Bekasi ( Kontak Banten) – Terdapat beberapa unsur seni dan budaya yang diangkat pada film KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Desa Penari, salah satunya mengenalkan Tari Gandrung yang berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur.
“Selama itu buat baik untuk masyarakat kenapa tidak, artinya saya sebagai anggota DPRD kota Bekasi mendorong pemerintah kota Bekasi, untuk membuat kegiatan-kegiatan yang sifatnya untuk melestarikan budaya-budaya yang ada di Indonesia dan maupun yang ada di kota bekasi,” tuturnya saat menghadiri acara Halal Bihalal keluarga besar Paguyuban TNI-Polri Putu Warok Ponorogo (Patripurogo) Se-Jabodetabek, di Lapangan Bola Pondok Gede, Jalan Raya Jatiwaringin, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (29/5/2022).
Jadi sambung Faisyal, artinya kami akan mendorong, nah apalagi kalau memang bisa di filmkan. Kan sudah banyak kemarin contoh, itu film KKN di desa penari, itu kan salahsatu nya mengangkat budaya di Banyuwangi kalau tidak salah ya.
“Inipun tidak ada salahnya kalau memang nanti ada pemodal atau pemilik saham tertarik ingin membuat film, kenapa tidak menurut saya gitu. Mungkin saya akan mendorong lewat para pelaku-pelaku seni nanti yang ada di kota Bekasi, khususnya,” terang Faisyal.
Ahmad Faisyal juga mengapresiasi kegiatan Halal Bihalal yang digelar oleh keluarga besar Paguyuban TNI-Polri Putu Warok Ponorogo (Patripurogo) Se-Jabodetabek itu.
“Artinya yang pertama saya mengapresiasi kegiatan hari ini. Ini bagian salahsatu yang pertama, melestarikan budaya Indonesia melalui Reog Ponorogo. Yang kedua ini salahsatu acara untuk mempererat hubungan kekerabatan antar warga Ponorogo yang ada di kota bekasi,” ujarnya.
Jadi lanjutnya lagi, memang terus harus kita lakukan kegiatan-kegiatan seperti ini, itu tadi selain kita melestarikan budaya dan tentunya mempererat hubungan silaturahmi antar warga Ponorogo yang ada di Kota Bekasi dan seluruh warga Kota Bekasi dan ini kedepan perlu terus kita lestarikan kegiatan-kegiatan seperti ini.
Harapannya, semua warga Ponorogo yang ada di kota Bekasi bisa saling mengenal, tentunya yang pertama. Dan makin erat hubungannya dan yang kedua, ini bagian salah satu contoh kita melestarikan budaya-budaya yang ada Indonesia.
“Nah harapannya supaya semua warga negara Indonesia khususnya warga kota Bekasi tidak pernah melupakan budaya-budaya yang ada di Indonesia ini,” tutup Faisyal.
Dikesempatan yang sama Ketua Umum Patripurogo Jumeno mengatakan, hari ini kita mengadakan Halal Bihalal keluarga besar Patripurogo yang ada di Jabodetabek.
“Dan, hari ini hiburannya yaitu, Reog Singo Mudho Patripurogo dan Campursari Mulyo Laras Patripurogo,” jelas Jumeno.
Untuk tamu undangan sambung Jumeno, yang sudah hadir Kadispora kota Bekasi, dari Perangkat Desa, termasuk kepala desa maupun camat, Insyaallah Wali Kota Bekasi Pak Tri Adhianto juga mau hadir.
Jumeno juga menyampaikan bahwa, visi misi Patripurogo yaitu sosial dan budaya, jadi kita melestarikan budaya Reog yang asli dari Ponorogo yang notabene sekarang ini lagi didaftarkan ke UNESCO dari barang tak benda.
“Patripurogo berdiri pada 19 Januari 2019, itu kita resmikan di Taman mini. Jadi kita tiga pilar, gabungan antara TNI-Polri sama sipil,” terang Jumeno.
Jumeno berharap, untuk keluarga besar kedepannya lebih solid kompak guyub dukung, karena kita menghadapi dinamika ataupun paguyuban yang saat ini mulai berkembang pesat dan di Jabodetabek sendiri ini Paguyuban sudah banyak, bukan Patripurogo saja.
“Cuma kita disini, Patripurogo ini halal bihalal yang kedua. Yang pertama kemarin di kampung Ponorogo Jawa timur, itu sama menghadirkan juga Reog Singo Mudho Patripurogo dan Campursari. Kalau di Ponorogo kemarin acaranya ada di daerah Siman,” pungkasnya.
0 comments:
Post a Comment