Warga Kampung Sukajaya, Bayur, dan Sukamaju di Desa Citasuk sudah
jenuh dengan seringnya terjadi banjir di wilayahnya akibat luapan aliran
Sungai Cikalumpang tiap kali hujan deras. Oleh karena itu, mereka
mendesak, agar aliran sungai tersebut dilakukan normalisasi, sehingga
masalah banjir dapat teratasi.
Sebelumnya, pada Kamis (7/3/2018) aliran Sungai Cikalumpang kembali
meluap. Akibatnya sebanyak 46 rumah di tiga kampung, yakni Sukajaya,
Bayur, dan Sukamaju terdampak banjir. Meski tidak bertahan lama, namun
banjir tersebut, sempat mencapai ketinggian hingga satu meter di
beberapa titik.
Camat Padarincang, Gunawan menuturkan, menyikapi banjir yang sering
terjadi di wilayahnya tersebut, sudah sempat bertemu dengan pihak Dinas
Sumber Daya Air Pemukiman (DSDAP) Provinsi Banten. Kemudian, dengan
pihak DPUPR Kabupaten Serang masalah itu sudah pernah dirapatkan.
“Ternyata itu kewenangannya provinsi,” katanya Ahad (11/3/2018).
Ia mengatakan, pada pertemuan tersebut, sudah mengusulkan, agar
sekitar sungai dibuatkan tanggul sesuai dengan keinginan masyarakat.
Selain tanggul, aliran sungai tersebut, perlu dilakukan pengerukan,
sebab selama ini sudah mengalami pendangkalan. “Jadi, harus
normalisasinya bukan kepada pembersihan gulma dan sampah kalau itu sudah
dikerjakan sama DLH. Tinggal memang pendangkalan ini bagaimana ya harus
dikeruk. Saya usulkan kemarin itu tentang tanggul, kalau tanggul ini
enggak bisa, paling pengerukan atau normalisasi,” ujarnya.
Ia menuturkan, saat ini usulan tersebut telah diagendakan dan dicatat
DSDAP dan akan diajukan ke Gubernur Banten, Wahidin Halim. Sebab,
bagaimana juga Sungai Cikalumpang merupakan wewenang Provinsi Banten. Ia
mengatakan, terkait banjir di daerahnya, selama ini bukan tidak pernah
ada solusi. Sebab, di sekitar aliran sungai tersebut, sudah dibuatkan
sodetan.
Dengan demikian, banjir yang datang menjadi tidak lama dan langsung
surut dalam waktu beberapa jam saja. “Jadi, enggak lama, kemarin banjir
jam 7 itu kiriman dari Pandeglang dan jam 4 sudah surut lagi. Itu karena
ada sodetan. Kami dengan DLH, PPA Rawa Danau membuat solusi biar tidak
lama genangannya,” ucapnya.
Ia menilai, adanya normalisasi aliran sungai tersebut sudah mendesak.
Menurut dia, jangan sampai ketika peristiwa tersebut, terjadi baru
kemudian teringat lagi penanganannya. “Mendesak walaupun tidak bisa
dengan tanggul. Kalau pengerukan kan kami enggak punya alat berat di
kecamatan mah. Terus juga di situ itu alat beratnya harus yang seperti
di Jakarta yang terapung itu, karena tanahnya labil kalau alat berat
biasa enggak bisa,” tuturnya.
Sementara, Pejabat Sementara (Pjs) Sekretaris Daerah (Sekda)
Kabupaten Serang, Agus Erwana menuturkan, saat ini pihaknya sudah
memerintahkan kepada semua pihak, agar jika ada bencana tidak hanya
menangani penanggulangannya. Namun, juga harus memberikan solusi, agar
tak terjadi lagi.
“Artinya kejadian bencana ini dikarenakan apa, Cikalumpang ini
kenapa, karena mungkin antara sungai itu sudah terjadi pendangkalan,
sehingga airnya melimpah. Jadi, kan ada beberapa solusi yang harus
dimasukkan ke sana, apakah perlu dengan TPT cukup atau mungkin harus
membangun tanggul,” katanya.
Kemudian, ujar dia, jika harus mengeruk, maka perlu dipikirkan juga
aliran sungai tersebut, yang bermuara di Rawa Danau. Oleh karena itu,
perlu juga diberikan solusi kepada pemerintah pusat untuk melakukan
pengaliran ulang. “Kalau ini terus-terusan gini (banjir) kan tidak ada
solusinya, pemerintah pusat mungkin enggak ngerti dan enggak tahu juga,
kami beri tahu ini, walaupun ini tugas pokok fungsi daripada balai
besar,” ucapnya.
Ia menjelaskan, masalah bencana tersebut memang sudah seharusnya
selesai sampai ke ujung secara tuntas. Jangan sampai banjir tersebut,
kembali terjadi hanya dengan hujan dalam beberapa hari saja. Terulangnya
banjir tersebut, dikarenakan selama ini penanganan yang diberikan hanya
berupa logistik, tetapi tidak menyelesaikan pokok masalahnya. “Makanya,
harus disampaikan solusinya kesana,” tuturnya.
0 comments:
Post a Comment