Saturday 23 October 2021

Impor Pangan dan Dana Desa yang Tak Berbekas Picu Kemiskinan 27 Juta Petani Berlanjut

 

Sekitar 60 persen penduduk Indonesia terhubung dengan petani yang rata- rata pendapatannya 1,25 juta rupiah per bulan dengan empat orang per kepala keluarga.

» Kalau 100 triliun rupiah digunakan untuk industri pangan, bisa untuk menyerap 40 juta ton produksi Mocaf, sagu, dan umbi-umbian.

JAKARTA - Kebijakan impor bahan pangan akan terus memiskinkan sekitar 27 juta petani di Indonesia. Sebab dengan impor, harga produksi petani terus merosot sehingga pendapatan mereka yang hanya sekitar 1,25 juta rupiah perbulan sulit meningkat. Apalagi rumah tangga petani terdiri dari empat orang

Sementara itu, devisa yang digunakan untuk impor bahan pangan, seperti terigu yang mencapai 37 triliun rupiah per tahun, kalau dialokasikan untuk membeli produk pertanian dalam negeri maka bisa meningkatkan pendapatan para petani.

Berdasar sensus Badan Pusat Statistik (BPS) 2018 total rumah tangga pertanian berjumlah 27,68 juta rumah tangga petani. Dan berdasarkan sensus 2013 pendapatan petani perbulan 1,25 juta rupiah.

Rata-rata petani Indonesia memiliki 0,66 hektar lahan, artinya pendapatan petani perbulan tidak lebih dari 800 ribu rupiah. Dan 60 persen dari petani hanya menguasai 1.000 m2 artinya pendapatan tidak lebih dari 150 ribu rupiah perbulan.

Dewan Pembina Institut Agroekologi Indonesia (Inagri), Ahmad Yakub, yang diminta pandangannya, Jumat (22/10), mengatakan selain devisa untuk impor, dari belanja negara melalui dana desa yang mencapai sekitar 73 triliun rupiah tiap tahun bisa dioptimalkan untuk menyerap produk-produk petani. Dana tersebut lebih efektif jika dikelola oleh Badan Pangan dan digunakan menyerap produk pertanian, seperti mocaf, sagu, dan umbi-umbian guna menyubstitusi produk impor seperti terigu.

"Kalau 100 triliun rupiah digunakan untuk industri pangan, bisa untuk menyerap 40 juta ton produksi mocaf, sagu, dan umbi-umbian sehingga petani tidak mengalami kemiskinan berkelanjutan. Apalagi sekitar 60 persen penduduk Indonesia terkait dengan petani. Bayangkan kalau 60 persen penduduk kita dibeginikan," kata Yakub.

Dihubungi terpisah, Guru Besar Sosiologi Ekonomi dari Universitas Airlangga, Surabaya, Bagong Suyanto, mengatakan kemerosotan pertanian akibat serbuan komoditas impor akan berdampak luas pada kemiskinan masyarakat.

"Selain faktor struktural yang tidak ramah, kemiskinan juga karena kebijakan pemerintah bersifat meritokratis atau kondisi di mana tidak ada yang berpihak untuk melindungi kaum miskin," kata Bagong.

Kemudahan impor menyebabkan pasokan barang dari luar negeri lebih besar dari ekspor barang, sehingga makin memberatkan program penanggulangan kemiskinan. Apalagi banyak barang yang diimpor, sebenarnya bisa diproduksi dalam negeri.

Akibatnya saat panen, petani yang seharusnya untung, malah jadi rugi. Memang perlu ada keberpihakan untuk mendukung petani sendiri. Kalaupun produksi pertanian kita belum surplus untuk dieskpor, setidaknya dapat memenuhi kebutuhan sendiri.

"Bukan malah kalah bersaing dengan impor yang semakin lama volumenya semakin besar," kata Bagong.

Semakin Merosot

Sementara itu, Pakar Sosiologi Ekonomi dari Universitas Brawijaya Malang, Imron Rozuli, mengatakan akibat kalah dari produk impor, pertanian rakyat mengalami stagnasi dan kemerosotan sehingga warga perdesaan semakin dekat dengan kemiskinan.

"Hal ini karena pertanian menjadi bagian sektor yang makin dipinggirkan dan tidak dioptimasi untuk tumbuh. Hampir seluruh PDRB di level daerah pertumbuhannya negatif. Di samping itu, nilai tukar petani tetap rendah," kata Imron.

Wakil Presiden, Ma'ruf Amin, dalam sebuah acara di Jakarta, Jumat (22/10), mengakui kalau kemiskinan ekstrem tidak akan selesai hanya dengan pemberian bantuan sosial (bansos).

"Upaya pemberdayaan ekonomi juga harus ikut digerakkan dalam upaya penyelesaian kemiskinan dan kemiskinan ekstrem di berbagai daerah," kata Wapres.

Pemberdayaan ekonomi masyarakat itu salah satunya dengan mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di daerah. "Di sinilah peran penting UMKM yang selama ini telah berperan menjadi tulang punggung perekonomian nasional," kata Wapres.

Peneliti Mubyarto Institute, Awan Santosa, dalam kesempatan lain mengatakan pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 11 persen pada mocaf dan di sisi lain bea masuk impor terigu 0 persen upaya melakukan diversifikasi pangan melalui substitusi impor pangan ke tepung lokal gagal.

Di negara lain, katanya, tarif impor terigu (gandum) dipatok cukup tinggi, seperti Thailand 40 persen dan Bangladesh 15-20 persen. "Kalau terus begini, jebakan kebergantungan pada pangan impor masih berkepanjangan," kata Awan.

Impor pangan, tambahnya, memiskinkan petani lokal dan menguntungkan petani negara importir.

Share:

0 comments:

Post a Comment

UCAPAN IDUL FITRI 1445 H

UCAPAN IDUL FITRI 1445 H

DPRD BENGKULU

DPRD BENGKULU

Sekretariat DPRD Kota Cilegon

Sekretariat DPRD Kota Cilegon

PERKIM KOTA CILEGON

PERKIM KOTA CILEGON

SEKRETARIAT DPRD KOTA CILEGON

SEKRETARIAT DPRD KOTA CILEGON

Sekretariat DPRD Tangerang

Sekretariat DPRD Tangerang

DPRD KOTA SERANG

DPRD KOTA SERANG

DINAS PEMDIDIKAN KOTA SERANG

DINAS PEMDIDIKAN KOTA SERANG

segenap Crew Mohon Maaf Lahir Dan Batin

segenap Crew Mohon Maaf Lahir Dan Batin

BAPENDA PROVINSI BANTEN

BAPENDA PROVINSI BANTEN

PEMERINTAH TANGERANG

PEMERINTAH TANGERANG

DPRD SIDOARJO IDUL FITRI 1445 H

DPRD SIDOARJO IDUL FITRI 1445 H

Dinas Pendidikan Kota Serang ISRA MIRAJ 1445 h

Dinas Pendidikan Kota Serang ISRA MIRAJ 1445 h

Jadilah Perbedaan Menjadi Kekuatan

Jadilah Perbedaan Menjadi Kekuatan

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

PERTAMINA 2024

PERTAMINA 2024

Penawaran Kerja Sama

TV KONTAK BANTEN

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI
Media yang kuat butuh rakyat yang terlibat, mengelola kebebasan dengan bertanggung jawab._ Najwa Shihab

SILAKAN PASANG IKLAN KLIK

SELAMAT HUT KORPRI 2023

SELAMAT HUT KORPRI 2023

KONTAK MEDIA GROUP

KONTAK MEDIA GROUP

BACA BERITA BIKIN PAS DI HATI YA DI SINI !!

BAPENDA PROVINSI BANTEN HARI PERS 2024

PEMERINTAH BANYUWANGI

PEMERINTAH BANYUWANGI

TALK SHOW MENCARI PEMIMPIN SEJATI

TALK SHOW MENCARI PEMIMPIN SEJATI

INFO CPNS DAN PPPK 2023 KLIK

PESAN MAKANAN ENGAK RIBET

MOTO KAMI


BERBUAT BAIK TERHADAP SESAMA SESUNGGUHNYA UNTUK KEBAIKAN DIRI KITA

HARI KETERBUKAAN INFORMASI 2023

HARI KETERBUKAAN INFORMASI 2023

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

RESOLUSI TAHUN 2024

RESOLUSI TAHUN 2024

INFO DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR) RI

KEMENTRIAN BUMN

KEMENTRIAN BUMN

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

ENERGI KOLOBORASI

ENERGI KOLOBORASI

Bergerak TAK TERBATAS

Bergerak TAK TERBATAS

PEMERINTAH SUBANG JABAR

PEMERINTAH SUBANG JABAR

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

SENYUM ADALAH IBADAH

SENYUM ADALAH IBADAH

PEMERINTAH BIRIEUN ACEH

PEMERINTAH BIRIEUN ACEH

SELAMAT DAN SUKSES

SELAMAT DAN SUKSES

Bergerak Tumbuh Bersama

Bergerak Tumbuh Bersama

Berbuat Baiklah Karena Senyum Pun Ibadah

Berbuat Baiklah Karena Senyum Pun Ibadah

SELALU BERBUAT UNTUK BANGSA

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Mau Kirim Tulisan Artikel Klik aja

MOTO KAMI


Sekecil APAPUN Yang Anda Perbuat Akan Menjadikan Cermin Kami untuk Maju

BARCODE INFO KERJA KLIK

Silakan Pesan Buku Catatan Kehidupan Ali

Berita Populer

PEMERINTAH JAWA TIMUR

PEMERINTAH JAWA TIMUR

PEMERINTAH JAWA TENGAH

PEMERINTAH JAWA TENGAH

INFO KPK

INFO KEJAKSAAN RI

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

HUT RI KE 78 2023

HUT RI KE 78 2023

BANGKIT LEBIH KUAT

BANGKIT LEBIH KUAT

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

PEMERINTAH TANGERANG

PEMERINTAH TANGERANG

SELAMAT HUT BAWASLU REPUBLIK INDONESIA

BERGERAK DAN BERGERAK

Portal Kementrian Kemlu Indonesia

Seputar Parlemen

INFO KPK JAKARTA

INFO ICW NASIONAL KLIK

Salam Damai Untuk Indonesia

Layanan Kota Tangerang Selatan BPHTB

Kementrian

Susunan Redaksi

Kementrian PU

Support