JAKARTA ( KONTAK BANTEN) Reformasi 1998 yang mengakhiri era Orde Baru, nyatanya tidak berjalan sesuai harapan dalam usianya yang ke 25 tahun. Alih-alih menjawab harapan publik yang gerah dengan era Orde Baru, kata
pegiat eksponen aktivis 98 Yusuf Blegur, era Reormasi justru berjalan
pada arah sebaliknya.
"Perubahan yang terjadi justru
bertolak-belakang dengan perbaikan kehidupan rakyat, negara dan bangsa.
Reformasi dengan eskalatif terus mewujudkan kebebasan yang kebablasan
secara ekspresi dan kehidupan demokratisasi," ujar Ysuf Blegur dalam
keterangan tertulis, Kamis (18/5).Yusuf mengatakan, era Reformasi saat ini ayng dipimpin Presiden Joko
Widodo, bahkan lebih buruh dari era Orde Baru di bawah kepemimpinan
Presiden Soeharto.
"Kini, KKN tumbuh subur dan mewabah di semua
sektor kehidupan. Aspek politik, ekonomi, hukum dan budaya telah menjadi
alat kekuasaan yang membuat bangsa Indonesia menjadi materialistik,"
katanya.
"Bersama utang, negara terancam dalam kebangkrutan.
Serbuan TKA semakin memuncaki pengangguran lokal. Kemiskinan rakyat
menganga, sementara penguasa terus berbangga dengan jabatan dan harta,"
sambungnya.Kondisi semacam itu, menurutnya, justru perlahan tapi pasti mengantarkan
Indonesia pada kehancuran. Satu kekhawatiran yang tidak pernah
diharapkan ketika Reformasi 1998 digerakkan.
"Republik menggeliat
diambang perpecahan dan konflik sesama anak bangsa. Pancasila, UUD 1945
dan NKRI secara perlahan namun pasti, tinggal menjadi angan-angan,"
tandasnya.
0 comments:
Post a Comment