![]() |
Cendikiawan Muda Yudi Latif dalam
Seminar Kebangsaan DPP Partai Nasdem bertajuk “Masa Depan Bangsa di
Tengah Maraknya Politik Identitas” di Ballroom Hotel Sultan, Jakarta,
Kamis (16/6) |
JAKARTA ( Kontak Banten) Politik Identitas masih menjadi momok perpolitikan nasional pada Pilpres 2024.Namun, upaya untuk menghilangkan politik identitas ini agaknya masih
terkatung-katung lantaran masih diterapkannya sistem pengelompokan
partai politik yang mengakibatkan polarisasi.
“Contohnya, mana
ada di negara sistem presidensialisme harus dibatasi dengan Presidential
Threshold?” kata Cendikiawan Muda Yudi Latif dalam Seminar Kebangsaan
DPP Partai Nasdem bertajuk “Masa Depan Bangsa di Tengah Maraknya Politik
Identitas” di Ballroom Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (16/6).
Menurut Yudi Latif, adanya Presidential Threshold 20 persen
itu semakin membuka peluang terjadinya polarisasi. Itu lantaran akan
terjadi pengelompokan politik yang semakin tajam karena tingginya ambang
batas pencalonan presiden.
“Lama-lama orang yang merasa tadinya di antara kita ada sedikit beda, tapi masih ada yang bisa kita lakukan bareng-bareng, tapi begitu terjadi suatu pengelompokan politik yang tajam lama-lama orang berpikir emang beda kita ini?” sesalnya.
Padahal, kata Yudi Latif, Indonesia memiliki falsafah Pancasila yang bisa menyatukan perbedaan dan mencari titik temu antar elemen bangsa.
“Bineka tunggal Ika itu suatu yang dimiliki Indonesia yang sangat khas. Kita mengakui adanya perbedaan di antara kita tetapi kita juga selalu mencari titik-titik persamaan,” pungkasnya.
Turut hadir dalam Seminar Kebangsaan DPP Partai Nasdem tersebut antara lain Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra, Ketua Departemen Pendidikan LHKP PP Muhammadiyah Alfan Alfian, dan Ketua PBNU Abu Yazid
“Lama-lama orang yang merasa tadinya di antara kita ada sedikit beda, tapi masih ada yang bisa kita lakukan bareng-bareng, tapi begitu terjadi suatu pengelompokan politik yang tajam lama-lama orang berpikir emang beda kita ini?” sesalnya.
Padahal, kata Yudi Latif, Indonesia memiliki falsafah Pancasila yang bisa menyatukan perbedaan dan mencari titik temu antar elemen bangsa.
“Bineka tunggal Ika itu suatu yang dimiliki Indonesia yang sangat khas. Kita mengakui adanya perbedaan di antara kita tetapi kita juga selalu mencari titik-titik persamaan,” pungkasnya.
Turut hadir dalam Seminar Kebangsaan DPP Partai Nasdem tersebut antara lain Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra, Ketua Departemen Pendidikan LHKP PP Muhammadiyah Alfan Alfian, dan Ketua PBNU Abu Yazid
0 comments:
Post a Comment