SERANG, (KB).- Sebanyak 50
persen dari total 725 sekolah dasar (SD) di Kabupaten Serang masih
belum memiliki sanitasi yang baik. Oleh karena itu Pemkab Serang
mendorong industri yang jumlahnya mencapai sekitar 500 perusahaan dapat
mengarahkan anggaran dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk sanitasi sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
(Disdikbud) Kabupaten Serang Asep Nugrahajaya mengatakan, dari 725 SD
yang ada, kondisinya baru 50 persen yang sudah baik. Dengan demikian
masih banyak sekolah yang belum memiliki sanitasi secara baik.
“Jadi masih banyak, rata rata sekolah yang
sudah mendapatkan rehab itu Alhamdulillah sudah bagus. Kita berpikirnya
sarana fisik bangunan ruang belajar saja masih banyak yang rusak dan
lebih lebih ke sanitasi,” ujarnya kepada Kabar Banten saat ditemui dalam
acara grand launching pembangunan sarana air bersih dan sanitasi hasil
kerjasama antara PT Cargill Indonesia dengan Care Internasional di SDN
Warakas 3, Desa Lamaran, Kecamatan Binuang, Kabupaten Serang, Rabu
(1/8/2018).
Untuk tahun ini, kata Asep, Pemkab Serang
sudah menganggarkan Rp 3 miliar untuk pembangunan sanitasi di 29
kecamatan, yang mana setiap kecamatan 1 sekolah dengan anggaran Rp 100
juta. “Tahun 2019 juga Rp 3 miliar. Jadi yang paling penting untuk
sanitasi ini Kabupaten Serang benar benar mendorong anggaran Rp 3 miliar
itu,” katanya.
Oleh karena itu, pihaknya menyambut baik
adanya program yang diberikan PT Cargill tersebut. Terlebih program
Cargill bukan hanya sanitasi fisik tapi juga menyosialisasikan bagaimana
pola hidup sehat di masyarakat. Dirinya pun menyayangkan masih minimnya
perusahaan yang mengarahkan CSR nya untuk sanitasi. “Kedepan kita akan
kerjasama dengan perusahaan, tentunya dengan amanat ini akan kita
sampaikan ke tim CSR nya agar bisa maksimal,” ucapnya.
Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah
mengatakan, untuk sanitasi, Kabupaten Serang memang masih memiliki PR
yang besar. Bahkan kata Tatu, kondisi sekolah yang baik sanitasinya baru
mencapai 40 persen dari total 725 sekolah. “Jadi cakupannya masih
jauh,” ujarnya.
Oleh karena itu, Tatu mengaku terbantu
dengan program sanitasi dari PT Cargill tersebut. Dirinya pun berharap
program semacam ini bisa berlanjut. Bahkan dirinya pun sudah
menduplikasi program tersebut di 29 sekolah pada tahun 2018 ini. “Tahun
2019 juga ada 29 sekolah yang jadi replikasinya, anggarannya di
disdikbud,” ucapnya.
Menurut Tatu, jika swasta bisa turut campur
mengeroyok masalah sanitasi, maka dirinya meyakini masalah ini akan
segera sselesai. Ia berharap program ini bisa diikuti pula oleh
perusahaan lain yang jumlahnya sangat besar. “Karena industri di
Kabupaten Serang sangat banyak diatas 500 industri. Kalau tidak bisa
perorangan seperti PT Cargill mereka bisa sama-sama. Dan ini akan saya
akseskan ke tim CSR perusahan yang ada di Kabupaten Serang,” tuturnya.
Direktur PT Cargill Indonesia, Arif Susanto mengatakan, program Prosper (Promoting a Susatainable and Food Secure World) sanitasi
ini mencakup di 10 sekolah se Kabupaten Serang dan berlangsung selama
2,5 tahun. Ke 10 sekolah tersebut yakni SDN Binuang, SDN Nambo Ilir, SDN
Warakas 3, SDN Badak, SDN Warakas 1, SDN Sukamaju, SDN Taman, Cikande
Permai, dan SDN Cikande 1.
Arif menjelaskan, dipilihnya Kabupaten
Serang didasarkan dari hasil penelitian yang dikonsultasikan kepada
kementrian dan peneliti care internasional. Terlebih di Kabupaten Serang
PT Cargill juga memiliki fasilitas bisnis. Dirinya pun mengaku senang
dengan antusias dari anak-anak sekitar. “Jadi kita ingin memberikan
manfaat kepada masyarakat yang disekitar fasilitas bisnis kita. Saat ini
baru Kabupaten Serang dan Makasar,” ujarnya.
0 comments:
Post a Comment