasil
rukyatul hilal yang dilakukan ini selanjutnya dilaporkan sebagai bahan
pertimbangan Sidang Isbat Awal Ramadan 1444 H," ujar Kamaruddin di
Jakarta, Selasa (21/3).
Ia mengatakan Kementerian Agama akan
menggelar sidang isbat (penetapan) 1 Ramadhan 1444 H pada Rabu, 22 Maret
2023. Sidang akan dilaksanakan secara luring di Auditorium HM Rasjidi,
Kantor Kementerian Agama, dan akan didahului seminar pemaparan posisi
hilal yang disampaikan Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama.
Kamaruddin
menjelaskan sidang isbat mempertimbangkan informasi awal berdasarkan
hasil perhitungan secara astronomis (hisab) dan hasil konfirmasi
lapangan melalui mekanisme pemantauan hilal.
Secara hisab, kata
Kamaruddin, semua sistem sepakat bahwa ijtimak menjelang Ramadhan jatuh
pada Rabu, 22 Maret 2023 atau bertepatan dengan 29 Syakban 1443 H
sekitar pukul 00.23 WIB.
Menurutnya, secara hisab posisi hilal di
Indonesia saat sidang isbat awal Ramadhan 1444 H, sudah memenuhi
kriteria baru yang ditetapkan MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia,
Malaysia, dan Singapura).
Pada Rabu, ketinggian hilal di seluruh
wilayah Indonesia sudah di atas ufuk, berkisar antara 6 derajat 46,2
menit sampai dengan 8 derajat 43,2 menit, dengan sudut elongasi antara
7,93 derajat sampai dengan 9,54 derajat.
Sedangkan menurut
kriteria baru MABIMS, imkanur rukyat dianggap memenuhi syarat apabila
posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4
derajat.
"Artinya, secara hisab, pada hari tersebut posisi hilal
awal Ramadhan di Indonesia telah masuk dalam kriteria baru MABIMS," kata
dia.
Kendati demikian, keputusan penetapan awal Ramadhan tetap
akan diputuskan lewat sidang isbat yang dipimpin Menag Yaqut Cholil
Qoumas dan dihadiri sejumlah Duta Besar Negara Sahabat, Komisi VIII DPR
RI, Mahkamah Agung, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Instansi lainnya yang akan
turut serta dalam sidang isbat, yakni Badan Informasi Geospasial (BIG),
Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium, pakar falak dari
ormas-ormas Islam, lembaga dan instansi terkait, anggota Tim Hisab
Rukyat Kementerian Agama, pimpinan organisasi kemasyarakatan Islam, dan
pondok pesantren.
0 comments:
Post a Comment