TANGERANG-Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Klas 1 Soekarno-Hatta (Soetta) menggelar skrining Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome
(HIV/AIDS) bagi penumpang di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Selain
HIV/AIDS, pemeriksaan juga dilakukan untuk menindaklanjuti penyakit
tidak menular (PTM).
Kepala KKP Klas 1 Soekarno-Hatta Abas Ma’ruf mengatakan, skrining
yang digelar selama 10-11 Desember 2019 secara gratis di Terminal 1, 2,
dan 3 tersebut untuk memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-55
sekaligus Hari AIDS Sedunia 2019.
“Skrining dibuka untuk umum dan gratis. Jadi, kita ingin menemukan
penyakit-penyakit di masyarakat,” ujarnya di Terminal 2 Gate 4, Bandara
Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (10/12/2019).
Abas mengatakan, skrining ini sebagai bentuk perhatian dari KKP
kepada masyarakat. Sebab, penyakit HIV yang menular ini diklaim masih
terus terjadi penyebarannya di Indonesia. Lalu, proses pengobatan bagi
penderita PTM seperti hipertensi, juga penting diberikan.
“Sehingga kalau ketemu (terdeteksi penyakitnya) dari awal ada
tindakan berikutnya. Paling tidak ini bentuk perhatian dari kita,”
ucapnya.
Berdasarkan pantauan kegiatan skrining
HIV/AIDS dan PTM di Terminal 2 ini antusias diikuti masyarakat. Selain
para petugas, tampak para penumpang juga turut serta menjalani
pemeriksaan.
Abas mengatakan, hasil pemeriksaan akan diberikan kepada peserta tes
beberapa waktu mendatang. Menurut dia, KKP menjaga privatisasi diagnosis
HIV jika terdeteksi positif.
“Kerahasiaanya itu sangat penting. Maka, hasilnya nanti tim kami yang
hubungi. Bisa saja mereka datang ke kantor kami. Kalau peserta di luar
daerah maupun negara lain ada konselor,” katanya.
Abas menambahkan, KKP juga akan berkordinasi dengan Kementeriaan
Kesehatan bila hasil pemeriksaan peserta positif HIV/AIDS maupun
penyakit lainnya untuk ditindaklanjuti penanganannya.
“Jelas itu, kalau positif kan nanti ada penindakan lebih lanjut.
lebih canggih. Jadi, mereka harus didampingi terus. ODHA (Orang dengan
HIV Adis) akan diawasi terus, bersifat rahasia tetapi dia harus minum
obat seumur hidup,” pungkasnya.
0 comments:
Post a Comment