Wednesday, 23 February 2022

Perlu Terobosan Besar Atasi Kelangkaan Kedelai

  


 Dengan kekuasaan yang tidak terkonsolidasi, Indonesia sangat rawan hadapi krisis pangan.

» Kalau tidak selevel Menko, Kepala Badan Pangan akan sulit bergerak, kalau menteri tidak setuju maka kebijakan akan stagnan.

JAKARTA - Pernyataan Kementerian Pertanian yang menargetkan produksi satu juta ton kedelai tahun ini guna mencukupi kebutuhan nasional dan tidak bergantung pada pasokan impor dinilai sebagai teriakan yang kesiangan. Kementan menyampaikan target tersebut setelah pengusaha tahu-tempe sudah mogok akibat harga bahan baku yang mencekik.

Atas persoalan pangan yang terus terulang tiap tahun itu, kehadiran Badan Pangan Nasional yang pimpinannya baru dilantik Presiden diharapkan menjadi solusi bagi karut-marutnya tata kelola pangan.

Harapan besar masyarakat pada Arief Prasetyo Adi sebagai Kepala Badan Pangan Nasional sangat wajar. Namun, dia tidak akan efektif bekerja jika posisinya tidak setara dengan Menteri Koordinator (Menko) karena yang akan dia atur selevel menteri seperti Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan.

Dengan kekuasaan pangan yang terpecah belah dan tidak terkonsolidasi maka sangat rawan bagi Indonesia menghadapi krisis pangan seperti kedelai saat ini karena negara eksportir pasti mengutamakan pasar dalam negeri mereka.

Sementara itu, kedelai sebagai sumber protein bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, kalau dibiarkan langka maka gizi rakyat akan terbengkalai, sehingga tingkat stunting tetap tinggi. Jika kondisi tersebut terus dibiarkan, Indonesia berpotensi menjadi terbelakang kembali seperti negara-negara di Afrika.

Pembiaran tata kelola pangan itu sangat kontras dengan yang dilakukan Tiongkok dalam 20 tahun terakhir. Industri mereka maju karena mempunyai program mandiri pangan.

Badan Pangan Nasional harus menghentikan semua praktik oligarki di mana kekuasaan pangan yang semakin merajalela dengan rent seeking yang akan membunuh rakyat.

Pada akhirnya, masyarakat yang kurang gizi sangat rentan terhadap penyakit, sehingga beban Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan terus membengkak.

Pemerintah harus mengemis utang 14 miliar dollar AS dan digunakan secara boros sehingga negara akan mati perlahan. Untuk makan saja harus membeli dari luar negeri dan itu pun dibayar menggunakan devisa dari utang.

Guru Besar Ekonomi Pertanian UGM, Masyhuri, saat diminta pandangannya mengatakan negeri Nusantara diberi kesuburan dan curah hujan tinggi, tetapi tidak dioptimalkan dengan menanam komoditas yang sangat dibutuhkan dalam negeri, sehingga akhirnya tidak berdaya setelah komoditas impor mengalami gangguan produksi atau distribusi.

Di tengah kesulitan keuangan, ratusan triliun utang negara tidak ditagih padahal kalau ditagih bisa digunakan untuk bercocok tanam dan buat modal untuk makan. Satgas Penagihan Piutang Negara BLBI tidak ada gaungnya karena penegakan hukum tidak dijalankan secara adil.

Masalah mendasar seperti itu yang tidak diselesaikan secara holistik dan tuntas. Penagihan piutang tidak digenjot, tapi malah mau menaikkan tarif pajak yang menyasar masyarakat ekonomi bawah sehingga makin memperumit masalah.

Perlunya Badan Pangan diberi kewenangan yang luas dan koordinatif karena tidak menutup kemungkinan harga kedelai dunia bisa terus meroket jika terjadi persaingan permintaan dan masih ada masalah logistik khususnya pengapalan. Sebab itu, pemerintah jangan terlalu bergantung pada pedagang dan pengusaha.

Rakyat, kata Masyhuri, jangan dibiarkan dengan kapasitas produksinya yang terbatas hanya ratusa ribu ton, sementara kebutuhan sekitar 3-4 juta ton. "Ini sulit dikejar dan tentu perlu waktu," katanya.

Masalah pangan, katanya, sangat kompleks dari hulu ke hilir dan tersebar di banyak kementerian. Kalau tidak selevel Menko, Kepala Badan Pangan akan sulit bergerak, misalnya kalau menteri tidak setuju dan tidak sejalan maka kebijakan akan stagnan.

"Kepala Badan Pangan mesti menunjukkan taringnya dengan segera menyelesaikan masalah kelangkaan minyak goreng dan kedelai," kata Masyhuri.

Swasembada Kedelai

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, Adik Dwi Putranto, sebelumnya mengatakan gejolak di tingkat produsen tahu dan tempe tidak terulang setiap tahun kalau pemerintah serius mewujudkan program swasembada kedelai dalam negeri.

"Swasembada pangan adalah hal mutlak yang harus dicapai sebuah negara untuk menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri," kata Adik.

Ia mengatakan, saat ini harga kedelai impor kembali melonjak menjadi 11 ribu rupiah per kilogram (kg) dari harga normal 9 ribu rupiah per kg. Akibatnya, terjadi gejolak pada perajin tahu dan tempe hingga mereka melakukan aksi mogok produksi.

Menurut Adik, komitmen mewujudkan swasembada kedelai bisa dimulai dengan membuat peta besar peningkatan produksi kedelai nasional secara terukur. Namun, dari data yang ada menunjukkan produksi kedelai dalam negeri justru terus menurun.

Di Jawa Timur, misalnya, pada 2018 produksi kedelai mencapai sekitar 240 ribu ton, lalu turun pada 2019 menjadi sekitar 120 ribu ton. Pada 2020, produksi kedelai bertambah turun menjadi 57.235 ton, padahal konsumsi kedelai Jatim tahun 2020 mencapai 447.912 ton.

"Artinya, program swasembada kedelai yang didengung-dengungkan pemerintah tidak jalan. Produksi kedelai justru semakin turun dan defisit kian tinggi. Harusnya, pemerintah memiliki strategi yang terukur melalui peningkatan produksinya dalam negeri setiap tahun," katanya

Share:

0 comments:

Post a Comment

Selamat HUT Byangkara Ke 79

Selamat HUT Byangkara Ke 79

DPRD KAB SERANG SELAMAT HUT BYANGKARA KE 79

DPRD KAB SERANG SELAMAT HUT BYANGKARA KE 79

BERBUAT BAIKLAH SESUNGUHNYA UNTUK DIRI KITA

BERBUAT BAIKLAH SESUNGUHNYA UNTUK DIRI KITA

DINAS PENDIKAN BANTEN SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL

DINAS PENDIKAN BANTEN SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL

Silakan Klik Kerja sama Publikasi

MOTO KAMI


Cermat Cerdas Tepat Dalam Informasi Menjadi Media Inpendent Berita Tanpa Intervensi

Unsur Pimpinan DPR RI 2024 2029

Ucapan Selamat Pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serang

Ucapan Selamat Pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serang

PT KONTAK MEDIA PERSADA GROUP KLIK

Aku Tahu Apa Yang Kau Suka ?

Aku Tahu Apa Yang Kau Suka ?

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

BUMN PEDULI BANGSA

BUMN PEDULI BANGSA

Penawaran Kerja Sama

TV KONTAK BANTEN

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI
Media yang kuat butuh rakyat yang terlibat, mengelola kebebasan dengan bertanggung jawab._ Najwa Shihab

SILAKAN PASANG IKLAN KLIK

IBU KOTA NUSANTARA

IBU KOTA NUSANTARA

KONTAK MEDIA GROUP

BACA BERITA BIKIN PAS DI HATI YA DI SINI !!

INFO CPNS DAN PPPK 2025 KLIK

PESAN MAKANAN ENGAK RIBET

MOTO KAMI


BERBUAT BAIK TERHADAP SESAMA SESUNGGUHNYA UNTUK KEBAIKAN DIRI KITA

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

INFO DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR) RI

KEMENTRIAN BUMN

KEMENTRIAN BUMN

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

ENERGI KOLOBORASI

ENERGI KOLOBORASI

Bergerak TAK TERBATAS

Bergerak TAK TERBATAS

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

SENYUM ADALAH IBADAH

SENYUM ADALAH IBADAH

SELAMAT DAN SUKSES

SELAMAT DAN SUKSES

Bergerak Tumbuh Bersama

Bergerak Tumbuh Bersama

SELALU BERBUAT UNTUK BANGSA

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Mau Kirim Tulisan Artikel Klik aja

MOTO KAMI


Sekecil APAPUN Yang Anda Perbuat Akan Menjadikan Cermin Kami untuk Maju

BARCODE INFO KERJA KLIK

Silakan Pesan Buku Catatan Kehidupan Ali

Berita Populer

INFO KPK

INFO KEJAKSAAN RI

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

BANGKIT LEBIH KUAT

BANGKIT LEBIH KUAT

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

BERGERAK DAN BERGERAK

Seputar Parlemen

INFO KPK JAKARTA

INFO ICW NASIONAL KLIK

Salam Damai Untuk Indonesia

Layanan Kota Tangerang Selatan BPHTB

Kementrian

Susunan Redaksi

Kementrian PU

Support