Melakukan kampanye politik di dunia digital sekarang sudah menjadi hal yang harus dilakukan oleh partai politik maupun kandidat yang mencalonkan. Kampanye di media sosial sudah menjadi tren kampanye politik di Indonesia. Jika tidak melakukan kampanye di media sosial, Anda akan kalah dari pesaing lainnya. Melakukan kampanye di media sosial memiliki beberapa kelebihan yang mendatangkan keuntungan bagi kandidat. Namun, di sisi lain, kampanye di media sosial juga memiliki kekurangan yang bisa memberikan dampak buruk kepada para kandidat bahkan persatuan masyarakat Indonesia.
Kelebihan Tren Kampanye Politik ke Dunia Digital
Kelebihan media sosial yang memberikan pengaruh baik terhadap keberhasilan pemilu yang membuat tren kampanye politik di Indonesia. Banyak politisi dan partai politik yang merasakan pengaruh baik dari hasil kampanye di media sosial. Berikut ini beberapa kelebihan media sosial sebagai sarana kampanye politik.
1. Mudah Menyampaikan Informasi ke Banyak Orang
Akun yang digunakan untuk kampanye pasti akun yang sudah mempunyai banyak followers. Sehingga, satu kali mengunggah sebuah informasi kampanye, postingannya akan tersebar ke seluruh followers. Apalagi jika memakai iklan, banner kampanye akan disebar ke pengguna sesuai dengan target yang dipilih sekalipun bukan followers. Hal yang menguntungkan lainnya jika konten yang diunggah mendapatkan banyak respon karena disukai oleh banyak orang, maka konten tersebut akan menyebar semakin luas dan semakin banyak orang yang dijangkau. Cara ini lebih efektif dibandingkan memasang baliho atau menyebar brosur secara manual.
2. Berinteraksi Secara Real Time
Tren kampanye politik di dunia
digital membuat seorang paslon atau kandidat legislatif dapat
berinteraksi secara langsung dan real time dengan masyarakat dari
seluruh daerah di Indonesia. Jika kampanye konvensional, kebanyakan
kandidat hanya mengunjungi beberapa wilayah perkotaan saja. Wilayah ke
perkampungan biasa dikunjungi oleh tim sukses. Namun, melalui media
sosial, para kandidat bisa berinteraksi langsung dengan ribuan
masyarakat, baik melalui tanggapan di kolom komentar atau mengadakan
kegiatan diskusi di fitur live dan space. Ucapan yang didengar langsung
dan interaksi semacam itu lebih dipercayai dibandingkan hanya diw
3. Efektif Mendapat Dukungan dari Generasi Muda
Sejak pemilu 2019, sebuah data mengungkapkan bahwa jumlah pemilih dari generasi muda mencapai 50%. Fakta ini membuat kandidat berlomba-lomba untuk mendapatkan dukungan dari generasi muda. Akhirnya tren kampanye politik di media sosial menjadi salah satu cara yang cukup efektif untuk mendapatkan dukungan dari generasi muda. Media sosial sudah seperti segalanya bagi generasi muda, mulai dari hiburan, tempat edukasi, mengekspresikan diri, hingga mencari informasi politik saat masa kampanye. Meskipun banyak dari mereka yang sadar pentingnya partisipasi politik dalam pemilu, banyak juga yang malas pencari tahu tentang paslon yang bersaing. Sehingga, para kandidat lah yang harus memberikan informasi untuk dilihat oleh mereka. Konten kampanye yang kreatif akan mendapatkan respon positif dari generasi muda. Media sosial memberikan tempat bagi para politisi untuk kreatif agar mendapatkan perhatian dan dukungan dari generasi muda.
Kekurangan Tren Kampanye Politik ke Dunia Digital
Kekurangan tren kampanye politik di media sosial sering menyebabkan kegaduhan di dunia maya itu sendiri. Contohnya ketika dua kubu pendukung saling menjatuhkan karena berita hoaks yang sangat mudah menyebar dan dipercayai. Berikut ini beberapa kekurangan kampanye di media sosial yang menimbulkan dampak buruk.
1. Berita Hoaks Mudah Tersebar
Berita hoaks mudah sekali tersebar di media sosial. Dalam beberapa menit atau jam, berita hoaks bisa meluas ke seluruh pengguna bahkan ke seluruh platform media sosial yang berbeda. Tidak hanya itu, masyarakat Indonesia yang gampang mempercayai sebuah informasi semakin mempermudah hoaks meluas. Bahkan, hoaks tidak hanya tersebar di media sosial, tetapi juga ke berbagai aplikasi chat hingga menjadi perbincangan di dunia nyata. Saat sudah seperti ini hoaks agak sulit dihilangkan terutama pada orang-orang yang tidak menggunakan media sosial yang hanya tahu hoaks tersebut dari mulut ke mulut.
2. Kampanye Hitam
Kampanye hitam merupakan sebuah usaha untuk mempertanyakan atau merusak reputasi seseorang dengan cara mengeluarkan propaganda negatif. Adanya tren kampanye politik di media sosial membuat oknum pembuat kampanye hitam pun beralih ke media sosial. Kampanye hitam ini sering juga disebut dengan black campaign.Contoh kampanye hitam pada Pilkada Jawa Barat, akun Twitter @Sepupudetektif membuat tweet yang mengatakan bahwa calon wakil gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum berpotensi akan korupsi karena memiliki istri empat. Selain akun tersebut, masih banyak akun yang menjelek-jelekkan kandidat agar tidak mendapatkan dukungan dari masyarakat. Kampanye hitam di media sosial lebih mudah tersebar dan bisa mempengaruhi pengguna media sosial lain. Di tambah jika postingan tersebut membuka kolom komentar, kemungkinan terjadi kericuhan karena pembelaan pendukung dari pihak yang dijelek-jelekkan.
0 comments:
Post a Comment