BANTEN KONTAK BANTEN — Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-117 tahun 2025 menjadi momentum strategis bagi bangsa Indonesia dalam meneguhkan kembali arah perjuangan menuju masa depan yang lebih kuat, adil, dan beradab.
Bertempat di Lapangan Kantor Gubernur Banten, Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Curug, Kota Serang, Selasa (20/5/2025), pelaksanaan upacara peringatan ini diwarnai dengan penekanan pada misi besar pemerintah yang dirumuskan dalam Asta Cita sebagai kompas utama Kebangkitan Nasional.
Asta Cita: Delapan Misi Besar Sebagai Arah Baru Kebangkitan
Pelaksana Harian (Plh.) Sekretaris Daerah Provinsi Banten, Deden Apriandhi Hartawan, membacakan sambutan Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Viada Hafid, yang menyoroti pentingnya Asta Cita—delapan misi besar pembangunan nasional—dalam menjawab tantangan zaman dan harapan rakyat.
“Dalam momen peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini, kita meneguhkan kembali arah perjalanan bangsa. Pemerintah telah menetapkan Asta Cita sebagai kompas utama kebangkitan nasional. Delapan misi besar ini dirancang untuk menghadirkan perubahan yang benar-benar terasa dalam kehidupan rakyat,” ujar Deden saat membacakan sambutan Menkomdigi.
Kebijakan fiskal, program sosial, dan langkah-langkah strategis yang tengah dijalankan pemerintah seluruhnya diarahkan untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat—dari kota besar hingga pelosok desa.
Visi ini mempertegas tekad pemerintah untuk membangun Indonesia yang inklusif dan berpihak pada rakyat.
Tema 2025: "Bangkit Bersama Wujudkan Indonesia Kuat"
Dengan mengusung tema "Bangkit Bersama Wujudkan Indonesia Kuat", peringatan tahun ini turut diikuti oleh jajaran pimpinan tinggi madya, Aparatur Sipil Negara (ASN), Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), dan Non ASN di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten.
Menkomdigi Meutya Hafid dalam pesannya menekankan pentingnya filosofi kebangkitan yang membumi, kuat, dan berjangka panjang.
“Mari kita jaga kebangkitan ini dengan semangat yang sama seperti akar pohon yang menembus tanah. Perlahan tapi pasti, tak selalu terlihat, namun kokoh menopang kehidupan,” bunyi sambutan tersebut.
Kebangkitan yang paling kokoh, lanjutnya, adalah kebangkitan yang tumbuh perlahan, berakar dalam nilai-nilai kemanusiaan, dan membuahkan keadilan serta kesejahteraan yang nyata.
Pemerintah mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama menumbuhkan semangat kebangkitan ini dari dalam diri, komunitas, dan institusi.
Refleksi Sejarah, Proyeksi Masa Depan
Peringatan Hari Kebangkitan Nasional tidak hanya menjadi ajang seremoni, tetapi juga refleksi terhadap perjuangan tokoh-tokoh perintis kebangkitan bangsa seperti dr. Soetomo dan Budi Utomo.
Namun kini, kebangkitan diartikan lebih luas, sebagai transformasi sosial, digital, ekonomi, dan budaya yang harus menjawab tantangan global sekaligus menjaga jati diri bangsa.Dirgahayu Hari Kebangkitan Nasional ke-117. Mari melangkah bersama, dengan langkah yang tenang namun penuh keyakinan, menuju Indonesia yang lebih kuat, lebih adil, dan lebih beradab,” tutup Menkomdigi Meutya Hafid dalam sambutannya.
0 comments:
Post a Comment