JAKARTA- Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengungkap sekilas keterlibatan
prajuritnya dalam operasi pembebasan ratusan warga yang disandera oleh
kelompok kriminal bersenjata di Tembagapura, Timika, Papua, pada Jumat,
17 November 2017.
Operasi gabungan TNI dan Polri itu melibatkan
300 personel. Di pihak TNI dikerahkan prajurit Komando Pasukan Khusus
(Kopassus), Batalion Infanteri Raider 751, dan Peleton Intai Tempur
Kostrad.
Semua unit, termasuk pasukan polisi, kata Panglima, memiliki fungsi
dan peran masing-masing. Misalnya, polisi menyiagakan dan mengamankan
warga yang disandera. Sementara TNI melumpuhkan para penyandera.
"TNI
bergerak dengan senyap; (berjalan) empat setengah kilometer kita
tempuh. Ada yang tiga hari, empat hari. Kita serang di dua tempat, yakni
markas mereka oleh Kopasus, Batalion 751 Raider, dan Taipur Kostrad,"
kata Panglima usai menyampaikan orasi ilmiahnya di kampus Unisba
Bandung, Jawa Barat, pada Sabtu, 18 November 2017.
Dia mengapresiasi keberhasilan pembebasan sandera itu, berikut
kerja sama TNI dan Polri. Operasi itu, katanya, sekaligus sebagai bukti
bahwa TNI dan Polri bertindak tegas dan cepat jika ada yang ingin
mengancam kedaulatan Republik Indonesia, termasuk mengancam keselamatan
warga.
"Tidak ada sejengkal wilayah tanah pun di Indonesia yang
tak merasa aman; ada polisi, kok, ada TNI. Pasti pemerintah hadir di
situ," katanya. (
0 comments:
Post a Comment