SERANG, (KB).- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) Banten, Nur’aeni, meminta agar Pemerintah Provinsi
(Pemprov) Banten tanggap dalam mengatasi kekeringan yang mungkin terjadi
di beberapa wilayah Banten. Alasannya, kemarau panjang seperti saat ini
rentan mengakibatkan kekeringan, terlebih di lahan pertanian.
“(Pemprov Banten) harus sigap menghadapi kekeringan, kasian para
petani. Dikhawatirkan ada petani yang sudah telanjur menanam, ternyata
kekeringan. Ancamannya bisa sampai gagal panen,” katanya saat dihubungi kemarin.
Langkah yang dapat dilakukan Pemprov Banten melalui instansi terkait
di antara penyediaan pompa air di wilayah kekeringan, perbaikan
infrastruktur perairan seperti pengerukan irigasi dangkal dan perbaikan
aliran sungai. “Perlu ada ketersediaan air. Misalkan aliran sungai itu
dipastikan harus lancar dialirkan, terus kalau ada pendangkalan irigasi
harus dilakukan pengerukan,” ujarnya. Antisipasi terhadap dampak
kekeringan harus dilakukan sedini mungkin. Tujuannya agar dapat
meminimalisasi dampak yang lebih besar. Tanpa ada dilakukan sedini
mungkin, dampak kekeringan dikhawatirkan akan lebih besar. “Harus
dilakukan secepat mungkin oleh Pemerintah Provinsi Banten,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) pada BPBD
Provinsi Banten, Giman mengatakan, 48 kecamatan di Provinsi Banten rawan
kekeringan. Adapun kecamatan itu di antaranya, di Kabupaten Tangerang,
yakni Kecamatan Kresek, Kronjo, Mauk, Sepatan, Teluk Naga, Paku Haji,
dan Jayanti. Selanjutnya di Kabupaten Serang, yakni Kecamatan Pontang,
Tirtayasa, Tanara, Carenang, Bandung, Kragilan, Binuang, Tunjung Teja,
Cikeusal, Pamarayan, Cikande dan Kibin. Kemudian di Kabupaten
Pandeglang, yakni Kecamatan Panimbang, Angsana, Munjul, Pagelaran,
Patia, Sukaresmi, Mekarjaya, Sindang Resmi, Cikedal, Carita, Cikeusik,
Labuan, Cibaliung, dan Sumur.
Lalu di Kabupaten Lebak, yakni Kecamatan Maja, Leuwidamar, Muncang,
Sobang, Gunung Kencana, Banjarsari, Cihara, Cibeber, Panggarangan,
Malingping dan Cilograng. Terakhir di Kota Serang, yakni Kecamatan
Walantaka, Kasemen, dan Taktakan. Kekeringan biasanya banyak terjadi di
area persawahan. Namun apabila kemarau berlangsung lama, kekeringan
dapat mengakibatkan minimnya persediaan air untuk kebutuhan minum dan
mandi. “Daerah Panimbang (Kabupaten Pandeglang) juga banyak. Kalau sudah
musim kemarau kan mereka untuk air kali susah, sumur mereka sekarang
cepat kering,” ucapnya.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian Banten, Agus M Tauchid mengatakan,
pihaknya sudah berupaya tanggap mengantisipasi dampak kekeringan area
pertanian di Banten. Antisipasi dilakukan dengan cara pengaturan pola
tanam, penyediaan pompa air dan pengerahan petugas di UPTD untuk
memantau kekeringan di lapangan. “Kondisi kekeringan bukan hanya rentan
terjadi di Banten saja, tapi juga di provinsi lain,” tuturnya.
0 comments:
Post a Comment