JAKARTA KONTAK BANTEN Pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan sejumlah jurnalis senior di
kediamannya di Hambalang beberapa waktu lalu diapresiasi mantan Menko
Polhukam, Mahfud MD. Menurut Mahfud, langkah tersebut merupakan isyarat positif bahwa Prabowo mulai memahami pentingnya peran pers dalam demokrasi.
"Pak Prabowo memang dulu sering dipojokan
oleh pers sehingga dia waktu itu di tahun 2014 suka marah-marah aja
kepada pers, bahkan nuding, 'kamu dari koran ini, pergi saya nggak mau,"
kata Mahfud lewat kanal YouTube miliknya, Rabu 16 April 2025.
Namun kini, Mahfud melihat ada perubahan sikap yang signifikan. Prabowo, menurutnya, mulai menyadari bahwa dinamika dan kritik dari pers adalah sesuatu yang tak bisa dihindari.
Bahkan, peran media bisa menjadi bagian penting dalam memperkuat legitimasi dan kepercayaan publik terhadap pemerintah.
Langkah Prabowo ini dinilai Mahfud sebagai sinyal awal yang menunjukkan keterbukaan terhadap masukan, kritik, dan suara publik. Hal ini menjadi fondasi penting dalam pemerintahan demokratis.
“Politik akan mengarahkan seseorang agar kekuasaannya berjalan bagus dan mendapat kepercayaan dari publik ya harus melakukan melakukan penyesuaian," tegas Mahfud.
Wawancara yang menghadirkan tujuh jurnalis senior berlangsung di Hambalang pada Minggu kemarin, 6 April 2025. Mereka adalah Pemimpin Redaksi tvOne Lalu Mara Satriawangsa, Pemimpin Redaksi IDN Times Uni Lubis, dan Founder Narasi Najwa Shihab.Lalu Pemimpin Redaksi Detikcom Alfito Deannova Gintings, Pemimpin Redaksi SCTV-Indosiar Retno Pinasti, dan Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab Harian Kompas Sutta Dharmasaputra.
Tidak ada batasan topik dalam wawancara tersebut. Isu mulai dari UU TNI hingga jebloknya IHSG ditanyakan langsung ke Prabowo dengan semua jawaban bersifat on the record atau bisa dikutip untuk ditayangkan di media.
0 comments:
Post a Comment