SERANG, (KB).- Pilkada Kabupaten Serang 2020
berpeluang perang bintang, dengan beredarnya nama-nama besar
berpengalaman dalam bursa calon Bupati Serang. Bukan hanya dari kalangan
politisi, namun dari kalangan akademisi hingga birokrat dikabarkan
masuk daftar nama yang sedang digodok beberapa partai politik (parpol).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, sejumlah parpol mulai menggodok
kader internal dan eksternal. Dari kalangan mantan birokrat dan
akademisi, di antaranya mencuat nama mantan Sekda Banten Ranta Soeharta
dan peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof. Lili Romli.
Dari kalangan politisi, di antaranya muncul nama politisi senior PKS
Najib Hamas dan putra mantan Bupati Serang Ahmad Taufik Nuriman (ATN),
Eki Baihaki yang tercatat sebagai politisi Partai Demokrat.
“Jika dorongan dan aspirasi masyarakat begitu kuat maka saya
merasakan adanya panggilan moral untuk membangun daerah kelahiran,”
katanya yang juga pernah menjadi pejabat dalam birokrasi pada
Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi saat diskusi dengan insan
pers di salah satu rumah makan di Kota Serang, Jumat (6/9/2019).
Dengan kapasitas dan pengalamannya, profesor yang merupakan pengajar
di Universitas Indonesia (UI) dan seorang peneliti di Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lili, berkeyakinan mampu membawa kemajuan
di tanah kelahirannya.
Menurutnya, dorongan dari masyarakat Serang untuk maju mencalonkan
diri di Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Serang selaras dengan
panggilan moralnya untuk mengabdi di tanah kelahiran.
Ia menuturkan, konsep pembangunan Kabupaten Serang yang ingin
disodorkan adalah pembangunan dengan menggalang solidaritas dari
masyarakat, partai politik dan seluruh elemen. Ia meyakini, dengan
kapasitas dan keinginan kuat hal itu bisa terwujud. “Dengan kata lain
membangun daerah melalui proses pemberdayaan masyarakat yang sistematis
dan terukur,” ucapnya.
Kalangan akademis menjadi kepala daerah, ujar dia, bukanlah sesuatu
yang baru. Bahkan, kalangan akademia menjadi sumber rekrutmen bagi
partai politik untuk bersama-sama terjun dalam sebuah gelaran Pilkada.
Hal itu terbukti seperti di beberapa daerah lain di antaranya
Profesor Nurdin Abdullah dari Universitas Hasanudin (Unhas) yang diusung
menjadi Bupati Bantaeng, kemudian menjadi Gubernur Sulawesi Selatan.
Begitu juga dengan Ridwan Kamil, yang berasal dari ITB menjadi Wali Kota
Bandung, kemudian menjadi Gubernur Jawa Barat.
“Lalu ada Bima Arya, dari Universitas Paramadina, yang kemudian
menjadi Wali Kota Bogor selama dua periode. “Itu sebagian kisah sukses
partai politik mengusung kepala daerah yang berasal dari kalangan
akademisi,” ujarnya.
Dalam pertarungan Pilkada, kata dia, ia menyodorkan pertarungan
konsep dan gagasan. Sebab, ia meyakini jika seorang pemimpin memiliki
visi ke depannya. Dalam satu periode menjabat, Lili percaya diri akan
membawa perubahan dan kesejahteraan bagi masyarakat.
“Saya punya gagasan, visi misi ini untuk pertarungan, masyarakat
diajak adu gagasan. Kalau masyarakat diajak pertarungan figur atau isi
tas yang punya gagasan ini tidak akan mampu,” ucap pria bergelar doktor
itu.
Berbeda dengan Prof. Lili Romli yang menyatakan kesiapannya, namun
Ranta Soeharta enggan mengomentari soal namanya yang masuk bursa calon.
Ranta yang namanya ramai dalam pencalonan Wali Kota Serang, kini
tercatat sebagai politisi dari Partai Nasdem.
Pada pemilihan legislatif (Pileg) 2019, Ranta yang maju sebagai calon
legislatif (caleg) DPR RI dari dapil Banten II, meraih suara tertinggi
di partainya dengan perolehan suara pribadi cukup signifikan. Namun
sayangnya, Partai Nasdem di dapil tersebut tak memperolah kursi.
Kader internal
Sementara itu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memunculkan kader
internal Najib Hamas, setelah memperoleh suara terbanyak hasil Pemilihan
Umun Internal (PUI). Sebagai peraih suara terbanyak, Najib akan
diajukan ke DPP PKS untuk diusung dalam Pilkada Kabupaten Serang 2020.
Ketua DPD PKS Kabupaten Serang Mansur Barmawi mengatakan, dari lima
calon yang diusulkan adalah Ei Nurul Khotimah, Mansur Barmawi, Najib
Hamas, Gembong R Sumedi dan KH. Sadeli Karim, Lc. Najib Hamas mendapat
suara terbanyak dari internal. “Pak Najib muncul dari internal, sudah
fix,” ujarnya kepada Kabar Banten, Jumat (6/9/2019).
Ia mengatakan, hasil PUI ini akan disampaikan ke DPW dan DPP untuk
meminta arahan. Meski demikian, kata dia, PKS tidak menutup kemungkinan
mengusung dari kandidat eksternal. “Mungkin saja yang lain juga, tapi
saya sampaikan secara utuh saja. Tentu ada pertimbangan- pertimbangan,”
ucapnya.
Ia mengatakan, komunikasi sejauh ini terus dilakukan dengan tokoh
dari luar yang hendak maju dalam pilkada. “Kita komunikasi saja. Banyak
(yang komunikasi) ada Bu Tatu, Pak Sopwan, Eki Baihaki, karena memang
masalahnya belum ada sosialisasi dari tokoh Kabupaten Serang (lain) yang
mau ikut dalam pilkada. Sehingga kita masih berkutat pada orang-orang
itu yang punya niatan untuk maju ke pilkada,” tuturnya.
Meski banyak partai berkomunikasi, namun PKS memiliki keinginan untuk
mendorong Najib Hamas maju dalam helatan Pilkada. “Sudah komunikasi
dengan partai lain, ada juga yang sudah ngajuin kadernya,” katanya.
Sebelumnya, Najib Hamas mengatakan, kesiapannya maju di pilkada dan
mengikuti keputusan partai. “Kalau kader PKS kamusnya ketika ada
perintah dari partai siap,” ujarnya.
Selama ini dirinya sering bersilaturahim dengan masyarakat. “Mereka
memberikan masukan dan banyak kebijakan yang sudah diwujudkan oleh
Bupati Serang. Banyak pula yang baik, namun harapan masyarakat lebih
dari itu,” ujarnya.
Namun demikian, menurut Najib, perlu melihat dinamika komunikasi
politik antar partai dan masukan dari tokoh masyarakat. Pada prinsipya
PKS ingin menjadikan Kabupaten Serang lebih baik lagi. Selama ini
seluruh jajaran anggota legislatif Kabupaten Serang dari PKS terus
mengawal pembangunan Kabupaten Serang untuk lebih baik lagi.
0 comments:
Post a Comment