![]() |
Direktur Sinergi Data Indonesia (SDI), Barkah Pattimahu bersama Dosen politik Fisip UI, Aditya Perdana dan Imam Suherman (moderator). (rihadin) |
JAKARTA – Pasangan calon gubernur DKI Jakarta, Anies
Baswedan-Sandiaga Uno, diminta tak lagi memainkan sentimen agama.
Pasalnya, menurut survei yang dilakukan Sinergi Data Indonesia (SDI),
tingkat toleransi warga Jakarta sangat tinggi dan tak lagi berpengaruh
isu SARA.
Direktur Eksekutif SDI, Barkah Pattimahu mengatakan, langkah
Anies-Sandi sebaiknya meninggalkan isu agama dalam kampanyenya. “Hal ini
terlihat dari survei yang kami lakukan, sebanyak 70,14 persen warga tak
terpengaruh lagi dengan kampanye berbau SARA,” katanya, Minggu (2/4).
Ditambahkan Barkah, pasangan Agus-Sylvi dinilainya telah melakukan
blunder dengan mengemas isu agama di putaran pertama. Sehingga, bila
Anies-Sandi melanjutkan langkah tersebut, peluangnya untuk memenangkan
Pilkada DKI Jakarta putaran kedua sulit terwujud. “Jadi kalau tak mau
terjungkal, sebaiknya isu tersebut segera dihilangkan,” ungkapnya.
Dipaparkan Barkah, berdasarkan temuan SDI tingkat toleransi warga
Jakarta, sangat tinggi. Pada Oktober 2016, pemilih toleran di Jakarta
sebanyak 71,53. Kemudian pada Januari 2017 naik menjadi 73,67 persen dan
turun menjadi 70,14 persen pada Maret lalu. “Ternyata dari 70,14 persen
pemilih yang toleran, sebanyak 51,89 persen mendukung pasangan
Ahok-Djarot, selebihnya 39,49 persen memilih Anies-Sandi,” tuturnya.
Sementara dari 29,86 persen pemilih yang intoleran, lanjut Barkah,
sebanyak 71,92 persen berpihak pada Anies-Sandi dan hanya 19,47 persen
yang memilih Ahok-Djarot. Hasil survei SDI juga menyebutkan, 80,80
persen, warga Jakarta tak setuju kampanye berbau SARA. “Sebanyak 74,20
persen pemilih Jakarta juga tidak percaya dengan isi kampanye hitam
berbau SARA,” tambahnya.
Dari sisi elektabilitas, kata Barkah, dua pekan menjelang Pilkada DKI
Jakarta putaran kedua, elektabilitas Anies Baswedan mencapai 47,60
persen, mengungguli Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok sebanyak 41,00
persen. “Namun siapa yang nantinya bakal memenangkan Pilkada sangat
tergantung pada swing voters dan terbukti pada pencoblosan 19 April
mendatang,” tukasnya.
0 comments:
Post a Comment