Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kabupaten Lebak Ucu Juhroni.
LEBAK KONTAK BANTEN Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kabupaten Lebak mengusulkan KH Mas Abdurrahman pendiri Mathla'ul Anwar (MA) meraih gelar Pahlawan Nasional karena dedikasinya cukup tinggi untuk mencerdaskan anak bangsa melalui pendidikan Islam.
"Perjuangan pendiri MA itu sangat layak mendapat gelar Pahlawan Nasional dari pemerintah," kata Ketua ICMI yang juga dosen Universitas Latansa Mashiro (Unilam) Rangkasbitung Kabupaten Lebak di Lebak, Senin.
KH Mas Abdurrahman sejak kecil mengenal ilmu keIslaman, mulai dari mengaji, belajar shalat, rukun Islam dan iman, tauhid, dan persoalan agama lainnya dari lingkungan keluarganya yang dikenal sebagai keluarga yang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi.
Ayahnya, KH Mas Jamal tekun dalam hal mendidik puteranya, sehingga KH Mas Abdurrahman memiliki daya paham mengenai agama yang mencukupi.
Selain itu, KH Mas Abdurrahman berguru pada beberapa kyai lokal, diantaranya Kyai Sohib di Menes, Kyai Ma'mun di Serang yang merupakan ahli dalam bidang pengkajian Al Quran.
Selain mengenyam pendidikan agama, KH Mas Abdurrahman sempat mengenyam pendidikan umum yang difasilitasi Belanda, hal ini mengingat bahwa di Menes sudah ada dan berdiri sekolah Belanda sejak 1887 M.
Kyai lokal di Menes dan sekitarnya mencari sosok muda yang pas untuk diajak bekerja sama dalam memerangi kebodohan masyarakat saat itu.
Kyai lokal berkumpul dan bermusyawarah, menyepakati memanggil seorang cendekiawan Muslim lokal yakni KH Mas Abdurrahman yang sedang studi di Makkah.
KH Mas Abdurrahman adalah sosok muda, segar dan cerdas. Ini adalah harapan para kyai lokal agar KH Mas Abdurrahman bisa membawa masyarakat Menes keluar dari jurang kebodohan.
Pada 1916 M, gagasan para kyai lokal dan KH Mas Abdurrahman terkait pendirian lembaga pendidikan Islam menjelma.
Berdirilah
perguruan Islam dalam bentuk madrasah yang dinamai "Mathlaul Anwar",
sebagai direktur KH Mas Abdurrahman dan Presiden Bistirnya KH Entol
Mohammad Yasin, dan dibantu oleh para kyai lokal, saudagar Menes dan
tokoh masyarakat lain di sekitar Menes.
Oleh
karena itu, KH Mas Abdurrahman layak menjadi Pahlawan Nasional, bahkan
cukup produktif dengan menulis delapan buku keislaman yang kini
diajarkan di Mathla’ul Anwar dan di banyak pesantren di Indonesia.
Selain itu sudah banyak kajian akademis, dari skripsi, tesis, disertasi hingga jurnal ilmiah yang membahas tentang kiprah KH Mas Abdurrahman selaku tokoh pendidikan dan pejuang kemerdekaan.
Saat ini, lembaga pendidikan MA berkembang di tanah air, seperti Lampung, Karawang, Jakarta, Bogor, Tangerang, Lebak, Serang.
Selain itu juga beberapa yayasan pendidikan Islam di Jawa Tengah, Jawa Timur, sampai Nusa Tenggara Barat mengafiliasikan lembaga pendidikan dengan Mathlaul Anwar.
0 comments:
Post a Comment