Rasulullah saw bersabda yang artinya “Puasa itu separuh dari sabar" (HR. At-Turmudzi). Hadits ini menunjukan bahwa ibadah puasa identik dengan kesabaran, mereka yang menjalankan ibadah puasa diperlukan kesabaran yang cukup dan sebaliknya kesabaran yang cukup untuk menjalankan ibadah puasa.
Bulan suci Ramadhan bulannya melatih kesabaran melalui ritual ibadah puasa. Sabar berarti menahan dalam keadaan sulit. Berdasarkan definisi sabar menurut Imam Maiduddin adalah “menahan diri ketidakabaran dan ketidakpuasaan, menahan lisan dari mengeluh (complain), dan menahan (seluruh) anggota tubuh dari mengacau”. Sesuai definisi ini adalah sabar perbuatan aktif dan dinamis dari pelakunya, seperti aktifitas menahan diri, menahan lisan, pandangan, penglihatan dan menahan anggota tubuh lainnya. Aktifitas menahan lapar dan haus itulah bentuk kesabaran.
Menurut Imam Ibnu Rajab Al-Hambali, sabar ada 3 macam : pertama, sabar atas ketaatan kepada Allah. Kedua, sabar atas hal-hal yang diharamkan Allah dan ketiga, sabar atas ketetapan Allah yang pahit atau susah. Selanjutnya menurut Imam Ibnu Rajab Al-Hambali dalam pelaksanaan ibadah puasa berkumpul tiga kesabaran sekaligus yaitu kesabaran atas yang diharamkan Allah yaitu nafsu syahwat dan kesabaran atas sesuatu yang dihasilkan orang berpuasa yaitu kesusahan lapar, haus, lemahnya diri dan badan. Menyengaja untuk lapar dan haus, karena menaati perintah Allah, menghindari larangan-Nya, dan bersiap merasakan kesusahannya, merupakan tindakan yang dapat mempertajam kesabaran manusia.
Dari asumsi ini dapat disimpulkan bahwa ibadah puasa dan perilaku kesabaran tidak dapat dipisahkan. Ibadah puasa tanpa sabar, puasanya akan sia-sia, sebab tidak dapat menjaga dari hal-hal yang membatalkan ibadah puasa. Sabar dan puasa adalah laksana sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kesabaran akan hal-hal yang membatalkan dan mengurangi ibadah puasa adalah ukuran kualitas dari ibadah puasa seseorang.
Ibadah puasa di bulan suci Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam. Perintah berpuasa ditegaskan dalam Al-Qur’an surah Al-Baqoroh: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. Ini berarti sabar menjalankan perintah Allah melalui ibadah puasa merupalan indikator pertama dari tiga jenis sabar sebagaimana diuraikan diatas.
Dalam menjalankan ibadah puasa banyak godaan, cobaan, tantangan yang dilewatinya, baik dari internal yang menjalankan ibadah puasa seperti makan yang tidak teratur, kebiasaan bohong, bicara kotor dsb. Begitu pula dari faktor eksternal yang berasal dari lingkungan keluarga, tetangga, tempat bekerja, dalam kehidupan bermasyarakat seperti warung yang terbuka untuk umum, kebiasaan banyak makan, berada di lingkungan orang-orang yang tidak berpuasa. Nilai sabar menjadi amat penting dalam situasi seperti ini.
Nilai keimanan, keikhlasan, niat, bersyukur dan kesabaran, menjadi langkah ikhtiar bagi setiap orang dalam menjalankan ibadah puasa. Rasa bersyukur dan bersabar dalam berpuasa akan meningkatkan kualitas puasa seseorang yang berdampak pada peningkatan kualitas iman. Kesabaran menjadi kekuatan dalam menangkal segala emosi yang timbul selama berpuasa. Nilai kesabaran dalam berpuasa adalah keniscayaan, artinya jika kesabaran tidak dimiliki atau lepas kontrol maka yang didapatkan dari ibadah puasa adalah lapar dan haus sebagaimana sabda Rasulullah saw yang artinya “Berapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja.” Hal tersebut terjadi karena ia tidak berpuasa dari apa yang Allah haramkan, ia seakan menganggap bahwa puasa itu hanya menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa saja. Sehingga tidak menahan diri dari berkata dusta, fitnah, ghibah (mengatakan aib orang lain) dan sifat buruk lainnya. Seperti Rasulullah saw sampaikan bahwa “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan selalu mengamalkannya, maka Allah Ta’ala tidak butuh kepada puasanya.” (HR. Al-Bukhari).
Dengan kekuatan sabar ibadah puasa akan dijalani dengan baik dan benar, menjadi pengabdian ketaatan kepada Allah. Sabar menjauhkan diri yang diharamkan Allah dalam menjalankan ibadah puasa. Kesabaran adalah benteng dari kualitas ibadah seseorang, tanpa kesabaran ibadah puasa tidak akan sukses.
H. Sarbin Sehe (Kakanwil Kemenag Sulut)
0 comments:
Post a Comment