Oleh Sri Nenti
Ramadhan, rasanya baru kemarin aku menyambut kedatanganmu dengan hati gembira dan penuh kerinduan.
Masih terngiang di telingaku, saat itu kuucapkan ‘Marhaban Yaa Ramadhan”. Lalu kupeluk engkau dengan rasa cinta.
Senang Bersama Ramadhan
Ramadhan, hari-hari bersamamu selalu menyenangkan. Betapa nikmatnya
menyaksikan setiap insan tergerak hatinya untuk berbondong-bondong
menuju masjid untuk menunaikan sholat taraweh. Tua muda, laki-laki
perempuan, bahkan anak-anak kecil juga ikut senang bersamamu.
Saat
malam hening, betapa indahnya terdengar alunan ayat-ayat Allah
disuarakan. Suara itu dari berbagai masjid yang ada, terasa saling
bersahutan, indah menentramkan hati.
Ramadhan, walau siang hari
udara panas menyengat. Tapi hati tetap tenang, karena kami menjalankan
puasa ini bersama-sama dengan hati senang, jadi terasa ringan. Sebagai
bentuk ketaatan kepada Allah.
Ketika sudah memasuki 10 hari
terakhir bulan Ramadhan, umat semakin bersemangat beribadahnya. Bahkan
malam-malamnya pun terasa hidup, karena banyak umat yang datang ke
masjid untuk i’tikaf.
Ramadhan, rasanya baru kemarin aku memelukmu penuh rindu.
Secepat inikah kau meninggalkanku.
Masa-masa manis beribadah bersamamu masih melekat di hatiku. Masa-masa harus menahan kantuk dengan berbagai cara demi bisa membersamaimu.
Secepat inikah kau meninggalkanku.
Masa-masa manis beribadah bersamamu masih melekat di hatiku. Masa-masa harus menahan kantuk dengan berbagai cara demi bisa membersamaimu.
Berharap Ramadhan Tak Pergi
Wahai Ramadhan. Tidak bisakah kau tambah beberapa hari lagi bersamaku.
Terjemah Qur’anku belum tuntas kubaca. Kitab-kitab penunjang tsaqofah yang kubeli belum sempat kubuka sampulnya. Tilawah al Qur’an baru sekali kubaca, itupun hanya bahasa Arab yang tidak paham maknanya.
Terjemah Qur’anku belum tuntas kubaca. Kitab-kitab penunjang tsaqofah yang kubeli belum sempat kubuka sampulnya. Tilawah al Qur’an baru sekali kubaca, itupun hanya bahasa Arab yang tidak paham maknanya.
Duhai Ramadhan, renungan i’tikafku belum tuntas tertunaikan.
Qiyamul lail pun terkadang hilang bacaan. Lagi-lagi karena rasa kantuk tak tertahankan. Astaghfirullah. Ampuni hamba yaa Allah.
Qiyamul lail pun terkadang hilang bacaan. Lagi-lagi karena rasa kantuk tak tertahankan. Astaghfirullah. Ampuni hamba yaa Allah.
Wahai Ramadhan, tolong bilangkan sama Rabb mu.
Mintalah ijin beberapa hari lagi.
Menemaniku sempurnakan i’tikaf dan selesaikan tilawah qur’anku
Temani aku dalam muhasabah panjangku, hitung amal yang tidak seberapa ini.
Mintalah ijin beberapa hari lagi.
Menemaniku sempurnakan i’tikaf dan selesaikan tilawah qur’anku
Temani aku dalam muhasabah panjangku, hitung amal yang tidak seberapa ini.
Ramadhan, saat kau jadi saksi. Tolong sampaikan yang baik-baik saja pada Rabb mu.
Aku sangat malu, karena banyak amal yang jauh dari khusyuk. Kebutuhan dunia masih menghalangi kekhusyukan ibadahku.
Aku sangat malu, karena banyak amal yang jauh dari khusyuk. Kebutuhan dunia masih menghalangi kekhusyukan ibadahku.
Allah Hanya Menerima Amalan Orang Bertaqwa
0 comments:
Post a Comment