MERAYAKAN Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-77, Ketua Umum
Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Teguh Santosa membacakan naskah
proklamasi kemerdekaan di arena Car Free Day (CFD) di Jalan Jenderal
Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu pagi (14/8). Ketika membacakan naskah proklamasi itu, Teguh didampingi paduan suara
dari SMA 23 Jakarta yang menghiringi dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan
Indonesia Raya dan beberapa lagu nasional serta lagu daerah lainnya.
Warga ibukota yang sedang melakukan berbagai aktivitas di arena CFD
menyaksikan pembacaan naskah proklamasi itu.
Prosesi pembacaan
naskah proklamasi kemerdekaan RI ini adalah bagian dari serangkaian
kegiatan yang digagas Komunitas Kolaborasi pimpinan Sonny Muhammad
menjelang puncak HUT Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus nanti.
Kegiatan ini dimulai Sonny dan kawan-kawan sejak tanggal 31 Juli lalu.
Seperti nama kelompoknya, Sonny menggandeng banyak pihak
untuk berkolaborasi menanamkan kembali semangat kemerdekaan di tengah
masyarakat Indonesia. Selain siswa sekolah dan kelompok pemuda, ia juga
merangkul kalangan artis dan aktivis, serta anggota masyarakat lainnya.
Naskah
proklamasi kemerdekaan Indonesia ini terbilang unik. Singkat, hanya
terdiri dari 24 kata, dalam dua paragraph. Dipuji sebagai susunan
kata-kata yang memiliki kemampuan menghipnotis pembaca dan pendengarnya,
atau Hypnotic Language Pattern. Walau singkat, namun daya hipnosisnya
memang terbukti mampu menyatukan belasan ribu pulau di gugusan Nusantara
dan membangkitkan semangat berjuta-juta rakyatnya untuk merdeka.
Barangkali inilah naskahNaskah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia disusun oleh Sukarno,
Mohammad Hatta, dan Achmad Subardjo pada malam hari 16 Agustus 1945 di
rumah petinggi militer Jepang, Laksamana Maeda Tadashi, di Menteng.
Ketika itu Bung Karno dan Bung Hatta baru saja “dibebaskan” kelompok
pemuda yang sempat “menculik” mereka dan “menyandera” mereka di rumah
keluarga Djiaw Kie Siong di Rengas Dengklok, Karawang. Rumah Laksamana
Maeda Tadashi itu kini telah menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi.
Sebelum membacakan naskah proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia, Teguh mengatakan, membaca naskah itu adalah hal yang mudah
untuk dilakukan. Namun harus diingat, naskah proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia itu adalah puncak dari perjuangan yang telah
dilakukan para founding fathers Indonesia di masa lalu.
“Naskah
proklamasi yang akan saya bacakan tentu sangat singkat. Dan
membacakannya tentu hal yang mudah. Tetapi saya ingin mengajak kita
semua untuk memikirkan bahwa menyusunnya bukan sesuatu yang mudah,” ujar
Teguh Santosa.
“Dan, membuktikan isinya, tentu jauh lebih
sulit. Artinya, mengisi kemerdekaan tentu jauh lebih sulit daripada
sekadar membacakan naskah proklamasi. Semoga kegiatan kita membawa
manfaat dan membuat kita semua ingat kembali pada cita-cita luhur
kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia,” ujarnya. tersingkat di dunia yang mampu membebaskan dan memerdekakan suatu bangsa yang besar.Teguh yang mengenakan sweater biru dan mengikatkan bandana Komunitas
Kolaborasi di kepalanya membacakan naskah proklamasi itu tanpa teks
dengan menggunakan toa pengeras suara. Di akhir pembacaan naskah
proklamasi kemerdekaan, ia meneriakkan salam merdeka tiga kali dan
disambut meriah para pendengarnya.
Penulis adalah pemerhati sejarah dan anggota Dewan Pakar JMSI.
0 comments:
Post a Comment