Menurutnya, para bidan berpeluang melakukan inovasi dengan sosial media yang dimiliki sehingga bisa lebih mempromosikan layanan yang bisa diberikan.
"Kalau zaman dulu kita tahu paradigma berpikirnya adalah bidan itu dikenal dari mulut ke mulut gitu, nah kalau sekarang paradigmanya harus dirubah bahwa bidan itu bisa menggunakan digital khususnya sosial media sebagai alat promosi dari layanannya," tambahnya.Lebih jauh ia mencontohkan banyak nya tenaga kesehatan yang akhirnya viral dan membuat mereka menjadi booming dan dikenal di mana-mana.
"Dan digital adalah salah satu market terbesar yang bisa menjangkau sebanyak-banyaknya, tidak hanya di wilayah itu saja. Bahkan banyak bidan yang kadang pasiennya itu datang dari berbagai tempat. Begitu juga masyarakat bisa menjangkau layanan bidan terdekat. Itu sebab nya bidan harus melek digital," jelasnya lagi.
Sementara itu, Ketua Pengurus Daerah IBI Banten, Yani Purwasih mengaku sangat mendukung terselenggaranya kegiatan yang dilaksanakan berkolaborasi dengan Rimata Training Center yang sudah berkeliling Indonesia untuk mengadakan pelatihan-pelatihan untuk tenaga kesehatan baik itu dokter, bidan ataupun perawat atau tenaga kesehatan lainnya.
"Alhamdulillah kami pengurus di daerah, IBI Provinsi Banten mendukung
penuh kegiatan ini. Kami sangat mensupport untuk meningkatkan
keterampilan bidan di Banten," kata Yani.
Kegiatan upgrade peningkatan keterampilan layanan kebidanan di era
digital ini juga digelar agar bidan di Indonesia khususnya di daerah
dapat memanfaatkan peluang inovasi layanan memanfaatkan media daring.
Sehubungan dengan adanya peraturan perundang-undangan menteri Kesehatan
Permenkes nomor 17 tahun 2023 yang memberlakukan surat tanda registrasi
(STR) yang berlaku seumur hidup untuk semua tenaga kesehatan yang
membuat wewenang bidan semakin menyempit.
0 comments:
Post a Comment