Di Indonesia, besok (16/11), merupakan tanggal diperingatinya hari lahirnya Nabi Muhammad SAW
atau yang dikenal dengan Maulid Nabi dan telah menjadi rutinitas tiap
tahunnya. Mulai dari istana hingga sudut mushala, seluruh lapisan
masyarakat Islam memperingatinya.
Oleh sebagian masyarakat, Maulid
Nabi biasanya diperingati dengan membaca Al-Quran dan kisah teladan
Nabi SAW sepanjang hidupnya. Ada pula yang memperingati Maulid Nabi
dengan ceramah keagamaan. Di Indonesia, beberapa peringatan Maulid Nabi
memiliki ciri khas tersendiri. Di Jogjakarta misalnya, kita tahu ada
grebek maulid, di Surakarta dengan sekatennya, dan di Jawa Timur,
tepatnya di Banyuwangi, dikenal dengan endog-endog’annya.
Peringatan Maulid Nabi sejatinya bukan seremonial semata, ada beberapa makna yang bisa kita gali, di antaranya sebagai berikut:
Pertama, nilai spiritual.
Dengan
adanya peringatan Maulid Nabi, akan menumbuhkan dan menambah kecintaan
seorang Muslim terhadap Nabi Muhammad SAW. Kegembiraan atas lahirnya
Nabi Muhammad SAW merupakan cerminan rasa cinta dan penghormatan seorang
Muslim terhadap nabi pembawa rahmat bagi seluruh alam tersebut.
Dengan
peringatan Maulid Nabi, seorang Muslim dengan sendirinya akan ingat
dengan perintah bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Allah SWT dan
malaikat-Nya sendiri telah memberi contoh kepada kita agar selalu
bershalawat kepadanya. Dalam surat Al-Ahzab ayat 56 Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.
Kedua, nilai moral.
Dengan
peringatan Maulid Nabi, seorang Muslim dapat mempraktikan sifat-sifat
terpuji yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW. Dengan peringatan Maulid
Nabi, seorang Muslim juga bisa memperoleh nasehat dari para ulama agar
selalu berada dalam tuntunan dan bimbingan ajaran agama Islam.
Ketiga, nilai sosial.
Salah
satu nilai sosial dalam peringatan Maulid Nabi adalah memuliakan dan
memberikan jamuan kepada jamaah pengajian yang menghadiri pengajian
peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, khususnya terhadap fakir miskin
yang menghadiri pengajian tersebut. Tentunya hal ini merupakan wujud
rasa syukur kepada Sang Maha Pencipta, dan hal ini sangat dianjurkan
oleh agama karena di dalamnya terdapat nilai sosial yang tinggi.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Insan ayat 8-9 berikut ini:
Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.
Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.
Keempat, nilai persatuan.
Dengan
peringatan Maulid Nabi, setiap Muslim akan terjalin persaudaraannya
dengan berkumpul bershalawat maupun berdzikir bersama-sama.
Dalam beberapa literatur, disebutkan bahwa Shalahuddin al-Ayyubi
kala itu mengumpulkan umat islam untuk memperingati Maulid Nabi. Hal
itu ia lakukan dengan tujuan mempererat kekuatan dan mempersatukan
pasukan Islam di bawah komandonya dalam menghadapi tentara salib di
bawah pimpinan Raja Richard, The Lion Heart.
Dengan
semangat memperingati Maulid Nabi, kita iringi pula dengan semangat
untuk mengamalkan ajaran agama Islam dan tuntunan Nabi Muhammad SAW
dalam kehidupan sehari-hari. Wallahu a’lam.
0 comments:
Post a Comment