![]() |
Presiden Prabowo Sibianto saat memimpin sidang kabinet/Ist |
JAKARTA KONTAK BANTEN Presiden Prabowo Subianto secara mengejutkan mengatakan sekaligus
memberi peringatan bahwa mereka yang tidak mampu mengikuti ritme
percepatan akan ditinggalkan di pinggir jalan. Hal itu disampaikan Presiden dalam sambutannya pada peresmian peletakan
batu pertama (groundbreaking) pembangunan proyek Ekosistem Industri
Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL di
Kawasan Artha Industrial Hills (AIH) di Karawang, Jawa Barat, Minggu, 29
Juni lalu.
"Saya terima kasih kepada tim saya, kabinet
saya semuanya kerja dengan baik, kerja dengan cepat, yang tidak bisa
ikut cepat, kita tinggalkan di pinggir jalan saja," ujar Prabowo.
Mantan Danjen Kopassus itu menegaskan pentingnya percepatan kerja pemerintah, khususnya dalam menjalankan program hilirisasi. Adapun peresmian peletakan batu pertama proyek ekosistem industri baterai kendaraan listrik merupakan bagian dari percepatan hilirisasi.
Mantan Danjen Kopassus itu menegaskan pentingnya percepatan kerja pemerintah, khususnya dalam menjalankan program hilirisasi. Adapun peresmian peletakan batu pertama proyek ekosistem industri baterai kendaraan listrik merupakan bagian dari percepatan hilirisasi.
Menanggapi hal tersebut, Co Founder Forum Intelektual Mud, Muhammad Sutisna, mengatakan bahwa Presiden Prabowo sudah menunjukan kegerahannya terhadap menteri-menteri yang berkinerja buruk.
Bahkan beberapa diantaranya justru membuat polemik dan kegaduhan publik.
Menurut Sutisna menambahkan bahwa ungkapan presiden tersebut menjadi pertanda pertama bahwa akan ada reshuffle kabinet segera.
“Presiden Prabowo saat ini sangat menjaga ucapan pada pidatonya saat ini. Berbeda saat Prabowo menjadi oposisi pada 2019. Pastinya hal tersebut menjadi sinyal kuat akan adanya pergantian kabinet,” kata Sutisna kepada wartawan, Selasa, 1 Juli 2025.
Lanjut dia, presiden harus segera mengambil langkah tegas dan berani untuk segera melakukan perubahan struktur kabinet. Pasalnya terdapat beberapa kasus dimana presiden menerima “bola panas” dari kinerja dan kebijakan menteri-menteri yang kontroversial.
“Mesti adanya evaluasi dan reshuffle total terhadap menteri di kabinet yang mengganggu fokus kerja dari Presiden Prabowo. Dan mesti dilakukan percepatan terhadap reshuffle tersebut,” imbuhnya.
Selain itu Sutisna juga mengingatkan bahwa presiden perlu segera untuk mengevaluasi dan me-reshuffle menteri belum begitu terasa untuk publik.
“Melihat situasi politik yang secara umum lebih kondusif, sektor ekonomi perlu juga diperhatikan, karena masyarakat sedang menderita di tengah gejolak melemahnya ekonomi, PHK, dan daya beli yang menurun,” bebernya.
Sutisna juga memberikan masukan bahwa saat ini negara lebih butuh perhatian di sektor ekonomi dan perdagangan untuk hajat publik yang lebih banyak.
Ia juga menyoroti perlunya figur Menteri Perdagangan yang proaktif, cekatan, dan memiliki kemampuan negosiasi kuat guna meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar internasional.
“Sebenarnya terdapat figur yang cocok untuk mengisi pos menteri perdagangan dengan kinerja yang mumpuni dan kinerja terhadap publik yang sudah dirasakan. Yakni Harvick Hasnul Qolbi,” ungkap dia.Ia juga menegaskan Harvick Hasnul Qolbi layak menjadi Mendag karena pengalaman sebagai Wakil Menteri Pertanian di era pemerintahan sebelumnya
0 comments:
Post a Comment