TANGERANG, (KB).- Komisaris Utama PT Bank
Pembangunan Daerah (BPD) Banten Tbk atau Bank Banten, Media Warman
mengatakan, untuk mengantisipasi adanya kredit macet, pihaknya akan
lebih meningkatkan integritas karyawan dan seluruh pemangku kepentingan
di Bank Banten.
“Itu yang paling
utama, karena kalau integritasnya lemah bisa dengan mudah dipengaruhi. Maka,
kami akan tingkatkan integritas kawan-kawan semua di Bank Banten,” ujar
Media Warman pada acara seminar nasional “Dampak Kredit Macet dan Debitur
Pailit di BPD Dalam Perspektif Hukum serta Perpajakan” di salah satu hotel
di Kota Tangerang, Senin (7/10/2019). Hadir dalam kegiatan tersebut sebanyak 92
orang jajaran komisaris dan direksi forum komunikasi Bank Pembangunan Daerah
(BPD) seluruh Indonesia.
Ia mengatakan, kredit
macet dan pailit disalah artikan oleh penegak hukum serta perpajakan. Dimana,
sebenarnya kredit macet ini karena BPD didalamnya ada modal negara. Sehingga
harus diklarifikasi terlebih dahulu, tentu ini perlu dicarikan solusi agar
terbuka dan tidak ada kesalahpahaman.
“Dalam seminar nasional ini, kami mendatangkan narasumber yang
berkompeten dalam hal tersebut. Dari apa yang disampaikan, memang harus
ada pemilahan terkait risiko usaha bisnis dan risiko kejahatan. Sehingga
nanti, kami bisa menyelesaikan permasalahan kredit macet dan pailit
tersebut,” ujar Media Warman.
![]() |
Direktur Utama Bank
Banten, Fahmi Bagus Mahesa mengatakan, untuk membangun integritas dirinya
bersama jajaran komisaris rutin mengadakan rapat untuk berkoordinasi dalam
segala hal yang berkaitan dengan bank. “Kami saling mengingatkan dan
bekerja bersama-sama. Jadi, komunikasi itu penting dalam setiap
perusahaan,” ucapnya.
Disinggung masalah permodalan, Fahmi menjelaskan bahwa pihaknya
membutuhkan banyak dukungan dari pemerintah. Tidak hanya Pemerintah
Provinsi (Pemprov) Banten, tapi juga kota dan kabupaten yang ada di
wilayah Banten.
“Mau bank sehat ataupun sakit itu membutuhkan modal. Kami butuh
dukungan, bukan hanya dari pemprov, tapi dari kabupaten/kota pun sama.
Karena kan sudah jelas, Bank Banten ini bank milik masyarakat Banten.
Tentu dalam membangun pun harus bersama-sama,” katanya.
Terkait integritas di
Bank Banten, ia menuturkan, pihaknya selalu mengutamakan berbudaya dan
komunikasi. “Kami selalu mengutamakan berbudaya. Seperti budaya kepatuhan
dan budaya kedisiplinan, ini juga salah satu bentuk kebudayaan kami,” ujar
Fahmi.
Sementara itu, Direktur
Investigasi III Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Pusat, Agustina
Arum Sari mengatakan, bahwa komisaris bank daerah sebagai pengawas jajaran
direksi dalam mengembangkan perusahaannya.
“Salah satu hal yang kami lakukan adalah bidang akuntan negara, hanya
saja sifatnya itu umum. Oleh karena itu, pengawas di BPD itu adalah
komisaris. Dan disini memang dibutuhkan komunikasi, koordinasi serta
integritas yang baik,” katanya.
0 comments:
Post a Comment