Sunday 29 October 2023

Partai yang diidamkan generasi ‘zaman now’ Generasi Z dan Kaum Melenial

 


Artikel ini merupakan bagian dari rangkaian serial “#PemilihMuda2024”

Pemilih muda (rentang usia 17-39 tahun), utamanya generasi milenial dan generasi Z, akan menjadi penyumbang suara terbesar  dalam Pemilu 2024. Jumlahnya mencapai lebih dari 107 juta, atau 50 60 % dari totak 204 juta daftar pemilih tetap (DPT) secara nasional.

Artinya, secara tidak langsung mereka akan menjad penentu kebijakan negaradalam politik praktis.

Namun, bagaimana pandangan para kaum muda sendiri terhadap politik elektoral?

Sejak Mei 2023 hingga saat ini, saya melakukan riset mengenai dinamika dan interaksi antara berbagai kelompok individu di Pulau Derawan, Kalimantan Timur. Salah satu subtema pembahasannya adalah pandangan kelompok muda terhadap politik dan Pemilu 2024.


Riset ini melibatkan delapan responden dari berbagai latar belakang profesi dan menggunakan metode wawancara mendalam. Mereka adalah aparatur sipil negara, pedagang pernak-pernik, nelayan, dan sejarawan lokal. Seluruhnya adalah profesi yang banyak berinteraksi dengan masyarakat, sehingga wawancara mendalam dengan mereka bisa mewakili sebagian besar pendapat masyarakat Pulau Derawan.

Rentang usia mereka adalah 30-45 tahun, terdiri dari tiga perempuan dan lima laki-laki. Jumlah penduduk di Pulau Derawan sendiri saat ini hanya sekitar 1.506 orang  dan sebagian besar dari mereka termasuk generasi milenial (lahir tahun 1981-1996) dan generasi Z (lahir tahun 1997-2012).

Hasil temuan sementara mengindikasikan adanya dua pandangan yang terbelah terhadap politik.

Pertama, ada yang tertarik dengan politik, sehingga mereka memiliki kriteria dan harapan terhadap para pemimpin politik – figur dan partai politik.

Kedua, ada yang tidak tertarik dengan politik atau dikenal sebagai apolitis yang menyebabkan mereka tidak memiliki kriteria terhadap calon pemimpin atau pandangan terhadap politik.

Figur dan partai politik di mata kaum muda

Partai politik dan figur-figur politik sebenarnya adalah dua entitas yang tak terpisahkan. Ini karena keberhasilan partai politik hampir selalu dipengaruhi  oleh figur partai politik itu sendiri. Mereka yang mampu memenangkan hati rakyat akan turut memperbesar pengaruh partai politik tersebut.

Enam dari delapan narasumber saya yang mewakili kelompok muda mengaku tertarik dan peduli dengan politik. Sedangkan sisanya apolitis.

Mereka yang peduli dengan politik menjabarkan lebih detail seperti apa kriteria figur pemimpin, figur politik, serta partai politik yang mereka harapkan.


Secara garis besar, ada empat kriteria yang mereka harapkan dari siapa pun pemimpin yang terpilih dari kontestasi politik.

Pertama adalah seiman. Dua dari tiga narasumber perempuan memandang agama sebagai modal utama untuk memilih calon pemimpin masa depan. “Seiman” adalah kata yang pertama kali mereka sebut sebagai kriteria figur politik yang mereka harapkan. Mereka meyakini bahwa ajaran agama mereka - Islam - adalah yang terbaik, sehingga individu yang seiman dianggap cocok untuk memimpin mereka.

Kedua adalah yang memahami kondisi di daerah. Bagi para pemilih muda, baik laki-laki maupun perempuan. Pemahaman terhadap kondisi daerah setempat merupakan hal wajib yang harus dikuasai oleh calon pemimpin politik. Ini mencakup penguasaan bahasa daerah, adat istiadat, dan budaya setempat. Tidak hanya sekadar selebrasi dan datang kampanye dengan mengenakan pakaian daerah.

Kriteria kedua tersebut, menurut saya, mencerminkan perbedaan mendasar pandangan politik di antara kelompok muda di daerah dan di kota-kota besar.

Kaum muda di daerah, khususnya di Pulau Derawan dan umumnya di Kalimantan Timur, tidak berpikir terlalu ambisius mengenai politik nasional. Mereka lebih tertarik pada isu-isu yang berlangsung di daerah karena berkenaan langsung dengan kehidupan sehari-hari mereka.

Di kota-kota besar, termasuk ibu kota Jakarta pandangan politik kaum mudanya terkadang lebih luas dan melewati batas-batas regional. Menurut saya, ini terjadi karena kelompok muda di kota besar lebih mudah mendapatkan informasi, termasuk dari media mainstream. Ini membuat mereka lebih mudah terpengaruh oleh perkembangan isu-isu terkini, termasuk dalam menentukan arah politik.

Paparan informasi dari media membuat kaum muda dapat dengan cepat mengetahui perkembangan isu-isu nasional, yang kemudian memungkinkan mereka berpikir, berdiskusi, dan merumuskan berbagai formulasi terkait isu tersebut.

Paparan informasi tentunya memberikan dampak positif bagi para kaum muda, membuat mereka menjadi lebih berpengetahuan luas. Namun, ini seringkali secara tidak langsung membuat mereka melupakan masalah yang ada di lingkungan mereka sendiri. Ini karena mereka menganggap bahwa lebih aktif dalam diskusi nasional dapat membuat mereka lebih “terlihat” dan “terkenal.”

Kriteria ketiga adalah politikus atau calon pemimpin harus mampu bekerja berdasarkan kepentingan masyarakat dan aktif memperjuangkan aspirasi masyarakat di daerah.

Contohnya, kaum muda ini mengharapkan adanya pemimpin yang kebijakannya dapat membantu mereka untuk mendapatkan beasiswa guna melanjutkan pendidikan di luar Kalimantan, memberikan bantuan agar mereka bisa bekerja di berbagai institusi, dan dapat meningkatkan infrastruktur di daerah.

Keempat adalah memiliki karakter sederhana dan tidak koruptif. Banyak juga kaum muda yang tidak terlalu memprioritaskan isu agama. Dari delapan narasumber, hanya dua yang memprioritaskan isu agama. Sisanya mereka lebih mengutamakan kualitas dari figur-figur politik tersebut.

Misalnya, mereka lebih suka figur-figur yang tidak pernah terlibat dalam kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme. Menurut mereka, Indonesia telah dirusak oleh perilaku koruptif. Oleh karena itu, calon pemimpin dengan catatan buruk atau pernah dicurigai terlibat dalam kasus korupsi tidak akan menjadi idola bagi mereka.

Selain itu, “kesederhanaan” juga menjadi kriteria bagi kelompok muda dalam memilih figur-figur politik. Sebagian besar dari mereka menganggap bahwa gaya hidup glamor para politikus adalah contoh buruk dan tidak pantas ditampilkan di depan publik. Ini karena para kaum muda meyakini bahwa penghasilan politikus yang menjadi pemimpin daerah atau negara berasal dari pajak masyarakat.

Temuan riset saya senada dengan hasil penelitian CSIS yang menyatakan bahwa pemimpin masa depan harus memiliki karakter yang jujur, tidak korupsi dan sederhana.

Mengapa masih banyak yang apolitis?

Dua dari delapan narasumber perwakilan kelompok muda di Pulau Derawan menyatakan dua alasan utama mengapa mereka dan kawan-kawan sebaya mereka menjadi apolitis.

Pertama adalah kurangnya pengenalan terhadap sosok calon pemimpin baik di tingkat daerah maupun nasional. Politikus baru sering kali muncul hanya pada saat masa kampanye, sehingga pemilih muda tidak mendapatkan informasi yang cukup tentang calon pemimpin tersebut. Ini kemudian membuat pemilih muda merasa bahwa politikus cenderung menjaga jarak dengan masyarakat dan hanya hadir ketika ada kepentingan elektoral.

Kedua adalah adanya kekhawatiran terhadap kritik, hujatan, dan penilaian berlebihan dari politikus senior kepada politikus junior. Ini dialami salah satunya oleh Gibran Rakabuming Raka, Wali Kota Solo, yang disebut “anak ingusan  oleh Panda Nababan, politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), karena santer diisukan akan maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Referensi pemilih muda dalam memilih

Bagi pemilih muda, terutama pemilih pemula di rentang usia 16-18 tahun, yang paling umum terjadi adalah mengikuti arahan atau pilihan orang tua atau keluarga terdekat lain ketika hendak mencoblos kandidat dalam pemilu.

Ini karena mereka yang berada pada usia tersebut masih tergolong Remaja pertengahan. Pada usia ini mereka mulai mengalami konflik kemndarian dan kontrol diri. Otonomi dalam berpikir, termasuk menentukan pilihan mulai tumbuh pada usia ini.

Namun, dalam beberapa situasi, mereka mungkin masih bingung dalam menentukan pilihan sehingga pendapat kedua dan “bimbingan” dari orang sekitar, termasuk orang tua, menjadi perlu.

Kendati demikian, banyak pula pemilih muda yang sudah memiliki preferensi sendiri dalam memilih pemimpin politik dan tidak mau “dikekang” oleh pilihan orang tuanya. Tentunya hal ini sangat tergantung pada karakristik generasi itu sendiri. Ada yang cenderung menyukai kebebasan, fleksibilitas, kemandirian, teknologi media sosial, dan internet of things (IoT).

Yang lebih penting, ketika berbicara tentang pemilih dari kelompok muda di daerah, preferensi mereka cenderung tertuju pada calon pemimpin yang memahami kondisi di daerah dan bersedia bekerja berdasarkan aspirasi mereka, mengingat bahwa pemimpin tersebut akan mendapatkan penghasilan dari dana publik.

 Oleh Dewi Anisa Ketua DPP  Gerakan Relawan Tanpa Warna (GRTW) Divisi GEN Z

 

 

Share:

0 comments:

Post a Comment


GUNAKAN HAK PILIH ANDA 14 FEBRUARI 2024

GUNAKAN HAK PILIH ANDA 14 FEBRUARI 2024

DPRD PROVINSI BANTEN HARI ANAK INTERNASIONAL 2023

DPRD PROVINSI BANTEN HARI ANAK INTERNASIONAL 2023

SEKRETARIAT DPRD KOTA CILEGON HUT PAHLAWAN

SEKRETARIAT DPRD KOTA CILEGON HUT PAHLAWAN

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PERTAMINA 2023

PERTAMINA 2023

PT ANUGRAH CAHAYA PLAPON PVC Mau Cari di SINI ! KLIK

Penawaran Kerja Sama

TV KONTAK BANTEN

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

DPRD KOTA CILEGON UCAPAN MAULID NABI SAW 1445 H

DPRD KOTA CILEGON UCAPAN MAULID NABI SAW 1445 H

SEGENAP CREW KORAN KONTAK BANTEN MAULID 1445 H

SEGENAP CREW KORAN KONTAK BANTEN MAULID 1445 H
Media yang kuat butuh rakyat yang terlibat, mengelola kebebasan dengan bertanggung jawab._ Najwa Shihab

SILAKAN PASANG IKLAN KLIK

DINAS PENDIDIKAN KOTA SERANG

DINAS PENDIDIKAN KOTA SERANG

KONTAK MEDIA GROUP

KONTAK MEDIA GROUP

BACA BERITA BIKIN PAS DI HATI YA DI SINI !!

BAPENDA TANGERANG

DINAS PENDIDIKAN KOTA SERANG SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1444 H

DINAS PENDIDIKAN KOTA SERANG SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1444 H

TALK SHOW MENCARI PEMIMPIN SEJATI

TALK SHOW MENCARI PEMIMPIN SEJATI

INFO CPNS DAN PPPK 2023 KLIK

PESAN MAKANAN ENGAK RIBET

MOTO KAMI


BERBUAT BAIK TERHADAP SESAMA SESUNGGUHNYA UNTUK KEBAIKAN DIRI KITA

HARI KETERBUKAAN INFORMASI 2023

HARI KETERBUKAAN INFORMASI 2023

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

RESOLUSI TAHUN 2023

RESOLUSI TAHUN 2023

INFO DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR) RI

KEMENTRIAN BUMN

KEMENTRIAN BUMN

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

ENERGI KOLOBORASI

ENERGI KOLOBORASI

Bergerak TAK TERBATAS

Bergerak TAK TERBATAS

DINAS PENDIDIKAN KOTA SERANNG BYANGKARA KE 77

DINAS PENDIDIKAN KOTA SERANNG BYANGKARA KE 77

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

SENYUM ADALAH IBADAH

SENYUM ADALAH IBADAH

PEMERINTAH BIRIEUN ACEH

PEMERINTAH BIRIEUN ACEH

SELAMAT DAN SUKSES

SELAMAT DAN SUKSES

Bergerak Tumbuh Bersama

Bergerak Tumbuh Bersama

Berbuat Baiklah Karena Senyum Pun Ibadah

Berbuat Baiklah Karena Senyum Pun Ibadah

SELALU BERBUAT UNTUK BANGSA

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Mau Kirim Tulisan Artikel Klik aja

MOTO KAMI


Sekecil APAPUN Yang Anda Perbuat Akan Menjadikan Cermin Kami untuk Maju

BARCODE INFO KERJA KLIK

Silakan Pesan Buku Catatan Kehidupan Ali

Berita Populer

LIBUR NASIONAL 2023

LIBUR NASIONAL 2023

PEMERINTAH JAWA TENGAH

PEMERINTAH JAWA TENGAH

INFO KPK

INFO KEJAKSAAN RI

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

HUT RI KE 78 2023

HUT RI KE 78 2023

BANGKIT LEBIH KUAT

BANGKIT LEBIH KUAT

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

PEMERINTAH TANGERANG

PEMERINTAH TANGERANG

SELAMAT HUT BAWASLU REPUBLIK INDONESIA

BERGERAK DAN BERGERAK

Portal Kementrian Kemlu Indonesia

Seputar Parlemen

INFO KPK JAKARTA

INFO ICW NASIONAL KLIK

Salam Damai Untuk Indonesia

Layanan Kota Tangerang Selatan BPHTB

Kementrian

Susunan Redaksi

Kementrian PU

Support