Dalam kehidupan kita tentu megalami suka dan duka, lapang ada sempit,
mudah ada susah, silih berganti. Begitulah memang Allah memberlakukan
ketentuan-Nya untuk menguji manusia, apakah manusia akan menjadi hamba
yang beriman atau ingkar, bersyukur atau kufur, tetap iman dan istiqamah
atau pindah keyakinan.
Namun, terkadang kita merasakan kesulitan
hidup yang sangat berat. Bak mengangkat beban berat sebesar gunung atau
terhimpit bumi.
Padahal kalau kesulitan itu dihadapi, apalagi bila
kita coba memaknai dengan realitas kehidupan, ternyata justru dengan
adanya kesulitan itu dapat membawa manusia semakin kuat, dan maju.
Dengana adanya kesulitan berat itu pula, daya kekuatan nalar lebih yang
dimiliki manusia akan muncul.
Maka, dengan kesulitan hidup itu dilihat dari sumber kehidupan, merupakan jalan pendakian menuju puncak keridhaan Allah.
Karena
itu, kesulitan hidup jangan dikeluhkan, apalagi dicaci maki, dan
ditinggal pergi. Namun kesulitan itu harus dihadapi, diatasi dan
dicarikan solusinya, sebagai langkah menuju ridha Allah. Kuncinya
adalah, jangan berputus asa dari rahmat Allah.
Doa untuk menghilangkan kesusahan
اللَّهُمَّ
إِنِّي عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِي بِيَدِكِ،
مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ
هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ،
أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَداً مِنْ خَلْقِكَ، أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي
عِلْمِ الغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ القُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي،
وَنُورَ صَدْرِي، وَجَلاَءَ حُزْنِي، وَذَهَابَ هَمِّي
Wahai
Allâh! Sesungguhnya saya adalah hamba-Mu, dan anak lelaki dari hamba-Mu
yang lelaki dan anak lelaki dari hamba-Mu yang perempuan, nasib saya di
tangan-Mu, hukum-Mu berlaku pada saya, ketetapan-Mu adil pada saya;
Saya memohon kepada-Mu dengan semua nama-Mu, yang Engkau telah menamai
diri-Mu dengannya atau yang telah Engkau turunkan di dalam Kitab-Mu,
atau yang telah Engkau ajarkan kepada salah seorang dari makhluk-Mu atau
yang telah Engkau sembunyikan di dalam ilmu gaib milik-Mu; Jadikanlah
al-Qur’an sebagai penyejuk hati saya, cahaya dada saya dan penghilang
kesedihan saya dan pelenyap rasa resah saya
Faidah
1.
Disebutkan dalam hadits riwayat imam Ahmad bahwa barangsiapa yang
tertimpa kesusahan lalu dia membawa doa di atas, maka Allâh Azza wa
Jalla akan menghilangkan kegelisahannya dan menggantinya dengan rasa
bahagia. Para Sahabat berkata, “Wahai Rasûlullâh! Seyogyanya kami
mempelajari kata-kata di atas.” Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam
menjawab, “Benar, seyogyanya setiap orang yang mendengarnya mempelajari
kata-kata di atas.” [HR. Ahmad, al-Musnad, 1/391. Hadits ini dinilai
shahih oleh syaikh al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahîhah, no. 199].
2. Syaikh Abdurrazaq mengatakan, bahwa jika kita merenungi kata-kata
dalam do’a di atas, maka kita akan dapati empat hal pokok yang sangat
agung. Seorang hamba tidak bisa meraih kebahagiaan dan menghilangkan
kegelisahan dan kesusahan yang menderanya kecuali dengan merealisasikan
empat hal ini.
Empat hal tersebut adalah:
a.
Merealisasikan ibadah hanya kepada Allâh Azza wa Jalla dan benar pasrah
dihadapan Allâh Azza wa Jalla , tunduk kepada-Nya, menyadari bahwa dia
makhluk Allâh, dia dan nenek moyangnya adalah makhluk, mulai kedua orang
tuanya sampai dengan Nabi Adam dan Hawa.
b. Beriman terhadap
Qadha dan qadar Allâh, apa pun yang Allâh Azza wa Jalla pasti akan
terjadi sedangkan yang dikehendaki, maka pasti tidak akan terjadi.
c.
Beriman terhadap nama-nama dan sifat-sifat Allâh yang agung yang
disebutkan dalam al-Qur’an dan sunnah lalu dimenjadikan semua itu
sebagai wasilah (perantara) dalam berdoa kepada Allâh Azza wa Jalla .
d.
Mencurahkan perhatian yang besar terhadap al-Qur’an, kalamullâh yang
pasti haq dan berisi hidayah, pedoman hidup dan penyembuh dari segala
penyakit.
Sumber: dari berbagai sumber
0 comments:
Post a Comment