Monday, 26 December 2016

Artikel Demokrasi dan Baju Untuk Sang Raja

Alkisah Hidup seorang Raja. Pada suatu hari, Raja itu ingin memiliki baju baru untuk dia pakai dalam pawai rutin di tengah kota yang biasa dia lakukan. Raja pun menyuruh ajudannya untuk memanggil penjahit yang paling hebat. Singkat cerita datanglah seorang penipu yang mengaku penjahit hebat dan akan menjahitkan baju yang sangat luar biasa indah dan tiada duanya untuk sang Raja. Dia pun berlagak mengukur badan sang Raja, mengukur tingginya, lingkar perutnya, lebar bahunya, dan lain-lain. Setelah itu dia pun mohon diri dan menjanjukan baju itu akan siap esok lusa. Hari yang ditunggu pun tiba. Raja tidak sabar untuk melihat dan mencoba baju barunya. Namun alangkah kecewanya ketika penjahit itu datang dan tidak terlihat membawa apapun. “Wahai penjahit, mana baju baru yang kau janjikan untukku?” tanya Raja gusar. Penjahit itu pun buru-buru berpura-pura mengeluarkan sesuatu, “Mohon maaf Paduka, inilah baju terbaik yang saya kerjakan untuk Paduka.“ Dia pun mengulurkan kedua tangannya seolah-olah sedang mempersembahkan sesuatu. Raja mengernyitkan keningnya karena dia merasa tidak melihat apa-apa, begitu pula para ajudan yang mendampingi Raja. Penjahit gadungan itu pun melanjutkan, “Tidakkah Paduka bisa melihat keindahannya? Baju ini teramat istimewa sebab hanya orang pintar saja yang dapat melihatnya!“ Raja yang langsung termakan bualan penipu itu merasa sangat malu karena ia benar-benar tidak melihat baju yang dimaksud. Raja pun berpikir betapa memalukannya bila ia ketahuan tak dapat melihat baju itu. Dengan serta merta Raja pun menyahut, “Oh, betul sekali, betapa indahnya baju yang sudah kau buat ini, aku sungguh-sungguh menyukainya. Bagaimana dengan kalian?” Raja meminta persetujuan para ajudan. Para ajudan yang rupanya sama dengan Raja segera menjawab, “Oh, benar sekali Paduka, baju itu memang sangat indah!” Mereka kemudian berlomba-lomba memuji baju bualan itu, “Warnanya sungguh indah, tidak terlalu mencolok namun sangat berkarakter..” Seseorang lagi menimpali, “Lihat jahitannya, sangat rapi dan solid!” Seorang lagi tidak mau kalah, “Modelnya sangat orisinil dan berwibawa. Raja akan terlihat sangat gagah memakainya!“ Begitulah, kemudian ketika dikabari mengenai baju baru Sang Raja, seisi kerajaan pun berlomba-lomba berkomentar dan memberikan pujian mengenai baju itu, tidak ada yang berani mengakui tidak bisa melihat baju itu karena takut disangka bodoh. * * * Cerita di atas mungkin sudah akrab di telinga kita. Dongeng masa kecil ini terlintas begitu saja dalam ingatan ketika membaca satu kata: Demokrasi. Apa hubungannya demokrasi dengan dongeng tadi? Demokrasi tidak ada bedanya dengan baju baru Sang Raja. Demokrasi, seperti halnya baju baru Raja, adalah omong kosong. Barangkali menyadari ‘keberadaan‘ sesuatu lebih mudah ketimbang menyadari ‘ketidakberadaan‘ sesuatu? Demokrasi sebenarnya tidak ada dan tidak pernah ada. Kalau begitu, kenapa sesuatu yang tidak ada, dan tidak pernah ada, dikira ada? Jawabannya sama juga dengan baju baru Sang Raja: dia diopinikan dan dibicarakan oleh semua orang. Raja berkata ada, para ajudan membetulkan, seisi kerajaan mengakuinya. Tinggallah rakyat luas. Apa yang terjadi ketika Raja melakukan pawai dengan baju barunya itu? Seluruh rakyat sudah tidak sabar, penasaran dengan baju baru Sang Raja yang katanya hanya akan nampak di mata orang-orang yang pintar saja. Akan tetapi, betapa kagetnya rakyat ketika melihat Raja yang mereka bangga-banggakan itu diarak keliling kota dan melambai-lambaikan tangannya pada rakyat, tersenyum lebar penuh percaya diri dalam keadaan telanjang bulat! Rakyat pun terdiam terbingung-bingung, semuanya saling pandang. Tidak ada satu pun yang berani mengakui apa yang sebenarnya dilihatnya. Kemudian satu demi satu mereka mulai berkomentar, “Ooohh.. betapa indahnya baju baru Sang Raja!” satu orang mengawali. “Benar! Ooh Tuhan, seandainya aku bisa memiliki baju seperti itu!” yang lain menyahut. “Bodoh! Hanya Raja yang pantas memakai baju kebesaran seperti itu!” Sahut-sahutan pun mulai terjadi, dan pada akhirnya semua orang mengakui melihat baju baru Sang Raja. Begitu pulalah demokrasi, dia tidak pernah berhenti dibicarakan. Semua berlomba-lomba memakai slogan ini. Jika ada himbauan, maka kalimatnya adalah, “Mari kita pertahankan demokrasi!” Atau, “Jangan biarkan demokrasi ini rusak karena ulah sekelompok orang!” Jika sebuah lembaga mencanangkan visi dan misi, yang tertulis adalah, “Membangun masyarakat demokratis makmur sejahtera.” Jika ada seorang tokoh, maka dia dijuluki sebagai “Sang pembela demokrasi“, atau “Sang demokrat sejati“. Jika ada pemikiran, maka pemikiran itu adalah kata sifat dari demokrasi seperti “Demokrasi Terpimpin“, “Demokrasi Liberal“, “Demokrasi with God“, atau “Theo-Demokrasi“, dan lain-lain. Jika membentuk partai, maka namanya adalah “Partai Demokrasi Anu“. “Partai Demokrasi itu“, “Partai Pokoknya Demokrasi“, “Partai yang Penting Demokrasi“, “Partai Insya Allah Demokrasi“, dan lain-lain. Kalau ada penghargaan, maka itu adalah medali demokrasi. Di sana demokrasi, di sini demokrasi, demokrasi di mana-mana. Walhasil, tidak seorangpun sadar bahwa demokrasi itu sebenarnya tidak ada. Mereka tidak akan bisa menunjukkan mana demokrasi? Mereka tidak mungkin bisa menyebutkan negara mana yang paling demokratis? What a shame! Seperti halnya Sang Raja yang telanjang bulat keliling kota, betapa memalukannya. Kalau kita mau sadari, maka yang terjadi adalah korporatokrasi, bukannya demokrasi. Dan kalau dikatakan yang sebenarnya ini, maka dijamin tidak akan ada seorangpun yang mendukungnya, kecuali, ya para pemilik korporat-korporat besar itu. Dan inilah yang membuat sebuah bangsa terpuruk sedemikian rupa, karena rakyatnya terperdaya oleh sistem politik ilusi. Akan tetapi, semoga hal ini tidak lama. Kalau kita selesaikan dongeng baju baru Sang Raja, maka pada akhirnya ada seorang anak kecil yang innocent, lugu dan jujur, meneriakkan, “Raja telanjang!” Raja yang mendengarnya pun kaget dan terdiam. Arak-arakan pawai berhenti. Semua rakyat ikut terdiam menelan ludah. Ibunya anak itu pun ketakutan setengah mati dan mencoba membungkam mulut anaknya. Akan tetapi si anak tetap bersuara, “Lihatlah Ibu, Raja tidak memakai apa-apa.. Lucu ya?“ Raja pun mulai berkeringat dingin. Rakyat saling celingukan dan mulai bergumam-gumam kecil tidak jelas. Raja semakin berkeringat dan melirik para ajudannya, akan tetapi para ajudannya tidak berani menatap Sang Raja.. dan.. nah, sudahlah, tulisan ini tidak perlu dilanjutkan sebelum kita berfantasi yang macam-macam. Tentu kita semua sudah hafal dengan ending cerita ini. Yang penting sekarang, mari kita melihat realita saat ini. Beranikah kita menjadi jujur seperti anak kecil itu? Beranikah mengatakan yang sebenarnya tentang demokrasi? Kita tentu kesal ketika ada tokoh Islam yang tiap kali berpidato seakan ‘gatal‘ kalau tidak mengucapkan sepatah kata demokrasi.  Rasul saw. bersabda, “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam,” (HR. Abu Hurairah).


Share:

0 comments:

Post a Comment

BERBUAT BAIKLAH SESUNGUHNYA UNTUK DIRI KITA

BERBUAT BAIKLAH SESUNGUHNYA UNTUK DIRI KITA

SEGENAP CREW WWW.KONTAKBANTEN.CO.ID IDUL FITRI

SEGENAP CREW WWW.KONTAKBANTEN.CO.ID IDUL FITRI

DINAS PENDIKAN BANTEN SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL

DINAS PENDIKAN BANTEN SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL

MOHON MAAF LAHIR BATIN IDUL FITRI 1446 H

MOHON MAAF LAHIR BATIN IDUL FITRI 1446 H

Silakan Klik Kerja sama Publikasi

MOTO KAMI


Cermat Cerdas Tepat Dalam Informasi Menjadi Media Inpendent Berita Tanpa Intervensi

Unsur Pimpinan DPR RI 2024 2029

SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA 2025

SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA 2025

SELAMAT IDUL FITRI 1446 H

SELAMAT IDUL FITRI 1446 H

PT KONTAK MEDIA PERSADA GROUP KLIK

SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA

SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA

IDUL FITRI 1446 H

IDUL FITRI 1446 H

SELAMAT IDUL FITRI 1446 H

SELAMAT IDUL FITRI 1446 H

SELAMAT IDUL FITRI 1445 H

SELAMAT IDUL FITRI 1445 H

Jadilah Perbedaan Menjadi Kekuatan

Jadilah Perbedaan Menjadi Kekuatan

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

BUMN PEDULI BANGSA

BUMN PEDULI BANGSA

Penawaran Kerja Sama

TV KONTAK BANTEN

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI
Media yang kuat butuh rakyat yang terlibat, mengelola kebebasan dengan bertanggung jawab._ Najwa Shihab

SILAKAN PASANG IKLAN KLIK

IBU KOTA NUSANTARA

IBU KOTA NUSANTARA

KONTAK MEDIA GROUP

BACA BERITA BIKIN PAS DI HATI YA DI SINI !!

BANGSA HEBAT PERS KUAT HPN 2025

BANGSA HEBAT PERS KUAT HPN 2025

INFO CPNS DAN PPPK 2025 KLIK

PESAN MAKANAN ENGAK RIBET

MOTO KAMI


BERBUAT BAIK TERHADAP SESAMA SESUNGGUHNYA UNTUK KEBAIKAN DIRI KITA

PERKIM BANTEN SELAMAT GUBERNUR BANTEN 2025

PERKIM BANTEN SELAMAT GUBERNUR BANTEN 2025

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

HPN 2025 RESOLUSI TAHUN 2025 PERS LEBIH BAIK

HPN 2025 RESOLUSI TAHUN 2025 PERS LEBIH BAIK

INFO DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR) RI

KEMENTRIAN BUMN

KEMENTRIAN BUMN

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

ENERGI KOLOBORASI

ENERGI KOLOBORASI

Bergerak TAK TERBATAS

Bergerak TAK TERBATAS

HARI PERS NASIONAL 2025 AKU BANGGA JADI INSAN PERS

HARI PERS NASIONAL 2025 AKU BANGGA JADI INSAN PERS

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

SENYUM ADALAH IBADAH

SENYUM ADALAH IBADAH

SELAMAT DAN SUKSES

SELAMAT DAN SUKSES

Bergerak Tumbuh Bersama

Bergerak Tumbuh Bersama

SELALU BERBUAT UNTUK BANGSA

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Mau Kirim Tulisan Artikel Klik aja

MOTO KAMI


Sekecil APAPUN Yang Anda Perbuat Akan Menjadikan Cermin Kami untuk Maju

BARCODE INFO KERJA KLIK

Silakan Pesan Buku Catatan Kehidupan Ali

Berita Populer

INFO KPK

INFO KEJAKSAAN RI

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

BANGKIT LEBIH KUAT

BANGKIT LEBIH KUAT

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

PEMERINTAH TANGERANG

PEMERINTAH TANGERANG

SELAMAT HUT BAWASLU REPUBLIK INDONESIA

BERGERAK DAN BERGERAK

Portal Kementrian Kemlu Indonesia

Seputar Parlemen

INFO KPK JAKARTA

INFO ICW NASIONAL KLIK

Salam Damai Untuk Indonesia

Layanan Kota Tangerang Selatan BPHTB

Kementrian

Susunan Redaksi

Kementrian PU

Support