"Jika ingin pergi umrah harus clear and clean. Asal protokol ditegakkan, Saudi juga bisa terbuka. Tetapi kalau seandainya Indonesia tidak bisa memenuhi syarat tersebut, Arab Saudi punya hak untuk menangguhkan, karena tugas Arab Saudi melindungi warganya dan jemaah yang umrah," katanya saat dihubungi dari Jakarta Senin (9/8).
Sebelumnya, pada akhir Juli lalu, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menyebutkan sembilan negara tidak dapat melakukan penerbangan langsung ke negara itu, yakni India, Indonesia, Pakistan, Turki, Mesir, Argentina, Brazil, Afrika Selatan, dan Lebanon.
Jemaah umrah dari sembilan negara itu harus transit di negara ketiga di luar sembilan negara tadi untuk melakukan karantina selama 14 hari, sebelum terbang menuju Arab Saudi. Selain dengan syarat usia 18 tahun ke atas, Saudi mensyaratkan jemaah umrah telah divaksin penuh dengan salah satu dari empat vaksin, yakni AstraZeneca, Pfizer, Moderna, Johnson & Johnson.
Namun bagi jemaah umrah yang divaksin dengan vaksin buatan China, seperti Sinovac atau Sinopharm, Arab Saudi tetap membolehkan berangkat dengan syarat jemaah kembali divaksin dengan salah satu vaksin di atas.
Anwar mengatakan, syarat-syarat yang diajukan Arab Saudi memang beralasan, sebab mereka ingin melindungi negaranya dari segala ancaman virus, maka pintu masuk mesti dipertebal. Dengan begitu, Indonesia yang masih berstatus suspend (ditangguhkan) harus bisa memenuhi syarat tersebut jika ingin memberangkatkan jemaah umrah.
"Menurut saya Indonesia harus bisa meyakinkan, pertama harus sudah divaksin, vaksinnya yang diakui. Yang kedua memang mereka sebelum keberangkatan dikarantina dulu, sebelum berangkat diperiksa dulu dan pesawat harus bersih," jelasnya seperti dilansir dari Antara.
Kendati demikian, pria yang juga menjabat sebagai Ketua PP Muhammadiyah itu menyarankan alangkah lebih baik untuk menunda pemberangkatan karena situasi pandemi di Tanah Air yang masih belum terkendali, sesuai dengan hadist nabi.
0 comments:
Post a Comment