JAKARTA – Kaum ibu rumah tangga semakin kelimpungan
seiring meroketnya harga beras. Di pasar tradisional di Jakarta Selatan
misalnya dalam dua hari pasaran beras rata-rata naik Rp2.000 per
kilogram (Kg). Akibatnya beras paling murah kini dibandrol Rp11.000/kg.
“Pemerintah sudah gelar operasi pasar, tapi kenapa harga beras naik
terus? Jika tidak ditangani serius, warga miskin pada kelaparan nih,”
kata Titin, warga Kebayoran Baru saat belanja di Pasar Mayestik, Senin
(8/1/2018).
Berhubung kenaikan berbagai jenis beras sekitar Rp2 ribu/kg, ibu tiga
anak ini hanya membeli 10 kg @ Rp11 ribu/kg. Karena ia masih harus
membeli minyak goreng, gula pasir dan kebutuhan dapur lainnya.
Mian, pedagang beras di Pasar Mayestik mengaku pusing lantaran harga
beras semakin tidak terkendali. Ini menyebabkan modal yang ada semakin
terkuras, padahal keuntungan menipis
“Sebelum Natal, pasaran beras melesat hingga sekarang. Terlebih saat
ini di sejumlah daerah pemasok belum panen, bahkan ada yang baru saja
musim tanam,” ujar Mian yang belanja beras di Pasar Induk Cipinang.
Mian menjual beras dari berbagai merek mulai termurah hingga
termahal. Beras termurah merek Daun @ Rp11 ribu/kg dari sebelumnya Rp9
ribu/kg, beras merek Petruk naik Rp1.500/kg menjadi Rp12.500/kg, beras
merek Bandung naik Rp2 ribu/kg menjadi Rp16 ribu/kg, dan beras pulen
Pandan Wangi isi 5 Kg dijual Rp145 ribu dari sebelumnya Rp135 ribu.
Pantauan di Pasar Mayestik, selain kenaikan beras, pasaran telor ayam
ras bertahan di Rp27 ribu-Rp28 ribu/kg. Mie instan juga naik rata-rata
Rp3 ribu per dus isi 40 bungkus. Di antaranya Sotomie kini dijual
Rp79.500/dus dan Kari Ayam Rp84 ribu/dus. Terigu naik Rp1.000/kg menjadi
Rp11 ribu/kg, dan minyak goreng kemasan stabil mahal Rp13.500/liter.
0 comments:
Post a Comment