“Sangat tidak mungkin itu (merugikan madrasah diniyah). Tidak ada.
Malah nanti ada simbiosis, saling menguatkan antara madrasah dan
sekolah,” ujar Muhadjir di Hotel Ciputra, Jakarta Barat, Selasa
(13/6/2017) malam.
Muhadjir memberi penjelasan mengenai program Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) tersebut. Ia mengatakan bahwa sekolah tingkat SD dan SMP
bisa mengisi delapan jam belajar dengan kegiatan ekstra kurikuler.
“Contoh konkretnya seperti ini, misalnya sudah kita hitung 5 hari
sekolah itu, kecuali SMA dan SMK ya. Jadi untuk SD dan SMP itu jam 12.00
hingga 13.00 sudah selesai (mata pelajaran). Kemudian dilanjutkan
ekstra kurikuler,” katanya.
Muhadjir berharap bahwa kegiatan ekstra kurikuler itu itu bisa
dikerjasamakan bersama madrasah. “Nah, itulah yang bisa kerja sama
dengan madrasah. Habis dari sekolah kemudian mereka ke Madrasah,”
katanya.
Muhadjir ingin agar pemerintah daerah juga bisa memberikan bantuan
makan siang melalui APBD yang diberikan kepada siswa-siswi saat
berkegiatan di Madrasah. Tujuannya untuk meningkatkan motivasi.
“Saya sedang bicara dengan Kemenkes soal kemungkinan itu (bantuan
makan siang) untuk bisa diberikan. Ya makannya nggak perlu yang
beratlah, makan roti aja atau apa, kemudian langsung masuk diniyah,”
katanya.
“Jadi itulah yang delapan jam itu. Artinya tidak delapan jam itu
dihabiskan di dalam kelas saja (tapi juga untuk kegiatan diluar kelas
seperti ekstra kurikuler). Kalau cuma di dalam kelas anak-anak pasti
sumpek, saya aja sumpek,” tuturnya.
Namun demikian, Muhadjir memastikan penerapan program tersebut tidak
akan dilakukan tanpa proses. Ia menyebut penerapan akan dilakukan dengan
serangkaian tahap yang dicocokkan dengan kesiapan masing-masing daerah.
“Bertahap dan sesuai dengan kesiapan daerah. Nanti inputnya kita
minta dari dinas terkait untuk menerapkan. Mana (daerah) siap dan mana
yang belum siap. Nanti silakan (diatur),” katanya.
“Daerah yang sudah menerapkan 5 hari sekolah ini juga akan kita
jadikan pilot project. Jadi bisa menjadi rujukan bagi 9.800 yang akan
menerapkan program ini. Sekolah bisa mempelajari bagaimana dan bisa
membuat proposal seperti apa yang akan dikembangkan di sekolahnya,”
tandas Muhadjir.
0 comments:
Post a Comment