Keringat sudah hampir membasahi seluruh tubuhnya, di depan tungku
api besar yang menyala sosok pria tangguh kini tengah memutar tong besi
besar lagi berat. Terbayang seberapa panasnya tungku itu, banyaknya
percikan api dan asap mengepung di setiap sisi ruangan itu yang tentu
saja lingkungan tersebut tidaklah sehat bagi kesehatanya dan pria itu
harus tetap bertahan pada situasi itu selama beberapa jam dengan hanya
menggunakan kain bekas sebagai pelindung tangan, penutup kepala dan
penutup wajah, tanpa adanya perlengkapan pengaman yang serius. Tidak
pernah sedikitpun pria itu mengeluh ketika bekerja, pria tersebut terus
saja memutar tong besar yang di dalamnya berisi kacang tanah yang sedang
di sangrai.
Namanya Marhawi, dia adalah
seorang pedagang kacang sangrai yang tinggal di Kp. Cimiung, Desa. Pulo,
Kec. Ciruas, Kab. Serang. Kurang lebih sejak tahun 1998 dia sudah mulai
berjualan kacang sangrai, sehingga saat ini sudah hampir 25 tahun dia
berwirausaha untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Sebelum memulai untuk
berwirausaha dia bekerja sebagai seorang satpam. Marhawi terkenal di
masyarakat sebagai sosok yang dermawan dan rajin dalam bekerja. Sifat
itu sudah tertanam pada dirinya sejak dulu, dimana dia sangat menghargai
waktu. Dia pernah berkata “Waktu itu ngga terasa, cepat sekali berlalu.
Maka, rugi sekali kalau kita diam tanpa bekerja” dan dia juga pernah
berkata “Kerja itu jangan setengah-setengah. ” Ungkapnya. Dari sifat
yang rajin inilah kacang sangrai yang dihasilkan pun berkualitas dan
sudah melalui proses penyortiran terlebih dahulu yang dilakukan secara
manual oleh Istrinya yang bernama Naspah. Kemudian Kacang sangrai
tersebut dia jual kesetiap agen pasar dan warung-warung kecil. Jadi
selain dia harus mengolah sendiri, ia juga harus mengirim kacang sangrai
yang dikemas menggunakan plastik-plastik kecil ke setiap pasar. Tidak
hanya itu, dia juga membuka warung kacang sangrai di rumahnya dengan
harga 10.000 per-liternya. Dengan usaha berjualan kacang inilah dia
mampu menyekolahkan ke empat anaknya sampai satu anaknya lulus menjadi
sarjana, satunya lagi masih duduk dibangku kuliah, dan dua anaknya lagi
masih duduk di bangku sekolah.
Menjadi seorang
wirausahan tentu bukanlah hal yang mudah, banyak resiko yang harus
diambil dan dijalani dengan lapang dada. Apalagi dia bukanlah seorang
lulusan sarjana, dia hanya lulusan SMP, namun karena pengalamannya dalam
berwirausaha dia mampu belajar dan memperbaiki apa yang menjadi
kekurangan dari permasalahan yang mungkin sudah pernah dialami
sebelumnya. Dia pernah berkata “Belajar itu bukan hanya teori saja,
tetapi juga dari pengalaman. Bukan hanya dari sekolah saja tetapi juga
dari keseharian.” Ungkapnya. Kehilangan karyawan dan kehabisan modal
pernah dialami olehnya, namun dengan tekad dan kegigihannya dia mencoba
bangkit, bertawakkal kepada Allah SWT dan tidak lupa juga dia selalu
berdo’a dan menyempatkan waktu disela-sela pekerjaannya untuk menunaikan
shalat wajib maupun sunah karena dia percaya “doa itu adalah senjatanya
umat Islam, maka perbanyaklah berdoa dari sekarang.” Ungkapnya. Tidak
hanya itu, kritikan dari konsumen ataupun pelanggan kerap sekali dia
terima, terkadang itu adalah suatu hal yang menyakitkan karena konsumen
kerap sekali membandingkan produknya dengan produk dari toko lainnya,
namun berkat dorongan keluarga dan orang-orang disekitarnya, dia mampu
melewati semua tantangan itu dengan kuat dan sabar.
Menjadi
seorang penjual kacang, Marhawi juga harus bisa membangun relasi dengan
orang-orang disekitarnya dan penjual-penjual di pasar untuk
memperkenalkan produk kacang sangrainya. Membangun kedekatan bersama
konsumen menjadi cara agar produknya dikenal dan dipercaya. Menurutnya
menjadi seorang wirausaha itu adalah suatu hal yang menyenangkan karena
tidak ada paksaan dari atasan dan juga tidak terpaku oleh waktu atau
bisa dikerjakan secara fleksibel.
Akhirnya karena kegigihan
dan semangatnya, kacang sangrai Cimiung dengan label ”Sumber Rizki”
sudah hampir terkenal di kalangan masyarakat terutama di Kabupaten
Serang. Banyak orang yang mempercayai akan kualitas kacang sangrai
Sumber Rizki yang dimana kacang tersebut dihasilkan atau dikirim
langsung dari Jawa ataupun Cilegon. Banyak mahasiswa juga yang datang
untuk belajar cara pembuatan kacang sangrai sehingga kacang sangrai
cimiung pun keberadaannya bisa dicari melalui Google Maps.
Oleh: Mardiah Mahasiswa UIN Banten
0 comments:
Post a Comment