JAKARTA ( KONTAK BANTEN) Kondisi demokrasi Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Meski sudah
lepas dari era orde baru (Orba) tahun 1998 silam, demokrasi hari ini
dianggap sedang dikorupsi oleh rezim. Hal tersebut disampaikan perwakilan mahasiswa Jawa Tengah dan
Yogyakarta, Zuhud dalam konsolidasi prodemokrasi bersama mahasiswa,
aktivis, dan akademisi. Sebagai mahasiswa, ia mengajak semua pihak
mengonsolidasikan penolakan neo Orba yang kian terlihat.
"Kalau
kita bicara soal pelanggaran HAM, politik dinasti, dan neo Orba, maka
kami mahasiswa Indonesia akan terus menjaga demokrasi kita," kata Zuhud
dalam keterangan tertulisnya, Senin (22/1).
Konsolidasi prodemokrasi digelar
mahasiswa dan aktivis di Jakarta pada Minggu (22/1). Dalam kegiatan
tersebut, turut hadir Direktur Lingkar Madani yang juga mantan aktivis
Ray Rangkuti, Syafieq Alleiha, Ubedilah Badrun, Parto Bangun, Fauzan
Luthsa, Tendry Masengi, dan beberapa lainnya.
Ray mengaku sempat
berharap, putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) yang
memutus Ketua MK, Anwar Usman melakukan pelanggaran etik bisa menjaga
demokrasi tidak jatuh lebih dalam.
“Kenyataannya, meskipun
(Ketua) MK melanggar etika berat, tidak ada kemauan untuk menjaga,
memelihara, apalagi untuk meningkatkan kualitas demokrasi,” ujarnya.Bukannya menjaga demokrasi, Ray menilai rezim penguasa saat ini terus
menggerogoti prinsip-prinsip berdemokrasi sebagaimana terlihat dalam
banyak peristiwa.
“Salah satu yang mengemuka sekarang adalah
netralitas ASN. Apakah itu TNI, Polri, ASN, termasuk di dalamnya kepala
desa dan aparatur kepala desa seolah berlomba menyatakan sikap
(mendukung capres)," tandasnya.
0 comments:
Post a Comment