Jakarta - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengemukakan
kebocoran data pada platform tunggal PeduliLindungi berpotensi mengancam
keselamatan banyak orang.
"PeduliLindungi jadi salah satu sistem
penting untuk digunakan dalam transisi pandemi ke epidemi. Kemungkinan
kita akan hidup dengan virus ini dalam waktu cukup lama," kata Budi
Gunadi Sadikin saat menghadiri ungkap kasus tindak pidana ilegal akses
data vaksinasi di Mapolda Metro Jaya yang dipantau melalui YouTube Polda
Metro Jaya, Jumat.
Budi mengatakan virus Corona diperkirakan
terus berdampingan dengan masyarakat Indonesia dalam jangka waktu lama.
"Virus ini ada yang hidup setahun, lima tahun bahkan ratusan tahun
seperti polio," katanya.
Untuk itu pemerintah mempersiapkan aplikasi PeduliLindungi agar masyarakat bisa hidup dengan virus tanpa khawatir jatuh sakit.
Budi
mengatakan aplikasi PeduliLindungi diuji coba dalam enam sektor
aktivitas, di antaranya perdagangan, pendidikan, transportasi,
keagamaan, pariwisata dan olahraga.
"Ini dibangun berbasis
teknologi informasi menggunakan PeduliLindungi yang punya tiga fungsi
besar, pertama skrining karena terkoneksi ke sistem database kita, kedua
fungsi penelusuran, kalau terpapar bisa dilacak siapa saja yang ada di
sekitarnya dan ketiga fungsi prokes seperti pengaturan jarak," katanya.
Budi
mengapresiasi upaya Polda Metro Jaya dalam mengidentifikasi dan
menyelesaikan kasus yang berkaitan dengan tindak pidana ilegal data
vaksin.
"Saya sedih sekali melihat ini. Saya terima kasih ke
Polda Metro Jaya bisa mengidentifikasi dan menyelesaikan ini dengan
baik," ujarnya.
Budi mengatakan tindakan pelanggaran elektronik juga kerap dialami nasabah perbankan di Indonesia.
"Kalau
perbankan, korbannya satu (nasabah), tapi karena ini (aplikasi
PeduliLindungi) orangnya lolos, yang kena tidak hanya satu, tapi
orang-orang di sekitarnya, bisa keluarga, bahkan orang se-Indonesia,"
katanya.
Budi mengatakan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 memiliki kemampuan bereplikasi sangat cepat.
"Kelipatannya (replikasi) besar sekali. Virus ini bereplikasi bisa delapan orang dalam sehari," katanya.
0 comments:
Post a Comment