SERANG – Merebaknya kasus penganiayaan terhadap para tokoh agama dan
ulama di sejumlah daerah mengundang keprihatinan Gubernur Wahidin Halim.
Dengan tegas, Gubernur yang akrab disapa WH ini mengaku siap pasang
badan melindungi para ulama dan kiai.
Menurut WH, di Banten tidak boleh ada intimidasi dan upaya
penganiayaan terhadap para ulama, kiai, dan ustaz karena akan berhadapan
langsung dengan dirinya. “Saya mengajak seluruh masyarakat tidak mudah
terpancing isu-isu hoax yang hanya bertujuan memprovokasi masyarakat dan memecah belah bangsa,” kata WH di Masjid Raya Al-Bantani, KP3B, kemarin.
Menurut WH, semakin merebaknya isu-isu penganiayaan terhadap tokoh
agama perlu diwaspadai masyarakat dan seluruh jajaran aparat keamanan
agar tidak terjadi lagi peristiwa serupa. “Isu-isu tentang ulama dan
kiai yang dianiaya terjadi di beberapa tempat, tapi terkadang hoax
juga. Minggu kemarin ada di Pandeglang, saya ke polres menanyakan
langsung. Katanya memang ada ancaman kepada ulama dari orang gila. Saya
pikir, orang gila sekarang bisa mengancam dan mengintimidasi kalangan,
itu kan tidak logis, makanya kita harus hati-hati,” ungkap WH.
Mantan walikota Tangerang ini menambahkan, ada kecurigaan isu
tersebut direncanakan secara sistematik atau ada skenario yang sedang
dimainkan dalam kejadian tersebut. Memang ada gelagat yang harus
diwaspadai, khususnya menjelang tahun politik Pilkada 2018 dan Pemilu
2019. “Tahun politik memang sering kali ada yang semacam ini. Tapi saya
katakan, jangan pernah ganggu-ganggu kiai dan ulama, Gubernur siap
pasang badan,” tegas pria kelahiran 1954 ini.
Bagi WH, ulama dan tokoh agama tidak pantas diperlakukan
sewenang-wenang. Selain pemuka agama, para ulama adalah panutan
masyarakat dan membimbing pemerintah untuk membuat peraturan dan
regulasi yang menyejahterakan masyarakat. “Petugas trantib itu suruh
kumpulin orang gila se-Banten, masukin ke panti-panti, apalagi yang
pura-pura gila, tangkap saja,” pungkas WH.
Terpisah, Ketua DPRD Banten Asep Rahmatullah juga meminta masyarakat Banten agar tidak mudah terpancing isu-isu hoax,
yang sengaja disebarkan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab untuk
merusak persatuan bangsa. Menurutnya, kasus dugaan penganiayaan terhadap
tokoh agama di berbagai daerah, turut menjadi pembahasan di DPRD
Banten. “Kami curiga, isu ini ada yang sengaja memainkan. Terlebih
jelang Pilkada 2018 dan Pemilu 2019. Semoga masyarakat Banten tidak
terpancing,” ungkapnya.
Kendati demikian, Asep meminta aparat penegak hukum untuk bersikap
tegas, bila benar ada orang atau kelompok yang mengancam dan
mengintimidasi tokoh agama. “Kita semua harus percaya pada proses hukum,
kita minta aparat penegak hukum bertindak cepat bila terjadi keresahan
di masyarakat,” pinta Asep.
Sementara itu, Kapolda Banten Brigjen Pol Listyo Sigit Prabowo
menginstruksikan Bhabinkamtibmas menginap di kediaman ulama. Langkah itu
dilakukan untuk menangkal isu penyerangan terhadap ulama dan memberikan
jaminan keamanan. “Bhabinkamtibmas diperintahkan untuk tidur di tempat
ulama-ulama yang cemas dengan isu-isu tersebut. Sekaligus memberikan
keyakinan bahwa Polri siap memberikan pelayanan dan pengamanan 24 jam.
Bhabinkamtibmas juga mengajak Babinsa untuk menunjukkan soliditas antara
TNI-Polri,” ujar Kapolda, Selasa (20/2).
Selain itu, sambung Listyo, setiap unsur pimpinan kepolisian Polda
Banten jajaran diperintahkan melaksanakan kunjungan ke tokoh agama dan
ulama. “Sosialisasi fakta bahwa tidak ada ulama di wilayah Banten yang
diserang orang gila, sekaligus mencegah isu yang berkembang,” kata
Listyo.
Polda Banten telah memerintahkan seluruh jajarannya untuk memberikan
penjelasan pada kesempatan pelaksanaan ibadah keagamaan. “Pada saat
kegiatan salat dengan masyarakat ataupun ibadah gereja untuk waspada dan
memberikan jaminan keamanan terhadap ulama dan tokoh agama,” beber
Listyo.
Untuk menghindari korban jiwa, polisi bersama Satpol PP dan Dinas
Sosial telah melaksanakan razia terhadap orang yang mengidap gangguan
jiwa. “Untuk menghindari isu semakin berkembang dan aksi main hakim
sendiri, ” kata alumni Akpol 1991 itu.
Terkait instruksi Wakapolri Komjen Syafruddin untuk meningkatkan
pengamanan tempat ibadah, Polda Baten secara rutin telah melaksanakan
saat kegiatan ibadah. “Anggota disebar untuk melaksanakan pengamanan
baik dari Polda, Polres dan Polsek. Ini dilakukan baik di masjid maupun
gereja untuk memberikan rasa aman,” kata Listyo.
Listyo menegaskan situasi Banten kondusif atas kerja sama TNI-Polri
dan ulama. Oleh karena itu, Mabes Polri hanya mengirim Satgas ke Jawa
Barat, Jawa Tengah, dan Jogjakarta. “Tidak usah nunggu perintah Mas
(menyebut Radar Banten-red), kita langsung melangkah untuk menjaga
situasi Banten tetap kondusif, sebelum isu berkembang lebih besar,”
beber mantan Ajudan Presiden Joko Widodo itu.
Dihubungi terpisah, Ketua MUI Banten AM Romly mengaku belum
mengetahui rencana pihak kepolisian yang akan melakukan pengawalan
terhadap ulama. Namun, ia mendukung langkah tersebut. “Silakan saja, kan
sudah tugasnya,” katanya.
Meski demikian, Romly mengingatkan agar kepolisian lebih dahulu
memberikan informasi kepada pihak atau kiai dan pesantren yang akan
mendapat pengawalan. Jangan sampai, kebijakan tersebut justru membuat
kaget dan takut. “Komunikasi dulu dengan kiainya. Kalau engak
bilang-bilang mau kawal kan bisa jadi malah ketakutan,” kata Romly.
Terhadap isu tersebut, Romly menyerukan agar masyarakat tenang dan
tidak panik. Jangan khawatir meski tetap harus waspada. Tapi jangan
sampai kewaspadaan itu jadi ketakutan,” ujarnya.
Menurutnya, pemerintah sudah melakukan langkah-langkah pengamanan. Ia
mengimbau agar masyarakat segera melapor kepada pihak terkait jika ada
orang yang dicurigai. “Kalau menemukan yang dicurigai sebagai orang gila
jangan dulu digebukin, serahkan saja ke polisi,” jelasnya.
0 comments:
Post a Comment