JAKARTA- Ekonom Universitas Indonesia, Berly Martawardaya meminta pemerintah agar tidak terlalu mengejar pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2021. Dia lantas mengutip ekonom senior Faisal Basri, yang mengimbau pemerintah agar tidak terlalu mementingkan ekonomi di masa pandemi Covid-19.
Di sisi lain, Berly mendorong pemerintah agar tidak terlalu fokus pemulihan ekonomi, tapi difokuskan terlebih dahulu kepada masyarakat yang paling miskin dan rentan.
"Jadi goal yang juga kalau kata bang Faisal bahasanya jangan berhalakan pertumbuhan ekonomi, lindungi dulu masyarakat miskin dan rentan, sehingga enggak sakit ataupun mati. Kita survive dulu," imbuhnya dalam siaran video YouTube, Kamis (12/8).
Menurut dia, fokus penanganan ekonomi untuk warga menengah bawah otomatis akan mendukung upaya pemulihan kesehatan. Sebab, masih banyak warga yang berkeliaran mencari nafkah melawan pandemi lantaran tidak terjamah bansos.
"Pendekatannya kita melindungi yang paling rendah, bukan hitung-hitungan utility, tapi utilitas di masyarakat yang paling miskin dan rentan. Puncak kasus (Covid-19) demikian tinggi karena mereka harus berkeliaran, masih harus keluar rumah untuk mencari nafkah. Kita pengen kalau mau pulih secara ekonomi dan kesehatan ya kiranya supaya bisa di rumah saja," paparnya.
Berly juga menyoroti penyaluran dana bansos di era Covid-19 ini yang kerap dikorupsi atau dipotek oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Situasi ini mau tidak mau membuat masyarakat yang ekonominya rentan tetap harus berkeliaran menjemput nafkah.
"Dalam seminggu ini bu Risma-pak Muhadjir sudah komplain bahwa data bansos dipotek istilahnya. Bu Risma juga mengakui di DPR, 21 juta data bansos masih ganda atau belum akurat. Jadi tidak bisa di rumah saja," keluh Berly.
0 comments:
Post a Comment