Jakarta-Bank Indonesia (BI) mengaku sulit untuk mengubah perilaku masyarakat
untuk menggunakan pembayaran melalui uang elektronik (e-money). Sulitnya
mengubah perilaku masyarakat tersebut terlihat dari transaksi
pembayaran nontunai di jalan tol.
Kepala Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah (SP dan
PUR) Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Banten Ferry Tumpak
menjelaskan, gerakan gerakan nontunai sudah dicanangkan sejak 2014.
Namun sampai saat ini belum banyak masyarakat yang melakukan transaksi
dengan menggunakan uang elektronik.
"Terus terang saja, enggak semua masyarakat mengerti. Tapi kakau
sudah mengerti, pemerintah memikirkan efisien. Pihak perbankan juga
harus order dulu (kartu uang elektronik), pelan-pelan," kata dia seperti
ditulis Sabtu (7/10/2017).
Baca Juga
Ferry melanjutkan selain sulit untuk mengubah perilaku masyarakat, penerapan transaksi nontunai juga terhambat dengan ketersediaan kartu atau uang elektronik yang
masih belum merata. Menurutnya, ada beberapa gerbang tol yang
menyediakan banyak uang elektronik termasuk fasilitas isi ulangnya,
tetapi juga ada gerbang tol yang tak banyak menyediakan fasilitas
tersebut.
Kepala Cabang PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Dedi
menjelaskan, perseroan terus berusaha menyediakan uang elektronik untuk
memenuhi kebutuhan dari masyarakat. Ia mengaku bahwa kebutuhan uang
elektronik meningkat drastis sejak diberlakukannya peraturan menteri
(Permen) PUPR Nomor 16/PRT/M/2017 mengenai kewajiban penggunakan uang
elektronik dalam transaksi di gerbang tol.
"Kemampuan kantor pusat kami mencetak 25 ribu kartu. (Kebutuhan kartu
uang elektronik) 2.997 kartu rata-rata per hari sejak 1 Oktober 2017,"
kata dia.
Sedangkan penggunaan uang elektronic di Jalan Tol-Tangerang Merak sejak diberlakukannya pada tanggal 1 Oktober hingga 4 Oktober 2017 baru sebesar 66,11 persen.
"Kami menargetkan di tanggal 12 Oktober 2017 masyarakat sudah 100 persen cashless," kata Ega N Boga, Kepala Divisi Operasional PT Marga Mandala Sakti (MMS), operator jalan tol Tangerang-Merak.
Ega menjelaskan kalau kebutuhan kartu uang elektronik di jalan tol
milik Astra Group itu sebesar 11.701 per hari. Dimana, total kebutuhan
seluruhnya hingga 12 Oktober 2017 mencapai 140.407 kartu.
"Masyarakat ini ada yang langsung mempersiapkan diri, ada yang
coba-coba, ada juga masyarakat yang jauh hari sebelum diberlakukan
nontunai (sudah) memiliki kartu (uang elektronik)," jelasnya.
0 comments:
Post a Comment