TURUN ke bawah dan memperluas basis-basis di akar rumput menjadi tema
dan target utama dalam politik elektoral, tidak hanya partai politik,
bahkan dua calon presiden meminta semua komponen pendukungnya untuk
turun dan menyentuh langsung masyarakat akar rumput.
Pasalnya jumlah suara, mobilitas, serta sikap politik yang berada di akar rumput sangat menentukan kemenangan setiap kontestan.
Lalu siapa akar rumput itu? Akar rumput adalah kalangan yang berasal
dari struktur bawah negara, yakni kalangan menengah ke bawah bahkan
potensi dan sikapnya secara politik dapat dianggap otonom. Kalangan ini
dianggap sebagai antitesis elit negara yang berkuasa secara ekonomi
politik.
Gerakan akar rumput adalah gerakan yang menguatkan basis di wilayah
teritori bawah, atau komunitas di sektor-sektor tertentu sebagai basis
gerakan politik, sosial, budaya atau ekonomi. Partisipasi gerakan akar
rumput selalu diimpikan dalam demokrasi, karena gerakan dan partisipasi
politik akar rumput merupakan kontrol dari elitisme elit dalam politik
kekuasaan.
Untuk memahami pengorganisasian akar rumput dalam politik elektoral,
penting untuk mendefinisikan dan membedakannya dari kapasitas advokasi
lainnya. Sebab karakteristik dan ekspektasi akar rumput dalam politik
elektoral cenderung beragam.
Oleh karena itu, proses membangun kekuatan dengan melibatkan
konstituen/akar rumput dalam mengidentifikasi dan mencari solusi untuk
target tertentu itu menjadi sangat penting, sebab salah satu
karakteristik dari gerakan politik akar rumput lebih eksistensial dengan
bottom-up, daripada pengambilan keputusan dari atas ke bawah, dan
kadang-kadang dianggap lebih alami atau spontan daripada struktur
kekuatan yang lebih tradisional.
Gerakan akar rumput juga, menggunakan self-organising, mendorong komunitasnya untuk berkontribusi dengan mengambil tanggung jawab dan tindakan untuk komunitas mereka.
Merebut suara akan rumput juga tidak semata-mata hanya untuk meraup
suara, namun hal yang paling penting bagi rakyat akar rumput adalah
terhadap pemilu dan demokrasi yaitu impian besar merubah pemilu yang
elitis menjadi pemilu partisipatif dan inklusif.
Secara politik, ekspektasi akar rumput terhadap politik elektoran
berbeda dengan perjuangan politik mereka yang bersifat idiologis, namun
pada komunitas akar rumput tertentu, politik elektoral di jadikan
sebagai posisi tawar untuk perjungan agenda politik mereka.
Paling tidak ada tiga karakteristik dan prilaku politik akar rumput
dalam partisipasi dan menyikapi politik alektoral, pertma: sikap
pragmatis, sikap rasional, dan sikap ideologis.
Mari berkontestasi dengan riang.
Sindu Adi Pradono SH
Direktur Gerakan Relawan Tanpa Warna
0 comments:
Post a Comment