Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menginfakkan di jalan Allah, maka berilah kabar gembira kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih. (Ingatlah) pada hari ketika emas dan perak dipanaskan dalam Neraka Jahannam, lalu dengan itu disetrika dahi, lambung dan punggung mereka (seraya dikatakan) kepada mereka, “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.”)
Bulan ramadhan seperti sekarang ini, merupakan bulan untuk memberbanyak sedekah, balasannya sangat berlipat sehingga semua orang berlomba-lomba untuk mendapatkan keberkahannya. Sedekah yang dikeluarkan disamping untuk mendapatkan pahala juga menghindari sifat buruk, cinta harta dan menjauhi sifat bakhil atau kikir.
Bakhil, sebuah kata yang berasal dari bahasa arab yang dalam bahasa Indonesia berarti kikir atau pelit. Bakhil adalah sifat yang harus dihindari oleh setiap muslim, karena kebakhilan adalah sikap egois yang dilarang oleh Islam, tercela dan berakibat buruk baik di dunia maupun di akhirat.
Kebakhilan juga merupakan penyakit rohani yang bisa menimpa kepada orang yang cinta harta atau merasa bahwa harta kekayaannya adalah miliknya secara hakiki, sehingga kikir untuk melepaskannya, karena takut miskin. Penyakit rohani ini juga menghinggapi kepada orang yang suka menghayal. Terutama saat ia menghayalkan dengan harta yang dikumpulkannya akan dapat membahagiakan anak cucunya.
Orang yang memiliki sikap bakhil menganggap bahwa harta adalah satu-satunya, sehingga sikap bakhil itu baik untuk mencapai tujuannya. Padahal Allah sudah mengingatkan dalam surat Ali Imran ayat 180; Sekali-kali janganlah orang-orang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak dilehernya di hari kiamat.
Ancaman terhadap sikap bakhil seperti enggan mengeluarkan sebagian kekayaan yang menjadi kewajiban untuk dizakati, dijelaskan oleh sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Abu Hurairah; Barangsiapa yang dikaruniai Allah kekayaan tetapi tidak mengeluarkan zakatnya, maka pada hari kiamat nanti kekayaan tersebut akan dijelmakan menjadi seekor ular yang sangat berbisa dan menakutkan dengan dua bintik di atas kedua matanya, kemudian kedua ular itu dikalungkan ke lehernya dan menggigit pipinya. Katanya saya adalah kekayaanmu, saya adalah harta yang kamu tumpuk-tumpuk.
Menurut Imam Al-Gazali, ada dua hal penyebab penyakit bakhil itu, pertama, cinta harta dan takut miskin. Kedua, anak yang mengakibatkan panjangnya angan-angan. Untuk mengobatinya menurut Imam Gazali harus mencari lawan dari penyebabnya itu. Orang yang cinta harta dan takut miskin perlu pengobatan dengan cara melawannya dengan sifat qanaah (merasa cukup dengan apa yang telah ada). Cinta harta dan takut msikin adalah lanjutan dari ketamakan dan kerakusan terhadap harta yang telah dimilikinya. Ia mengira dengan banyaknya harta yang dimiliki, akan bahagia hidupnya.
Jika kebakhilan disebabkan oleh karena panjangnya angan-angan, maka obatnya menurut Imam Al-Gazali adalah dengan mengingat kematian. Hidup di dunia ini tidak akan berlangsung lama, nanti pada suatu saat kematian akan menjemputnya. Kematian adalah pemisah kehidupan diniawi dan ukhrawi yang sangat berbeda keadaannya. Dengan menyadarkan akan kematian pasti akan datang pada setiap manusia, maka akan lahir kemauan untuk mempersiapkan diri setelah kematian.Harta yang saat ini dimilikinya merupakan titipan Allah yang harus dijaga dan mematuhi aturan pemiliknya (yaitu Allah).Salah satu aturan yang harus ditunaikan adalah memberikan sebagian dari hartanya, baik berupa zakat atau infak lainnya untuk kepentingan umum dan sosial.
Selain itu sifat bakhir juga dapat diobati dengan cara memperhatikan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits-Hadits Nabi yang berkenaan dengan ancaman dan bahaya sifat bakhil itu. Sebaliknya juga harus memperhatikan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi tentang kemuliaan dan kelebihan terhadap sikap pemurah dan keramahan hati. Setelah itu lalu berdo’a agar dijauhkan dari sifat bakhil dengan do’a-do’a yang diajarkan oleh Rasulullah Saw.
Sifat bakhil pembicaraannya selalu tertuju kepada orang yang memiliki harta dan enggan memberikan sebagiannya kepada orang lain yang mungkin ada hak mereka pada harta tersebut. Namun ada yang berbeda dengan hal di atas, Rasulullah pernah menjelaskan bahwa orang yang bakhil itu bukan saja karena ia enggan memberikan harta yang ia miliki, tetapi karena ia tidak mau mengucapkan shalawat kepadanya. Seperti dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tarmizi dari Ali beliau bersabda: Orang yang bakhil (kikir) yaitu yang disebut namaku kepadanya lalu ia tidak membaca salawat untukku. Dalam riwayat lain disebutkan; Sungguh rendah dan hina, kecewa orang yang mendengar namaku disebut lalu ia tidak membaca salawat kepadaku. Hadits riwayat Tarmijzi dari Abu Hurairah.
Menurut Mustafa Said, tidak mengucapkan salawat terhadap Nabi Saw ketika nama beliau disebut adalah bagian dari sifat pelit (asy-syuhh). Sebagian ulama membedakan antara Bukhl (kikir) dan (asy-syuhh = pelit). Kalau Bukhl pelit terhadap apa yang ada di tangannya saja (miliknya), tetapi asy-sykhh mempunyai arti yang lebih tajam lagi, disamping mempunyai makna kikir terhadap apa yang ada di tangannya (miliknya), tetapi juga berarti menghendaki agar milik orang lain berpindah kepadanya. Dari sini asy-syuhh lebih berbahaya dari al-bukhl.
Mengapa Mustafa Said, berpendapat orang yang tidak mau bersalawat saat mendengar disebut nama Muhammad Saw dengan sebutan Asy-syuhh, sebuah uangkapan yang lebih tinggi dan hina dari Al-Bukhl. Menurut beliau orang yang tidak mau bersalawat saat disebut nama Rasulullah, tidak memerlukan modal apa-apa, hanya dengan menggerakkan lidah dan bibirnya. Tidak ada hartanya yang harus dikurangi, kalau perbuatan seperti itu juga tidak dikerjakan, pantas ia disebut kikir ( asy-syuhh). Suatu sifat yang tercela dan melebihi dari tercelanya sifat al-Bukhl. Kalau orang enggan mengeluarkan hartanya untuk diberikan kepada orang lain, mungkin ia masih sayang pada hartanya atau masih ada keperluan memenuhi kehidupan dirinya dan keluarganya. Tetapi untuk bershalawat, tidak ada alasan lain, kecuali karena malas. Karena itu ia dijuliki orang yang paling bakhil. (18 Ramadhan 1440 H. tfk).
Bulan ramadhan seperti sekarang ini, merupakan bulan untuk memberbanyak sedekah, balasannya sangat berlipat sehingga semua orang berlomba-lomba untuk mendapatkan keberkahannya. Sedekah yang dikeluarkan disamping untuk mendapatkan pahala juga menghindari sifat buruk, cinta harta dan menjauhi sifat bakhil atau kikir.
Bakhil, sebuah kata yang berasal dari bahasa arab yang dalam bahasa Indonesia berarti kikir atau pelit. Bakhil adalah sifat yang harus dihindari oleh setiap muslim, karena kebakhilan adalah sikap egois yang dilarang oleh Islam, tercela dan berakibat buruk baik di dunia maupun di akhirat.
Kebakhilan juga merupakan penyakit rohani yang bisa menimpa kepada orang yang cinta harta atau merasa bahwa harta kekayaannya adalah miliknya secara hakiki, sehingga kikir untuk melepaskannya, karena takut miskin. Penyakit rohani ini juga menghinggapi kepada orang yang suka menghayal. Terutama saat ia menghayalkan dengan harta yang dikumpulkannya akan dapat membahagiakan anak cucunya.
Orang yang memiliki sikap bakhil menganggap bahwa harta adalah satu-satunya, sehingga sikap bakhil itu baik untuk mencapai tujuannya. Padahal Allah sudah mengingatkan dalam surat Ali Imran ayat 180; Sekali-kali janganlah orang-orang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak dilehernya di hari kiamat.
Ancaman terhadap sikap bakhil seperti enggan mengeluarkan sebagian kekayaan yang menjadi kewajiban untuk dizakati, dijelaskan oleh sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Abu Hurairah; Barangsiapa yang dikaruniai Allah kekayaan tetapi tidak mengeluarkan zakatnya, maka pada hari kiamat nanti kekayaan tersebut akan dijelmakan menjadi seekor ular yang sangat berbisa dan menakutkan dengan dua bintik di atas kedua matanya, kemudian kedua ular itu dikalungkan ke lehernya dan menggigit pipinya. Katanya saya adalah kekayaanmu, saya adalah harta yang kamu tumpuk-tumpuk.
Menurut Imam Al-Gazali, ada dua hal penyebab penyakit bakhil itu, pertama, cinta harta dan takut miskin. Kedua, anak yang mengakibatkan panjangnya angan-angan. Untuk mengobatinya menurut Imam Gazali harus mencari lawan dari penyebabnya itu. Orang yang cinta harta dan takut miskin perlu pengobatan dengan cara melawannya dengan sifat qanaah (merasa cukup dengan apa yang telah ada). Cinta harta dan takut msikin adalah lanjutan dari ketamakan dan kerakusan terhadap harta yang telah dimilikinya. Ia mengira dengan banyaknya harta yang dimiliki, akan bahagia hidupnya.
Jika kebakhilan disebabkan oleh karena panjangnya angan-angan, maka obatnya menurut Imam Al-Gazali adalah dengan mengingat kematian. Hidup di dunia ini tidak akan berlangsung lama, nanti pada suatu saat kematian akan menjemputnya. Kematian adalah pemisah kehidupan diniawi dan ukhrawi yang sangat berbeda keadaannya. Dengan menyadarkan akan kematian pasti akan datang pada setiap manusia, maka akan lahir kemauan untuk mempersiapkan diri setelah kematian.Harta yang saat ini dimilikinya merupakan titipan Allah yang harus dijaga dan mematuhi aturan pemiliknya (yaitu Allah).Salah satu aturan yang harus ditunaikan adalah memberikan sebagian dari hartanya, baik berupa zakat atau infak lainnya untuk kepentingan umum dan sosial.
Selain itu sifat bakhir juga dapat diobati dengan cara memperhatikan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits-Hadits Nabi yang berkenaan dengan ancaman dan bahaya sifat bakhil itu. Sebaliknya juga harus memperhatikan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi tentang kemuliaan dan kelebihan terhadap sikap pemurah dan keramahan hati. Setelah itu lalu berdo’a agar dijauhkan dari sifat bakhil dengan do’a-do’a yang diajarkan oleh Rasulullah Saw.
Sifat bakhil pembicaraannya selalu tertuju kepada orang yang memiliki harta dan enggan memberikan sebagiannya kepada orang lain yang mungkin ada hak mereka pada harta tersebut. Namun ada yang berbeda dengan hal di atas, Rasulullah pernah menjelaskan bahwa orang yang bakhil itu bukan saja karena ia enggan memberikan harta yang ia miliki, tetapi karena ia tidak mau mengucapkan shalawat kepadanya. Seperti dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tarmizi dari Ali beliau bersabda: Orang yang bakhil (kikir) yaitu yang disebut namaku kepadanya lalu ia tidak membaca salawat untukku. Dalam riwayat lain disebutkan; Sungguh rendah dan hina, kecewa orang yang mendengar namaku disebut lalu ia tidak membaca salawat kepadaku. Hadits riwayat Tarmijzi dari Abu Hurairah.
Menurut Mustafa Said, tidak mengucapkan salawat terhadap Nabi Saw ketika nama beliau disebut adalah bagian dari sifat pelit (asy-syuhh). Sebagian ulama membedakan antara Bukhl (kikir) dan (asy-syuhh = pelit). Kalau Bukhl pelit terhadap apa yang ada di tangannya saja (miliknya), tetapi asy-sykhh mempunyai arti yang lebih tajam lagi, disamping mempunyai makna kikir terhadap apa yang ada di tangannya (miliknya), tetapi juga berarti menghendaki agar milik orang lain berpindah kepadanya. Dari sini asy-syuhh lebih berbahaya dari al-bukhl.
Mengapa Mustafa Said, berpendapat orang yang tidak mau bersalawat saat mendengar disebut nama Muhammad Saw dengan sebutan Asy-syuhh, sebuah uangkapan yang lebih tinggi dan hina dari Al-Bukhl. Menurut beliau orang yang tidak mau bersalawat saat disebut nama Rasulullah, tidak memerlukan modal apa-apa, hanya dengan menggerakkan lidah dan bibirnya. Tidak ada hartanya yang harus dikurangi, kalau perbuatan seperti itu juga tidak dikerjakan, pantas ia disebut kikir ( asy-syuhh). Suatu sifat yang tercela dan melebihi dari tercelanya sifat al-Bukhl. Kalau orang enggan mengeluarkan hartanya untuk diberikan kepada orang lain, mungkin ia masih sayang pada hartanya atau masih ada keperluan memenuhi kehidupan dirinya dan keluarganya. Tetapi untuk bershalawat, tidak ada alasan lain, kecuali karena malas. Karena itu ia dijuliki orang yang paling bakhil.
0 comments:
Post a Comment